kompetensi lulusan serta pedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.
3
Kenyataan yang ditemukan dilapangan guru masih mendapatan kesulitan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik yang profesional.
Kesulitan yang dihadapi diantaranya ialah mengembangkan silabus, menyusun RPP berkarakter yang sesuai dengan KTSP, menginovasikan metode
pembelajaran, mendayagunakan media pembelajaran dan evaluasi belajar, keterbelakangan peran Pendidikan Agama Islam disekolah umum sehingga perlu
mengoptimalkan pendidikan agama islam. Hal tersebut diakui guru anggota MGMP .
4
Hal tersebut tentu kontraduktif dengan keberadaan MGMP sebagai wadah meningkatkan profesional guru. Maka tentu patut dipertanyakan bagaimana upaya
pembinaan kompetensi profesional guru PAI melalui MGMP? bagaimana pengelolaan program MGMP yang selama ini dilakukan? Hal ini menjadi penting
karena tidak optimalnya program MGMP akan berpengaruh terhadap profesional guru, karena MGMP memiliki peran yang strategis dalam peningkatan
kemampuan guru seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan menyusun skripsi
dengan judul
“PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN MGMP PAI
TINGKAT SMPN DI JAKARTA BARAT
” sehingga diharapkan ditemukan jawaban dan keterangan mengenai upaya MGMP PAI dalam membina
kompetensi profesional guru PAI.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Guru masih mendapatan kesulitan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
sebagai pendidik yang profesional.
3
Dirjen Pendidikan Islam. Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan Bab IV Tentang Guru Pasal 10 Jakarta: Departemen Agama, 2007 hal.78.
4
wawancara dengan Gunawan Win Cahyo S.Pdi. Guru PAI SMPN 89 Jakarta Barat, tanggal 10 Oktober 2012
2. Guru masih kesulitan mengembangkan silabus, menyusun RPP berkarakter
yang sesuai dengan KTSP, menginovasikan metode pembelajaran, mendayagunakan media pembelajaran dan evaluasi belajar
3. Kurang maksimalnya MGMP dalam membina kompetensi profesional
guru PAI 4.
Kegiatan MGMP masih terbatas pada acara pertemuan rutin
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang di identifikasi di atas, maka agar penelitian ini lebih terarah, ruang lingkupnya perlu dibatasi. Untuk itu penulis membatasi masalah
yang akan di teliti pada hal-hal sebagai berikut : 1.
Upaya MGMP dalam membina guru PAI, upaya yang di maksud ialah bagaimana dan apa saja upaya-upaya yang dilakukan MGP dalam
membina kompetensi profesional guru PAI secara koordinatif dan fungsional antara sesama Guru Pendidikan Agama Islam
2. Kegiatan-kegiatan MGMP dalam membinan kompetensi profesional guru
PAI tingkat SMPN di Jakarta Barat dari mulai kegiatan mingguan, bulanan dan tahunan.
3. Peneliti hanya mengambil beberapa sample anggota MGMP di beberapa
sekolah SMPN di Jakarta Barat D.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya MGMP PAI SMPN Jakarta Barat dalam membina
profesional guru PAI? 2.
Apa problem yang dihadapi MGMP PAI SMP Jakarta Barat dalam membina kompetensi profesional guru PAI?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Untuk mengetahui upaya pembinaan kompetensi profesional yang dilakukan MGMP PAI SMP Jakarta Barat?
2. Untuk mengetahui apa saja problem yang dihadapi MGMP dalam
membina kompetensi profesional guru PAI
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah: 1.
Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan
masukan bagi guru PAI memalui program MGMP 2.
Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran pelaksanaan
program MGMP sekolah seperti upaya yang dilakukan, standar yang harus dipenuhi, dan problem-problem yang muncul, sehingga dapat memberikan
masukan yang bermanfaat bagi pelaksanaan MGMP selanjutnya.
8
BAB II KAJIAN TEORI
1. Pembinaan Kompetensi Profesional Guru
A. Pengertian Profesional Guru
Kebanyakan kita mengatakan bahwa mengajar dalah suatu profesi. Apakah yang dimaksud dengan profesi, dan syarat-syarat serta kriteria yang harus
dipenuhi agar suatu jabatan dapat disebut suatu profesi. jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi dibawah ini :
a. Melayani masyarakat
b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak ramai tidak semua orang dapat melakukannya c.
Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek d.
Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu panjang e.
Terkendali berdasarkan lisensi baku atau mempunyai persyaratan termasuk untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu
atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk mendudukinya f.
Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
g. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan untuk
kerja yang ditampilkan berhubungan dengan layanan yang diberikan. h.
Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan yang diberikan
i. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif
bebas dari supervisinya dalam jabatan j.
Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi itu sendiri k.
Mempunyai asosiasi profesi atau kelompok elit untuk mengetahui dan mengakui keberhasian anggotanya
l. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan
yang berhubungan dengan layanan yang diberikan. m.
Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya
n. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.
1
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalnya National Education Asosiation NEA
menyatakan kriteria berikut : a.
Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
1
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007 cet. 3, Hal. 16
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh yang khusus
c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan e.
Jabatan yang memerlukan baku standar tersendiri f.
Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi g.
Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
2
Pada dasarnya profesionalisme merupakan ide yang berkembang bersamaan dengan masyarakat modern, yang semakin lama semakin kompleks,
sehingga dalam mengambil keputusan baik diri sendiri maupun orang lain makin lama makin sulit, karena untuk mengambil keputusan yang tepat memerlukan
informasi dan data yang lengkap. Deklarasi guru sebagai pekerjaan profesional yang dicanangkan oleh
presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 Desember 2004, menjadi sebuah indikasi awal adanya komitmen serius dari pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan mutu guru. Setahun kemudian, pemerintah mempertegas status guru sebagai pekerjaan profesional dengan disahkannya Undang-Undang No. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen pada anggal 15 Desember 2005. Menurut Undang-Undang tersebut guru adalah pendidik profesional yan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah pasal 1. Pada tahun yang sama, juga lahirlah Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan yang salah
satu diantaranya mengatur tentang standar teanga pendidik dan kependidikan.
3
Diera globalisasi, bangsa Indonesia akan mengahadapi tantangan yang sangat berat yang hal ini akan menyangkut tentang sumber daya manusia. Oleh
karena itu bangsa Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang tentunya melalui pembangunan pendidikan yang bermutu.
Sumber daya manusia yang bermutu dapat dihasilkan memalui lembaga pendidikan bermutu pula. Yang dimaksud dengan lembaga pendidikan yang
2
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan ..., Hal. 18
3
Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru, Jakarta : PT Indeks, 2011 hal. 3