Pengertian Profesional Guru KAJIAN TEORI
Banyak faktor yang diduga terkait dengan profesional guru. Kompetensi menutur Richard D. Kellough 1998 adalah :
a. Guru harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang
diajarkan. b.
Guru merupaka anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal profesional, melakukan dialog dengan semua guru, mengembangkan
kemahiran metodologi, membina siswa dan mteri pelajaran. c.
Guru memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-harapan dan prosedur yang terjadi di kelas.
d. Guru adalah perantara pendidikan yang tidak perlu tahu segala-
galanya, tetapi paling tidak tahu bagaimanadan dimana dapat memperoleh pengetahuan.
e. Guru melaksanakan perilaku sesuai model yang diinginkan di depan
siswa. f.
Guru terbuka untuk berubah, berani mengambil risiko dan siap bertanggung jawab.
g. Guru tidak berprasangka gender, membedakan jenis kelamin, etnis,
agama, penderitaan cacat dan status sosial. h.
Guru mengorganisasi kelas dan merencanakan pelajaran secara cermat. i.
Guru merupakan komunikator-komunikator yang efektif j.
Guru harus berfungsi secara efektif sebagai pengambilan keputusan. k.
Guru harus secara konstan meningkatkan kemampuan, misalnyadalam strategi mengajar.
l. Guru secara nyata menaruh perhatian pada kesehatan dan keselamatan
siswa m.
Guru harus optimis terhadap kondisi belajar siswa dan menyiapkan situasi belajar yang positif dan konstruktif.
n. Guru memperlihatkan kepercayaan diri pada setiap kemampuan siswa
untuk belajar o.
Guru harus tampil dan adil dalam menilai proses dan hasil belajar siswa
p. Guru harus memperlihatkan perhatian terus menerus dalam tanggung
jawab profesional dalam setiap kesempatan. q.
Guru harus terampil bekerja dengan orang tua atau wali, sesama guru administrator, dan memelihara hubungan baik sesuai etika profesional.
r. Guru memperlihatkan minat dan perhatian luas tentang berbagai hal.
s. Guru sebaiknya mempunyai humor yang sehat.
t. Guru harus mampu mengenali secara cepat siswa yang memerlukan
perhatian khusus. u.
Guru harus berusaha melakukan usaha khusus untuk memperlihatkan bagaimana materi pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
v. Guru hendaknya dapat dipercaya baik dalam membuat perjanjia
maupun kesepakatan.
7
Suharsimi arikunto mengatakan bahwa secara garis besar kompetensi guru dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : kompetensi personal, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi personal atau kepribadian guru adalah kemampuan guru untuk memiliki sikap atau kepribadian yang ditampilkan
dalam perilaku yang baik dan terpuji, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya diri dan dapat menjadi panutan atau teladan bagi orang lain terutama bagi
siswanya. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru yang berhubungan dengan
partisipasi sosialnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, baik di tempat kerja maupun di tempat tinggalnya. Misalnya kemampuan berkomunikasi dengan
siswanya, sesama guru, kepala sekolah, orang tua, pegawai, tata usaha, dal lain- lain. Secara formal maupun informal. Kompetensi ini termasuk kemampuan
berkomunikasi dan berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan di lingkungan sekitarnya. Kompetensi profesional adalah kemampuan yang terfokus pada
pelaksanaan proses belajar mengajar dan terkait dengan hasil belajar siswa.
8
kelayakan mengajar, kesejahteraan, pembinaan profesi, perlindungan profesi, komitmen, serta kebijakan pemerintah. Menurut akadum dalam Hasan
2003 dunia guru mempunyai permasalahan yang sangat serius, yaitu profesi guru kurang menjamin kesejahteraan karena gajinya rendah. Hal ini menyebabkan
banyak guru bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada. Pendapat
yang sama dikemukakan Indra Djati Sidi, dalam mustafa 2004 bahwa loyalitas dan kinerja guru ditentukan oleh aspek-aspek yang menyangkut citramutu guru
dan kesejahteraannya banyak contoh guru yang telah berhasil mengantarkan peserta didik mengenyam pendidikan dan penghasilan yang lebih tinggi. Namun
demikian, kondisi ekonomi para guru pada umumnya masih sangat memprihatinkan dan tetap membutuhkan peningkatan kesejahteraan. Sekalipun
7
Sudarman Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung : ALFABETA, cv, 2013, cet ke-3. Hal. 57-58
8
Sudarman Danim, Profesionalisasi dan Etika..., Hal.58
demikian, yang cukup membanggakan dan seharusnya sekaligus menyentuh nurani pengambil kebijakan ialah mereka tetap kukuh dan bangga menjadi guru.
kompas, 2005. Mereka bagaikan lilin yang tak pernah kunjung padam, dimana mereka lkhlas meleleh setelah alam sekitarnya sekitarnta tersinari sehingga
menjadi terang dan lingkungan menjadi bermakna daam kehidupan umat manusia.
Kemampuan profesional, sebagaimana dirumuskan oleh P3G yang meliputi kemampuan profesional guru yaitu:
a. Menguasai bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai
bahan pendalaman aplikasi bidang study b.
Mengelola program belajar mengajar c.
Mengelola kelas d.
Menggunakan media dan sumber e.
Menguasai landasan-landasan pendidikan f.
Mengelola interaksi balajar mengajar g.
Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pendidikan h.
Mengenal fungsi dan program bimbingan penyuluhan i.
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j.
Memahami prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan mengajar
9
Sedangkan menurut Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya,
juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuansecara mendalam, dan dengan
akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan
mengarahkan anak-anak muridnya. Sifat-Sifat guru yang baik dalam islam Selain sifat-sifat umum yang harus
dimiliki guru sebagaimana disebutkan di atas, seorang guru juga harus memiliki sifat-sifat khusus atau tugas-tugas tertentu sebagaiberikut : Pertama, Jika praktek
mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena
akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid
9
Hadi Supeno, potret guru, Pustaka Sinar Harapan, anggota Ikapi, 1995 hal. 31
terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yangmendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.
Kedua, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orangalim berilmu, maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih
payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW.yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat
bertaqarub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih kepada
muridnya atau memberi imbalankepada muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat pada
Allah SWT. Namun hal ini bisa terjadi jika antaraguru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa
memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya. Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yangmendukung
pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan
kegiatanpengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang memadai. Ketiga, seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai
pengarah danpenyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum
menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah
mendekatkan diri kepada AllahSWT,Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam
persaingan, perselisihan danpertengkaran dengan sesama guru lainnya. Keempat, dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan carayang
simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose
atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang,
membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini terjadi dapat
menimbulkan situasi yangtidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik. Kelima, seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau
panutan yangbaik di hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru
hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau
spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. Keenam,
seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanyaperbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya
sesuaidengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai
dengan bataskemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaranyang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal
itu dapat menimbulkan rasaantipati atau merusak akal muridnya. Ketujuh, seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di sampingmemahami
perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya.
Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya. Jika hal ini
tidakdilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu. Kedelapan, seorang guru yang baik adalah guru yang
berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa.
Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang
dikemukakannya. Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang
pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur
murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.
10
Dari delapan sifat guru yang baik sebagaimana dikemukakan di atas, tampak bahwasebagiannya masih ada yang sejalan dengan tuntutan masyarakat
modern. Sifat guruyang mengajarkan pelajaran secara sistematik, yaitu tidak mengajarkan bagian berikutnya sebelum bagian terdahulu dikuasai, memahami
tingkat perbedaan usia,kejiwaan dan kemampuan intelektual siswa, bersikap simpatik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan, serta menjadi pribadi panutan
dan teladan adalah sifat-sifat yangtetap sejalan dengan tuntutan masyarakat modern
Ada beberapa syarat profesional yang harus dipenuhi agar dapat mengubah peran guru dan sangat berguna dalam pembinaan profesi guru.
Menurut Hasan 2003, syarat-syarat tersebut meliputi: a. Harmonis antara perguruan tinggi dengan pembinaan sekolah, b. Meningkatkan bentuk rekrutmen
calon guru, c. Program penataran yang berkaitan dengan praktik lapangan, d. Meningkatkan mutu pendidikan calon pendidik, e. Pelaksanaan supervisi,
f. Peningkatan mutu menajeman pendidikan berdasarkan total quality management TMQ, g. Melibatkan peran serta masyarakat berdasarkan konsep
link and matc, h. Pemberdayaan buku teks dan alat-alat pendidikan penunjang, i. Pengakuan mayarakat terhadap profesi guru, dan j. Kompetensi profesional yang
positif dengan pemberian kesejahteraan yang layak dan memadai.
11
Faktor lain yang juga mempengaruhi profesional guru yang mencakup: a. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan yang saat ini masih setnngah
hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak yang terlibat, b. PGRI belum berfungsi sebagai organisasi profesi dalam meningkatkan profesional anggotany, c.
Pusat Kegiatan Guru PKG dan kelompok Kerja Guru KKG yang memungkinkan para guru berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-
masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan pengajaran, dan d. Pengukuhan
10
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, Cet. I, 2000. Hal.95 - 99
11
Jurnal pendidikan dan kebudayaan, badan peneliti dan pengembang Depdiknas, 2004 hal. 706
program akta mengajar melaui peraturan perundangan Akadum dalam Hasan, 2003. Berkaitan dengan butir c dan d menurut penulis keberadaan PKG dan KKG
tidak perlu dilegalkan sebagai pusat, namun akan lebih bermakna manakala pemberdayaan fungsi dan pengelolaan lebih ditingkatkan.
12