kurikulum, metodologi, administrasi, sistem evaluasi dan lain-lain, merencenakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan hasil kegiatan
MGMP serta menetapkan tindak lanjutnya, menyalurkan aspirasi dan temuan- temuan yang berkaitan dengan masalah pendidikan di lapangan kepada pihak
terkait.
66
BAB V PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Setelah menjelaskan dan menguraikan mengenai pembinaan kompetensi profesional guru melalui MGMP tingkat SMPN di Jakarta barat, maka dapat
disimpulakan bahwa : 1.
Bentuk pembinaan kompetensi profesional guru melalui MGMP berjalan secara berkelanjutan. Pembinaan serta pelatihan yang tersusun dalam
program rutin dan program pengembangan. Program rutin meliputi : diskusi permasalahan pembelajaran, melaksanakan kegiatan MGMP secara
bergilir, penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, pembuatan kisi-kisi soal dan penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran.
Program pengembangan meliputi : workshop, diklat, seminar, kegiatan PL2SN, Pembinaan guru seperti kegiatan khutabah, pengenalan kurikulum
2013, maulid bersama, pesantren kilat bersama untuk para siswa, pembuatan buku pedoman rohis dan pesantren kilat, pencetusan sholat
dhuha dan pemberantasan buta huruf bagi para siswa. 2.
Keefektifan pengelolaan MGMP SMPN jakarta barat dalam membina profesional guru yang diukur melalui pengelolaan manajemen dan
kesesuaian anatara standar dan pemenuhannya. Kinerja MGMP PAI SMPN di Jakarta Barat belum berjalan efektif, dikarenakan standar yang
telah ditetapkan belum terpenuhi. Beberapa standar yang belum terpenuhi oleh MGMP antara lain :
a. Standar organisasi, yaitu tidak ada ada landasan kerja dan
administrasi, ADART dan kalender kegiatan. b.
Pengelolaan, yaitu belum ada evaluasi secara menyeluruh dan tidak lanjut dari tiap-tiap kegiatan.
c. Penjamin mutu yaitu MGMP PAI belum memiliki sistem penjamin
mutu untuk mengontrol dan mengendalikan organisasi, untuk mengaudit antara standar dan pemenuhannya. Dengan adanya