lix
Universitas Sumatera Utara
Tema tentang kesejahteraan ini memang tergolong isu yang sangat ramai di media. Bagi AJI, kesadaran akan pentingnya isu ini sudah dimulai
sejak Kongres AJI tahun 1997. Dalam kongres tersebut, dicetuskan untuk memberikan porsi layak kepada isu yang berhubungan dengan aspek ekonomi
jurnalis. Salah satu bentuknya adalah dengan mendorong pembentukan serikat pekerja di masing-masing media http:aji.or.idsejarahaji diakses tanggal 1
desember pukul 19.33. 3.2.2 Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan
a. Sejarah Pembentukan Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan
Keputusan Menteri Penerangan Yuhus Yosfiah untuk mencabut permenpen No.01 Tahun 1984 tentang SIUPP dan SK Menpen No.47 Tahun 1975 tentang PWI
dan SPS sebagai satu-satunya organisasi wartawan dan organisasi penerbitan surat kabar Indonesia membuka cakrawala baru bagi kehidupan pers yang bebas dan
demokratis di Indonesia. Kesempatan baik tersebut tidak disia-siakan AJI untuk mengembangkan sayap
organisasi dan perjuangannya di tanah air. Setelah melalui surat keputusan yang ditandatangani oleh ketua AJI pusat, Lukas Luwarso dan sekretarisnya Dadang RHS,
maka pada tanggal 25 Agustus 1998, kepengurusan AJI cabang Medan disahkan. Setelah pengesahan anggota, AJI Medan resmi berdiri pada tanggal 9 September
1998. Organisasi ini dipelopori beberapa jurnalis pasca reformasi. Pada saat itu, dengan diselenggarakannya pelatihan jurnalistik di Institut Studi Arus Informasi
kemudian dilakukan pelantikan terhadap enam belas anggota di Hotel Garuda Plaza. Beberapa orang jurnalis yang berperan mendirikan AJI Medan, yakni
Bambang Soed, M Samin Pardede, Choking Susilo Sakeh, Adrin Adliansyah, Porman Wilson Manalu dan beberapa jurnalis lainnya. Berdirinya AJI Medan berawal dari
kesamaan visi mereka yang mengharapkan lahirnya jurnalis profesional dan
Universitas Sumatera Utara
lx
Universitas Sumatera Utara
bertanggung jawab kepada pertumbuhan demokrasi di Indonesia dan tidak menerima intervesi pemerintah terhadap tugasnya.
Sebagai pengurus pertama AJI Medan, mereka menetapkan tiga tujuan utama yang ingin dicapai. Pertama, merekrut anggota yang peduli terhadap nasib bangsa.
Kedua, memberi pemahaman kepada jurnalis agar lebih menghargai profesinya. Ketiga, mengenalkan kepada masyarakat bahwa wartawan bukanlah pemeras dan
penerima amplop. Banyak tantangan yang dihadapi AJI Medan saat itu. Hal ini dikarenakan
situasi pasca reformasi yang belum kondusif menyebabkan mereka kerap menjadi korban tindakan represif aparat. Selain itu, ketika berbenturan dengan kehidupan pers
di Sumatera Utara yang karut marut seperti konglomerasi media dan pers yang tidak jelas.
b. Pengurus Aliansi Jurnalis Independen Cabang Medan