lvi
Universitas Sumatera Utara
Komitmen tersebut dijabarkan kedalam program, yakni diskusi dan seminar tentang kebebasan pers, pelatihan jurnalistik untuk pers kampus, penerbitan pers dan
media massa, penerbitan buku dan literatur non pers yang berbobot, analisis perkembangan media massa dalam negeri, advokasi dan bantuan kemanusiaan untuk
para jurnalis dan keluarganya yang terkena represi, peningkatan kesejahteraan jurnalis, perlindungan saat menjalankan tugas dan kerjasama dengan lembaga -
lembaga pers internasional. Selain demonstrasi dan mengecam tindakan represif terhadap media,
organisasi yang dibidani oleh individu dan aktivis Forum Wartawan Independen FOWI Bandung, Forum Diskusi Wartawan Yogyakarta FDWY, Surabaya Press
Club SPC dan Solidaritas Jurnalis Independen SJI ini juga menerbitkan majalah alternatif independen yang kemudian menjadi suara independen. Selain itu, AJI
diterima secara resmi menjadi anggota IFJ pada tanggal 18 Oktober 1995. Aktivis lembaga ini pernah mendapat beberapa penghargaan dari dunia internasional seperti,
Free Media Pioneer 97 Freedom Forum dan International Press Institute IPI Award dan penghargaan kepada Suardi Tasrif dan Muhammad Syarifuddin sebagai
wartawan dan pejuang pers.
b. Visi dan Misi Aliansi Jurnalis Independen AJI
Setelah revolusi Mei 1998, AJI yang merupakan organisasi yang dilarang oleh rezim orde baru telah mendapat ruang gerak yang lebih luas. Para jurnalis yang
awalnya segan bergabung dengan AJI, kini mulai berani menyatakan dukungan dan bahkan bergabung dalam kegiatannya. Hingga saat ini, AJI tidak bisa lagi sekadar
mengandalkan idealisme dan semangat perujuangan untuk menjalankan visi dan misi organisasi. Kemudian organisasi tersebut dijalnkan dengan sistem manajemen
profesional. Tindakan ini ditempuh karena perudahan sistem politik serta masala h yang dihadapi kian kompleks.
Semenjak AJI didirikan, organisasi ini memiliki komitmen untuk memperjuangkan hak publik atas informasi dan kebebasan pers. Untuk yang pertama,
Universitas Sumatera Utara
lvii
Universitas Sumatera Utara
AJI memposisikan dirinya sebagai bagian dari publik yang berjuang untuk mendapatkan informasi yang menyangkut kepentingan publik. Fungsinya sebagai
organisasi pers dan jurnalis, AJI tetap gigih memperjuangkan dan mempertahankan kebebasan pers. Muara dari komitmen ini adalah terpenuhinya kebutuhan publik akan
informasi yang objektif. Dalam rangka mengawal kebebasan pers, AJI mengupayakan iklim pers yang
sehat. Hal ini diimplementasikan pada sikap jurnalis yang profesional, patuh kepada etika dan berhak mendapatkan kesejahteraan yang layak. Ketiga hal ini saling terkait.
Profesionalisme ditambah kepatuhan pada etika tidak mungkin bisa berkembang tanpa diimbangi dengan kesejahteraan yang memadai. Menurut AJI, kesejahteraan
jurnalis yang memadai ikut memengaruhi jurnalis untuk bekerja profesional, patuh pada etika dan bersikap independen.
Program kerja yang dijalankan AJI dalam membangun komitmen tersebut, yakni dengan sosialisasi nilai-nilai ideal jurnalisme dan penyadaran atas hak-hak
ekonomi pekerja pers. Sosialisasi dilakukan antara lain dengan pelatihan jurnalistik, diskusi, seminar dan penerbitan hasil kajian tentang pers. Program pembelaan
terhadap pekerja pers salah satunya dilakukan lewat advokasi, bantuan hukum dan kemanusiaan untuk mereka yang mengalami represi baik oleh perusahaan pers,
institusi negara dan kelompok-kelompok masyarakat.
c. Lambang Aliansi Jurnalis Independe AJI