Bentuk Pembinaan MGMP Pembinaan Kompetensi Profesional Guru PAI Melalui MGMP

adalah pembelajaran yang dengan pemanfaatanya daya yang tidak boros tetapi mendapatkan hasil yang maksimal. Kemampuan mengelola proses pembelajaran sebagai salah satu unsur kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan melalui program ini selain itu kegiatan ini juga digunakan sebagai sharing mengenai kendala, hambatan dan kesulitan yang dialamai guru unuk dipecahkan bersama dan dicari jalan keluarnya. Terdapat manfaat yang bisa diperoleh yaitu komunikasi antar guru dan komponen lain menjadi lancar. Namun yang terpenting dalam kegiatan ini adalah adanya tindak lanjut sebgaia langkah nyata dan mengatasi masalah dan persoalan yang telah dibahas, karena tanpa adanya tindak lanjut dari diskusi ini, hanya akan menjadi hal yang sia-sia saja. Sehingga dari forum ini dapat membawa manfaat dari guru dalam melaksankan pembelajaran. b Melaksanakan Kegiatan MGMP Secara Bergilir Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin bulanan yang diadakan satu bulan sekali. Hari yang disepakati untuk pertemuan MGMP PAI SMP Negeri Jakarta Barat adalah hari senin jam ke 5-6 oleh sebab itu maka setiap sekolah pada hari tersebut tidak ada mata pelajaran PAI. 6 Sedangkan untuk tempat pelaksanaannya adalah bergilir ke sekolah anggota MGMP PAI Jakarta Barat. Pertemuan yang dilaksanakan secara bergilir akan memberi kemudahan bagi guru untuk memanfaatkan sarana yang ada. Untuk menunjang program kegiatan yang dilaksanakan sehingga tempat pertemuan, laboratorium bahasa, komputer dan sebagainya. Melalui pertemuan rutin inilah para guru bertemu dan membicarakan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran di sekolah mulai dari perangkat pembelajaran, model pembelajaran dan hal lainnya. Tidak hanya itu terkadang juga menjadi media komunikasi guru untuk saling berbagi pengalaman dan cerita mengenai permasalahan siswa dan cara mengatasinya. 6 Wawancara dengan sekretaris MGMP PAI SMPN Jakarta Barat, Bpk Drs. Suherman, M.Pd Namun yang masih jadi kekurangan pada kegiatan ini adalah kadang tidak ada notulensi dan pengarsipan yang dilakukan sehingga tindak lanjut dari forum ini kurang maksimal hal tersebut kurang terbukti dari tidak adanya dokumen yang berhasil ditemukan berkaitan dengan kegiatan ini. Notulensi dan pendokumentasian dalam hal ini sangat penting karena melalui dokumentasi pembahasan mengenai permasalahan kendala guru, dan hal lain yang dibicarakan dapat dirumuskan, dan dijadikan landasan kegiatan sehingga forum tersebut tidak menguap dan hilang begitu saja tanda adanya follow up atau tindak lanjut c Pelatihan dan penyusunan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Pendidikan merupakan proses yang terencana dan sistematik karena itu perencanaan harus disusun secara lengkap dan dapat dipahami serta dilakukan oleh orang lain dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Dalam program penyusunan silabus, MGMP PAI Jakarta Barat menitik beratkan pada analisis standar kompetensi SK dan kompetensi dasar KD analisi ini guna memperoleh gambaran mengenai, materi apa yang akan dikembangkan, indikator yang akan diukur dalam pembelajaran, teknik dan strategi pembelajaran, alokasi waktu yang digunakan, metode penilaian yang diterapkan, serta sumber bahan apa yang akan digunakan unutk menyusun bahan pembelajaran. Pelatihan dan penyusunan silabus kegiatannya berisi mengenai pengertiaan silabus, prinsip-prinsip pengembangan silabus dan langkah- langkahnya. Disamping itu perencanaan pembelajaran lainnya yang dilaksanakan MGMP PAI yaitu penyusunan RPP. Rencana pembelajaran merupakan hal penting, karena RPP merupakan planing pembelajaran yang akan dilaksanakan, maka dari itu RPP harus disusun selengkap mungkin dan sistematis sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru lain. Terutama ketika guru yang bersangkutan tidak hadir, guru lain dari mata pelajaran serumpun dapat menggantikan langsung tanpa harus kebingungan ketika hendak melaksanakannya. Acuan alur yang digunakan MGMP PAI SMPN Jakarta sebagai alternatif pembuatan RPP adalah: a. Kompetensi apa yang akan dicapai b. Indikator-indikator yang dapat menunjukan hasil belajar dalam bentuk prilaku yang menggambarkan pencapaian kompetensi dasar. c. Tujuan pembelajaran yang merupakan bentuk prilaku terukur dari setiap indikator. d. Materi dan uraian materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. e. Metode-metode yang akan digunakan dalam pembelajaran f. Langkah-langkah penerapan metode yang dipilih dalam satu kemasan pengalaman belajar g. Sumber dan media belajar yang terkait dengan aktifitas pengalaman belajar siswa h. Penilaian yang sesuai untuk mengukur keterampilan tujuan pembelajaran. 7 Anggota MGMP PAI Jakarta Barat diharapkan dapat menyusun RPP dengan acuan diatas. Sedangkan acuan RPP yang disusun anggota terdapat pada lampiran. Dikatakan oleh pembina MGMP PAI Jakarta Barat, diharapkan penyusunan RPP berdampak pada guru langsung seperti RPP yang benar dapat berdampak pada penulisan materi ajar dan LKS sendiri oleh guru. Sebab materi ajar pada buku pegangan pada siswa dan LKS belum tentu sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru yang akan berdampak pada peningkatan efektifitas pembelajaran. Namun yang perlu menjadi perhatian dan koreksi pada penyusunan silabus dan RPP yang digunakan oleh MGMP PAI Jakarta Barat bahwa tiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Disamping itu visi, misi dan tujuan tiap sekolah juga berbeda pula, oleh karena itu silabus dan RPP yang dibahas bersama oleh MGMP PAI 7 Hasil dokumentasi silabus mata pelajaran PAI SMPN Jakarta Barat Jakrata Barat ni tidak bisa begitu saja diterapkan guru disekolah masing- masing, dan perlu adanya penyesuaian. Pengembangan silabus harus memperhatikan visi dan misi serta kondisi sekolah dengan demikian, penyusunan silabus dan RPP siharapkan dilakukan oleh guru secara mandiri dan MGMP hanya memberikan garis-garis besar dalam acuan pengembangan silabus yang dilaksanakan oleh guru. Pengembangan silabus dan RPP melalui forum MGMP pada beberapa sekolah dapat dipertimbangkan dan dilakukuan bersama asalkan memiliki karakteristik yang sama. d Pembuatan kisi-kisi dan penyusunan soal Kisi-kisi soal adalah perincian materi dan tingkah laku beserta imbangan atau proporsi yang dihendaki oleh penilai atau guru. Tujuan pembuatan kisi-kisi adalah untuk menjaga agar soal test yang disusun tidak menyimpang dari bahanmateri. Dalam kisi-kisi dicantumkan bahan pengajaran yang hendak diukur, jenis kompetensi yang akan diukur, jumlah soal, bentuk soal, taraf kesukaran maupun waktu yang cocok untuk melakukan ujian. Kisi-kisi soal yang dibuat adalah untuk ujian semester, teknik pembuatan kisi-kisi adalah dengan pembagian tugas untuk masing-masing guru. Pembuatan kisi-kisi soal pertama dilaksanakan oleh MGMP PAI tingkat sekolah yaitu MGMP rumpun PAI. Seorang guru atau kelompok guru PAI pada tingkat sekolah membuat sejumlah kisi-kisi dan soal dengan tema atau sub pokok bahasan tertentu sesuai dengan KTSP. Setelah kisi-kisi dan soal telah disusun kemudian guru koordinator mata pelajaran PAI tiap sekolah menyerahkan kepada MGMP tingkat Jakarta untuk dibahas dan dianalisis bersama-sama anggota yang lain. Setelah itu dibuat kesepakatan untuk berkoordinasi dan membahas kembali kisi-kisi dan soal yang telah disusun dibawah pengawasan MKKSN Jakarta Barat. Pembahasan dan anilisi soal yang dibahas di MGMP untuk menentukan kisi-kisi dan soal yang digunakan sebagai salah satu alat evaluasi pembelajaran. Kemudian kisi-kisi yang telah disusun diserahkan kepada MKKS Jakarta untuk dicek kembali dan disahkan, kemudian dicetak menjadi soal yang baku untuk ujian semester atau mid semester. Setelah soal selesai disusun dan ditetapkan maka soal tersebut didistribusikan ke sekolah-sekolah. Soal-soal yan tellah disusun dan diberikan dan diujikan kepada siswa kemudian dianalisis, untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa dan keabsahan soal tersebut. Para guru juga dibimbing untuk mampu dan terampil dalam menganalisis hasil belajar dan daya serap siswa. Daya serap tersebut meliputi tercapainya ketuntasan belajar baik secara perorangan maupun klasikal. Melalui perhitungan ketuntasan belajar dapat dilihat dan diketahui jumlah siswa yang perlu perbaikan individual, siswa yang telah tuntas belajar secara klasikal, siswa yang mendapatkan pengayaan dan butir soal yang perlu pembahasan ulang. Setelah kegiatan anilisis hasil belajar, forum MGMP PAI mempunyai program lanjutan yaitu melaksanakan kegiatan analisi butir soal sebagai program tindak lanjut atau umpan balik atas hasil belajar siswa. Penyusunan kisi-kisi soal yang dilakukan MGMP dapat membantu guru dalam menentukan soal-soal untuk evaluasi pembelajaran, karena dengan adanya kisi-kisi tersebut guru memiliki pegangan dan acuan yang dapat memberikan pengalaman kepada guru cara menyusun kisi-kisi soal yang benar. a. Program pengembangan Program pengembangan adalah program yang ditunjukan bagi seluruh peserta yang bertujuan menunjuang keberhasilan dan efektifitas pembelajaran, meningkatkan kemampuan guru dalam hal yang berkaitan dengan fungsi dan tugasnya sebagai tenaga profesional. Pelaksanaan pengembangan melalui workshop dan pelatihan yang bertujuan mengasah keterampilan, untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan pelatihan oleh guru pada dasarnya merupakan sesuatu yang integral dari menejemen dalam bidang ketenagaan dan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga pada gilirannya diharapkan guru dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat memberikan pembelajaran yang sebaik-baiknya dan dapat bekerja secara lebih produktif dan mampu meningkatkan kinerjanya. Program pengembangan tersebut meliputi : a Workshop b Diklat c Seminar d Kegiatan FL2SN Festival Lomba Lintas Sekolah Negeri e Pembinaan guru seperti kegiatan khutabah, pengenalan kurikulum 2013, maulid bersama, pesantren kilat bersama untuk para siswa. f Kegiatan pembuatan buku pedoman rohis dan pesantren kilat. g Program pencetusan sholat dhuha dan pemberantasan butu huruf Al- Qur’an pada siswa. 8

b. Manfaat Pembinaan MGMP

1 Mempercepat arus pembaharuan pendidikan yang dibwa oleh guru, kepalaa sekolah maupun pengawas dari hasil penataran atau pelatihan dan pembinaan baik dari tingkat wilayah maupun tingkat pusat. Dalam hal ini menginformasikan dan menyebarluaskan perolehan pengetahuan. 2 Memberikan kesempatan kepada anggota MGMP yang kreatif dan inovatif untuk berbagi pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan profesional kepada sesama teman sejawat dan mendiskusikan bersama hasil karyanya untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dalam usaha meningkatkan mutu pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan masing-masing. 3 Mendiskusikan dan mencari atau merumuskan pemecahan berbagai masalah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing. 4 Dengan tekad maju bersama untuk mencapai tujuan bersama, melalui kegiatan MGMP dapat dilakukan usaha pemberian bimbingan dan konsultasi antar teman sejawat. 8 Wawancara dengan anggota MGMP PAI JakartaBarat bapak Gunawan S.Pd.I., M.Pd 5 Di dalam MGMP melaksanakan berbagai pertemuan rutin, sehingga setiap permasalahan yang ada dapat dibawa ke dalam pertemuan tersebut guna dicari solusinya. 9

c. Faktor Penghambat Pembinaan

MGMP PAI SMPN Jakarta Barat dalam upaya membina profesionalisme guru banyak menghadapi hambatan dalam upaya pencapaian visi, misi dan tujuan. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh MGMP antara lain yaitu : 1 Luasnya wilayah dan kompleks nya permasalahan guru dilapangan Luasnya wilayah dan banyaknya permasalahan yang dihadapi guru menyebabkan MGMP tidak dapat merefleksikan kebutuhan kondisi tiap sekolah atau guru sesuai dengan keadaan yang dialami guru. Hal ini disebabkan oleh banyaknya anggota MGMP yang berasal dari 50 sekolahan SMPN di Jakarta Barat sehingga permasalahan yang dihadapi cukup banyak dan beragam, yang mengakibatkan tidak semua problem dan kebutuhan guru dapat diselesaikan melalui kegiatan dan program karena minimnya waktu MGMP. Untuk memecahkan program tersebut MGMP dapat memecah anggota MGMP menjadi dua bagian unit kerja, unit kerja tersebut dapat didasarkan pada letak geografis SMP yang saling berdekatan misalnya unit kerja MGMP Jakarta bagian Barat dengan timur. Bisa juga didasarkan pada karakteristik sekolah, misalnya dari aspek keadaan sekolah, siswa, dan lainnya. Sehingga pemetaan permasalahan dapat lebih fokus dan mengakomodir kebutuhan guru secara menyeluruh. Disamping itu kegiatan-kegiatan MGMP lebih banyak dirancang berdasarkan intruksi MAPENDA Jakarta bukan dari inisiatif guru PAI sendiri. Hal tersebut mengakibatkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan belum mampun menjawab kebutuhan guru yang sesungguhnya dalam menjalankan pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya penajaman program yang real dan praktis dengan memberikan keleluasaan bagi guru 9 Wawancara dengan anggota MGMP PAI JakartaBarat bapak abdu somad S.Pd.I untuk menentukan permasalahan yang akan diangkat, agar MGMP benar- benar mampu membantu guru dalam menguasai kopetensi sesuai standar pendidik yang disyaratkan dalam SNP. 2 Tidak optimalnya manejemen MGMP Kendala lain yang dihadapi adalah menejemen MGMP belum berfungsi secara optimal, sehingga efektifitas pelaksanaan program sangat kurang, hal tersebut terlihat dari belum adanya panduanpetunjuk kegiatan kelompok kerja yang jelas utnuk dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dan pengurus MGMP dalam melakukan aktifitas kelompok kerja atau musyawarah kerja. Panduan atau petunjuk yang dimaksud seperti tidak memiliki ADART sebagai landasan organisasi dan acuan kerja serta tidak adanya dokumentasi kegiatan dan pengarsipan yang dimiliki MGMP. Hal tersebut sangat berdampak negatif bagi pelaksanaan organisasi karena landasan anggaran dasar dan ART mutlak dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi. Disamping itu pendokumentasian sangat dibutuhkan untuk bahan evaluasi serta untuk mengukur keberhasilan pencapaian kegiatan yang dilaksanakan. Tidak optimalnya menejemen MGMP PAI Jakarta Barat dikarenakan standar pengembangan dan operasional belum terpenuhi. Serta tidak adanya penjamin mutu utnuk menjaga dan mengarahkan serta mengendalikan MGMP PAI Jakart Barat dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana dan proses. Maka perlu adanya acuan standar yang harus dilakukan oleh MGMP PAI Jakarta Barat, agar pengelolaan dan pelaksanaan organisasi dapat berjalan sesuai ketentuan sehingga visi, misi dan tujuan dapat tercapai dengan baik dengan landasan yang jelas. Disamping itu perlu adanya peningkatan peran pengawas dan pembinaan MGMP dalam mengarahkan dan memberikan masukan terhadap hal-hal yang belum sesuai dan terpenuhi, sehingga terdapat peningkatan kinerja dari waktu ke waktu. 3 Kurangnya Partisipasi Anggota MGMP Hambatan MGMP yang ditemui dilapangan adalah kurangnya partisipasi guru yaitu sebagian guru masih kurang terbuka mengungkapkan kendala yang dialami dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah nya masing -masing, sehingga dari pengurus maupun pembina mendapa kesulitan dalam menentukan langkah anailisi kebutuhan yang akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan. Soluisi permasalahan guru peserta MGMP yaitu memberikan rangsangan pada guru untuk terbuka menyanyampaikan kendala yang dialami sehingga bisa dicari solusinya bersama-sama dengan memberikan motivasi bagi guru bahwa MGMP merupakan wadah untu mencari solusi permasalahan yang dihadapi guru di seolah masing-masing. Disamping itu rendahnya partisipasi guru disebabkan masih terdapat beberapa kepalan sekolah mengabaikan jadwal rutin pertemuan MGMP. Beberapa guru masih memiliki tugas mengajar pada hari senin. Perlu adanya pendekatan serta sosialisasi kepada pihak sekolah agar ikut berperan dalam usaha peningkatan kompetensi guru melalui MGMP. Mengingat MGMP memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi peningkatan kemampuan guru. Jika guru memiliki kompetensi dan kualitas yang baik, maka pembelajaran akan berjalan dengan baik dan tujuan yang diharapkan, sehingga perlu adanya kesadaran semua pihak untuk mendukung MGMP baik dari pihak sekolah maupun guru itu sendiri. 4 Minimnya Dana Operasional Kurangnya dana kegiatan operasional MGMP merupakan permasalahan klasik, yang dapat teratasi. Minimnya dana kegiatan berdampak pada kualitas kegiatan dan hasil yang dicapai. Sumbeer dana yang selama ini diperoleh dikatakan oleh pembina MGMP masih jauh dari kata cukup. Kebanyakan kegiatan dibiayai oleh swadaya anggota MGMP. Hal tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan mencari sumber dana dari luar, seperti sponsor, unit usaha, donatur dan lain sebagainya. Sehingga MGMP tidak tergantung dari dana dinas, sehingga MGMP dapat mengembangkan kegiatan lebih luas lagi dan dapat mengakomodir kebutuhan guru dalam meningkatkan kemampuan sebagai tenaga profesional.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan temuan hasil penelitian yang telah dideskipsikan dan dianalisis pada bagian-bagian sebelumnya. Jika bagian diskripsi dan analisis hanya berdasarkan data dan fakta dilapangan, maka pada bagian ini penelitian membahas hasil temuan dan menghubungkannya dengan pendapat para ahli, pembahasan ini meliputi : bentuk-bentuk pembinaan MGMP, tujuan dan manfaat pembinaan MGMP dan faktor penghambat pembinaan MGMP.

1. Pembinaan profesional guru melalui MGMP

Jabatan guru merupakan jabatan profesional dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Krieria jabatan profesional antara lain bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus. Memerlukan persiapan lama untuk memikulnya, memerlukan pelatihan dan pembinaan khusus dalam jabatan yang berkesinambung, merupakan karier hidup dan keanggotaan permanen, menentukan baku prilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional dan mempunyai kode etik yang harus ditaati oleh anggotanya. Salah satu pembinaan guru yang mempunyai organisasi profesional dan mempunyai kode etik yang harus ditaati oleh anggotanya yaitu melalui MGMP. Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam disingkat MGMP PAI adalah “wadah kegiatan professional untuk membina hubungan kerjasama secara koordinatif dan fungsional antara sesama Guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas pada SMP dan SMA. MGMP PAI intinya adalah musyawarah sebagai proses interaksi edukatif. Prinsip musyawarah ini sangat ditekankan dalam Islam sehingga harus senantiasa ditegakkan. Karena dengan musyawarah itulah, manusia

Dokumen yang terkait

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Kabupaten Wono

0 0 16

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Ka

0 0 16

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH.

0 2 35

PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 2 60

PERAN FORUM MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN TERHADAP KOMPETENSI GURU DI MGMP GEOGRAFI TINGKAT SMA KABUPATEN BANDUNG.

0 0 65

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

0 7 8

EFEKTIVITAS MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SMP DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI KOTA PALOPO

0 1 155

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 4 10

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 1 67

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 4 59