Penentuan Informan Keabsahan Data

lxix Universitas Sumatera Utara 1. Wawancara Mendalam In-depth Interview Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dengan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Bungin, 2008: 108. 2. Studi Kepustakaan Library Research Dengan menggunakan cara yang lazim disebut dengan metode dokumenter. Metode dokumenter kerap digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data historis. Sebab sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Dalam penelitian, dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Beberapa bahan dokumenter yang dijadikan sumber data oleh peneliti antara lain buku, surat, dokumen resmi, kliping, otobiografi, foto, data softcopy, dan data yang bersumber dari internet.

3.5.1 Penentuan Informan

Informan penelitian adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian Bungin, 2010: 108. Berdasarkan hal tersebut, untuk memperoleh informan penelitian, peneliti menggunakan teknik snowball bola salju dan teknik purposif purposive. Dalam teknik ini, orang yang dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan berikutnya, begitu pula seterusnya sampai jumlahnya lebih banyak Kriyantono, 2010:160-161. Adapun teknik purposif adalah teknik yang mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan Universitas Sumatera Utara lxx Universitas Sumatera Utara riset Kriyantono, 2010:158. Proses ini baru berakhir bila periset merasa data telah jenuh, artinya periset merasa tidak lagi menemukan yang baru dari wawancara tersebut. Maka dari itu, terdapat beberapa kriteria subjek atau informan yang ditentukan peneliti dalam penelitian ini. Kriteria tersebut adalah : 1. Keakuratan dan validitas informasi yang diperoleh. 2. Jumlah informan sangat bergantung pada pencapaian tujuan penelitian. 3. Peneliti diberi kewenangan dalam menentukan siapa saja yang menjadi informan. 4. Informan terdaftar dalam jajaran kepengurusan dan keanggotaan Aliansi Jurnalis Independen AJI cabang Medan. 5. Informan masih aktif dalam kegiatan organisasi Aliansi Jurnalis Independen AJI cabang Medan. 6. Informan masih aktif dalam kegiatan jurnalistik.

3.5.2 Keabsahan Data

Ukuran sebuah riset terletak pada kesahihan dan validitas data yang dikumpulkan selama riset. Dalam riset kualitatif, keabsahan kesahihan data terletak pada proses sewaktu periset turun kelapangan mengumpulkan data dan sewaktu proses analisis-interpretatif data Kriyantono, 2010:70. Dalam penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi data. Triangulasi data adalah menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris sumber data lainnya yang tersedia Kriyantono, 2010:71. Teknik di atas dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda, membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan pandangan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan Universitas Sumatera Utara lxxi Universitas Sumatera Utara pandangan orang lain dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Bungin, 2008:256-257. Proses triangulasi tersebut dilakukan terus-menerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu diinformasikan kepada informan Bungin, 2008:252.

3.6 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Kompensasi Wartawan Dan Independensi (Studi Deskriptif Tentang Peranan Kompensasi Wartawan Terhadap Independensi Anggota Aliansi Jurnalis Independen cabang Medan)

0 58 125

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP): Dampaknya Terhadap Informasi Medical Record

0 18 10

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik - [PERATURAN]

0 3 53

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

0 2 80

Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

0 0 38

Konstruksi Pemahaman Wartawan Terhadap UU KIP (Studi Dengan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Wartawan Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan Dalam Memahami Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik)

0 0 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Konstruktivisme - Konstruksi Pemahaman Wartawan Terhadap UU KIP (Studi Dengan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Wartawan Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan Dalam Memahami Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Konstruksi Pemahaman Wartawan Terhadap UU KIP (Studi Dengan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Wartawan Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan Dalam Memahami Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 T

0 0 9

Konstruksi Pemahaman Wartawan Terhadap UU KIP (Studi Dengan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Wartawan Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan Dalam Memahami Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik)

0 0 14

Konstruksi Pemahaman Wartawan Terhadap UU KIP (Studi Dengan Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Wartawan Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan Dalam Memahami Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik)

0 0 14