Pengertian Profesional Guru KAJIAN TEORI

Banyak faktor yang diduga terkait dengan profesional guru. Kompetensi menutur Richard D. Kellough 1998 adalah : a. Guru harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan. b. Guru merupaka anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal profesional, melakukan dialog dengan semua guru, mengembangkan kemahiran metodologi, membina siswa dan mteri pelajaran. c. Guru memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-harapan dan prosedur yang terjadi di kelas. d. Guru adalah perantara pendidikan yang tidak perlu tahu segala- galanya, tetapi paling tidak tahu bagaimanadan dimana dapat memperoleh pengetahuan. e. Guru melaksanakan perilaku sesuai model yang diinginkan di depan siswa. f. Guru terbuka untuk berubah, berani mengambil risiko dan siap bertanggung jawab. g. Guru tidak berprasangka gender, membedakan jenis kelamin, etnis, agama, penderitaan cacat dan status sosial. h. Guru mengorganisasi kelas dan merencanakan pelajaran secara cermat. i. Guru merupakan komunikator-komunikator yang efektif j. Guru harus berfungsi secara efektif sebagai pengambilan keputusan. k. Guru harus secara konstan meningkatkan kemampuan, misalnyadalam strategi mengajar. l. Guru secara nyata menaruh perhatian pada kesehatan dan keselamatan siswa m. Guru harus optimis terhadap kondisi belajar siswa dan menyiapkan situasi belajar yang positif dan konstruktif. n. Guru memperlihatkan kepercayaan diri pada setiap kemampuan siswa untuk belajar o. Guru harus tampil dan adil dalam menilai proses dan hasil belajar siswa p. Guru harus memperlihatkan perhatian terus menerus dalam tanggung jawab profesional dalam setiap kesempatan. q. Guru harus terampil bekerja dengan orang tua atau wali, sesama guru administrator, dan memelihara hubungan baik sesuai etika profesional. r. Guru memperlihatkan minat dan perhatian luas tentang berbagai hal. s. Guru sebaiknya mempunyai humor yang sehat. t. Guru harus mampu mengenali secara cepat siswa yang memerlukan perhatian khusus. u. Guru harus berusaha melakukan usaha khusus untuk memperlihatkan bagaimana materi pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari v. Guru hendaknya dapat dipercaya baik dalam membuat perjanjia maupun kesepakatan. 7 Suharsimi arikunto mengatakan bahwa secara garis besar kompetensi guru dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi personal atau kepribadian guru adalah kemampuan guru untuk memiliki sikap atau kepribadian yang ditampilkan dalam perilaku yang baik dan terpuji, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri dan dapat menjadi panutan atau teladan bagi orang lain terutama bagi siswanya. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru yang berhubungan dengan partisipasi sosialnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, baik di tempat kerja maupun di tempat tinggalnya. Misalnya kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, sesama guru, kepala sekolah, orang tua, pegawai, tata usaha, dal lain- lain. Secara formal maupun informal. Kompetensi ini termasuk kemampuan berkomunikasi dan berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan di lingkungan sekitarnya. Kompetensi profesional adalah kemampuan yang terfokus pada pelaksanaan proses belajar mengajar dan terkait dengan hasil belajar siswa. 8 kelayakan mengajar, kesejahteraan, pembinaan profesi, perlindungan profesi, komitmen, serta kebijakan pemerintah. Menurut akadum dalam Hasan 2003 dunia guru mempunyai permasalahan yang sangat serius, yaitu profesi guru kurang menjamin kesejahteraan karena gajinya rendah. Hal ini menyebabkan banyak guru bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada. Pendapat yang sama dikemukakan Indra Djati Sidi, dalam mustafa 2004 bahwa loyalitas dan kinerja guru ditentukan oleh aspek-aspek yang menyangkut citramutu guru dan kesejahteraannya banyak contoh guru yang telah berhasil mengantarkan peserta didik mengenyam pendidikan dan penghasilan yang lebih tinggi. Namun demikian, kondisi ekonomi para guru pada umumnya masih sangat memprihatinkan dan tetap membutuhkan peningkatan kesejahteraan. Sekalipun 7 Sudarman Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung : ALFABETA, cv, 2013, cet ke-3. Hal. 57-58 8 Sudarman Danim, Profesionalisasi dan Etika..., Hal.58 demikian, yang cukup membanggakan dan seharusnya sekaligus menyentuh nurani pengambil kebijakan ialah mereka tetap kukuh dan bangga menjadi guru. kompas, 2005. Mereka bagaikan lilin yang tak pernah kunjung padam, dimana mereka lkhlas meleleh setelah alam sekitarnya sekitarnta tersinari sehingga menjadi terang dan lingkungan menjadi bermakna daam kehidupan umat manusia. Kemampuan profesional, sebagaimana dirumuskan oleh P3G yang meliputi kemampuan profesional guru yaitu: a. Menguasai bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan pendalaman aplikasi bidang study b. Mengelola program belajar mengajar c. Mengelola kelas d. Menggunakan media dan sumber e. Menguasai landasan-landasan pendidikan f. Mengelola interaksi balajar mengajar g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pendidikan h. Mengenal fungsi dan program bimbingan penyuluhan i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j. Memahami prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan mengajar 9 Sedangkan menurut Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuansecara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya. Sifat-Sifat guru yang baik dalam islam Selain sifat-sifat umum yang harus dimiliki guru sebagaimana disebutkan di atas, seorang guru juga harus memiliki sifat-sifat khusus atau tugas-tugas tertentu sebagaiberikut : Pertama, Jika praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid 9 Hadi Supeno, potret guru, Pustaka Sinar Harapan, anggota Ikapi, 1995 hal. 31 terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yangmendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru. Kedua, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orangalim berilmu, maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW.yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalankepada muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat pada Allah SWT. Namun hal ini bisa terjadi jika antaraguru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya. Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yangmendukung pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan kegiatanpengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang memadai. Ketiga, seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai pengarah danpenyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan diri kepada AllahSWT,Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam persaingan, perselisihan danpertengkaran dengan sesama guru lainnya. Keempat, dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan carayang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini terjadi dapat menimbulkan situasi yangtidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik. Kelima, seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yangbaik di hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. Keenam, seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanyaperbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuaidengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan bataskemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaranyang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat menimbulkan rasaantipati atau merusak akal muridnya. Ketujuh, seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di sampingmemahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya. Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya. Jika hal ini tidakdilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu. Kedelapan, seorang guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya. Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya. 10 Dari delapan sifat guru yang baik sebagaimana dikemukakan di atas, tampak bahwasebagiannya masih ada yang sejalan dengan tuntutan masyarakat modern. Sifat guruyang mengajarkan pelajaran secara sistematik, yaitu tidak mengajarkan bagian berikutnya sebelum bagian terdahulu dikuasai, memahami tingkat perbedaan usia,kejiwaan dan kemampuan intelektual siswa, bersikap simpatik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan, serta menjadi pribadi panutan dan teladan adalah sifat-sifat yangtetap sejalan dengan tuntutan masyarakat modern Ada beberapa syarat profesional yang harus dipenuhi agar dapat mengubah peran guru dan sangat berguna dalam pembinaan profesi guru. Menurut Hasan 2003, syarat-syarat tersebut meliputi: a. Harmonis antara perguruan tinggi dengan pembinaan sekolah, b. Meningkatkan bentuk rekrutmen calon guru, c. Program penataran yang berkaitan dengan praktik lapangan, d. Meningkatkan mutu pendidikan calon pendidik, e. Pelaksanaan supervisi, f. Peningkatan mutu menajeman pendidikan berdasarkan total quality management TMQ, g. Melibatkan peran serta masyarakat berdasarkan konsep link and matc, h. Pemberdayaan buku teks dan alat-alat pendidikan penunjang, i. Pengakuan mayarakat terhadap profesi guru, dan j. Kompetensi profesional yang positif dengan pemberian kesejahteraan yang layak dan memadai. 11 Faktor lain yang juga mempengaruhi profesional guru yang mencakup: a. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan yang saat ini masih setnngah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak yang terlibat, b. PGRI belum berfungsi sebagai organisasi profesi dalam meningkatkan profesional anggotany, c. Pusat Kegiatan Guru PKG dan kelompok Kerja Guru KKG yang memungkinkan para guru berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah- masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan pengajaran, dan d. Pengukuhan 10 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, Cet. I, 2000. Hal.95 - 99 11 Jurnal pendidikan dan kebudayaan, badan peneliti dan pengembang Depdiknas, 2004 hal. 706 program akta mengajar melaui peraturan perundangan Akadum dalam Hasan, 2003. Berkaitan dengan butir c dan d menurut penulis keberadaan PKG dan KKG tidak perlu dilegalkan sebagai pusat, namun akan lebih bermakna manakala pemberdayaan fungsi dan pengelolaan lebih ditingkatkan. 12

B. Pengertian Pembinaan Kompetensi Profesional Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai pustaka menjelaskan bahwa pembinaan berarti proses, perbuatan, cara membina, pembaharuan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperolah hasil yang baik. Menurut Saydam dalam Ismaun 1993:1 bahwa pembinaan adalah pembaharuan penyempurnaan atau usaha, tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Bila kegiatan pembinaan ini dilakukan terhadap guru, maka pembinaan akan memberikan makna agar guru lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam melaksanakan pembelajaran bagi profesinya sebagai pendidik. 13 Sedangkan menurut Casteter dalam Minarni 2001:47 menyatakan bahwa konsep pembinaan mengarah kepada a penerimaan dan kemapanan dalam arti upaya memelihara sikap, kemampuan, ketrampilan yang ada; b perbaikan yang mengacu kepada suatu aktifitas konstruktif yang bertujuan membentuk, menciptakan kualitas sesuatu menjadi baik atau proses restrukturisasi kualitatif sesuatu hal yang kurang memadai menjadi bentuk kualitas yang memadai; c pengembangan development dengan pengertian aktifitas peningkatan kualitas yan lebih baik atau memuaskan. 14 Pembinaan guru berarti sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembina lainnya, untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. 15 12 Ibid hal 707 13 Uun Machsunah, Pengaruh Pembinaan Guru Bidang Akademik dan Bimbingan Konseling Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran di SMA I Palimanan Kab. Cirebon, skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta, 2005. Hal 20 14 Uun Machsunah, Pengaruh Pembinaan Guru Bidang Akademik..., Hal.20 15 Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, Jakarta : Pustaka Jaya, 1995, hal. 12 Secara lebih luas pembinaan dapat diartikan sebagai upaya pengendalian secara profesional terhadap semua unsur mencakup pengaturan, kabijakan, tenaga penyelenggara, staf dan pelaksana, bahan dan alat atau material, biaya dan perangkat lainnya, agar unsur tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secana berdaya dan berhasil guna. 16 Pembinaan juga dapat diartinya sebagai upaya memelihara dan membawa sesuatu keadaan sebagaimana aslinya. 17 Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa pembinaan kompetensi profesional guru adalah serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional, dimana layanan tersebut diberikan oleh orang ahli kepala sekolah, pengawas, organisasi dan ahli lainya kepada guru dengan maksud untuk memperluas wawasan dan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan menumbuhkan sikap profesionalismenya sehingga dapat lebih memaksimalkan pembelajaran dan pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik. Agar bisa membina efektif, pemimpin harus aktif bekerja sama dengan para personil atau anggota yang ada di dalamnya.

C. Tujuan dan Fungsi Pembinaan Kompetensi Profesional Guru

Program pembinaan profesionalisme guru yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan dan membina guru agar memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas profesinya, dedikasi yang tinggi, serta kemampuan disiplin yang baik. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam latihan atau pembinaan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau lembaga pendidikan, adalah : a. Meningkatkan pengetahuan knowledge, kemampuan ability, dan keterampilan skill guru dalam menjalankan tugasnya masing- masing. b. Menanamkan pengetahuan yang sama mengenai suatu tugas dalam kaitanya dengan yang lain untuk mewujudkan tujuan sekolah yang hendak dicapai. 16 Djuju Sudjana, Managemen Program Pendidikan, Bandung : falah Production, 2000 cet. ke-3, hal. 223 17 Djuju Sudjana, Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah, Bandung : Nusantara Press-Yayasan Islam Nusantara, 1992 cet. Ke-1, hal. 157 c. Mengusahakan kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan situasi dan kondisi. d. Menumbuhkan minat dan perhatian guru terhadap tugas masing- masing. e. Memupuk keberanian berfikir kreatif dan berpartisipasi dalam diskusi. f. Mengembangkan karier guru. 18 Secara umum pembinaan kompetensi profesinal guru bertujuan mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, melalui usaha peningkatan profesional mengajar, menilai kemampuan seorang guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing guna membantu mereka dalam melakukan perbaikan dan bila mana diperlukan dengan menunjukan kekrangan-kekurangan untuk diperbaiki. Tujuan dari pembinaan kompetensi profesional adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses dan hasil belajar melalui pemberikan bantuan yang bercorak layanan profesional kepada guru. Dalam rumusan lebih rinci Djajadsastra mengemukakan tujuan pembinaan guru adalah : memperbaiki tujuan mengajar guru dan belajar siswa, memperbaiki materi bahan dan kegiatan belajar mengajar, memperbaiki metode dengan cara mengorganisasi kegiatan belajar mengajar, memperbaiki penilaian atas media, memperbaiki penilaian proses belajar mengajar dan hasilnya, memperbaiki pembimbingan siswa atau kesulitan belajarnya, dan memperbaiki sikap guru atau tugasnya. Dengan adanya pembinaan yang telah disebutkan diatas maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memperbaiki efektifitas kerja seorang guru dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Sehingga guru tersebut mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam melaksanakan tugasnya. Merujuk pada tujuan pembinaan kompetensi profesional yang telah dipaparkan di atas dapat di identifikasikan fungsi-fungsi pembinaan guru. Fungsi- fungsi tersebut meliputi : memelihara program pengajaran sebaik-baiknya, 18 Djuju Sudjana, Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah,,,.hal. 157 menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar, memperbaiki situasi belajar peserta didik. Melalui pembinaan profesional guru juga berfungsi untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru, memperluas pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan penilaian secara terus menerus, menganalisis situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan dan keterampilan guru, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru. Oleh karena itu fungsi pembinaan kompetensi profesional guru adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya pembinaan terhadap kemampuan guru dalam mewujudkan layanan profesional.

D. Bentuk-Bentuk Pembinaan Kompetensi Profesional Guru

Jabatan guru merupakan jabatan profesional dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Krieria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus. Memerlukan persiapan lama untuk memikulnya, memerlukan pelatihan dan pembinaan khusus dalam jabatan yang berkesinambung, merupakan karier hidup dan keanggotaan permanen, menentukan baku prilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional dan mempunyai kode etik yang harus ditaati oleh anggotanya. Seperti yang telah diungkapkan, bahwa dalam rangkat meningkatkan mutu baik mutu profesional, maupun mutu layanan guru pula meningkatkan sikap profesionalnya. pengembangan profesionalisme guru sangat dibutuhkan pembinaan secara berkesinambung, pembinaan tersebut yaitu : a. In-house training IHT, yaitu pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. b. Program magang, program magang adalah pelatihan yang dilaksankan di dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru. c. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, dan sebagainya. d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan intruktur dan peserta pelatih dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi f. Khursus singkat diperguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Khursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain sebagainya. g. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya. h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri bagi guru yang berprestasi. i. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami di sekolah. j. Seminar, pengikut sertaan di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru. k. Workshop, dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karir lainnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan penyusunan KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya. l. Penelitian, dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lainnya dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran. m. Penulisan buku ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran maupun buku dalam bidang pendidikan. n. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.

Dokumen yang terkait

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Kabupaten Wono

0 0 16

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Ka

0 0 16

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH.

0 2 35

PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 2 60

PERAN FORUM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI GURU DI MGMP GEOGRAFI TINGKAT SMA KABUPATEN BANDUNG.

0 0 65

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

0 7 8

EFEKTIVITAS MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SMP DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI KOTA PALOPO

0 1 155

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 4 10

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 1 67

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 4 59