lxiii
Universitas Sumatera Utara
3.4 Kerangka Analisis
Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu cara berfikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus fakta empiris menuju hal-hal
yang umum tataran konseptual Kriyantono, 2010:196. Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari
data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak di permukaan itu. Dengan
demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar untuk menjelaskan fakta tersebut Bungin, 2008:144.
Dalam penelitian ini, kerangka analisis yang digunakan ialah pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau
data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Pendekatan ini menggunakan logika berpikir yang dapat digambarkan menyerupai piramida duduk,
seperti berikut :
Gambar 2 Silogisme piramida duduk induktif
FaktaDataInformasi
Kesimpulan TeoriDalilHukum
Sumber : Bungin, 2008 : 143 Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membangun suatu kerangka
analisis induktif yang akan digunakan sebagai alat analisis terhadap subjek penelitian, juga menganalisis pula konteks-konteks sosial budaya yang mengitari konstruksi
pemahaman dari subjek penelitian. Kerangka tersebut digambarkan sebagai berikut : Piramida
Universitas Sumatera Utara
lxiv
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 Model langkah analisis induktif
Memulai Berakhir
Sumber : Bungin, 2008 : 144 1.
Melakukan pengamatan, identifikasi dan re check terhadap data. Dalam tahap ini peneliti mengamati naskah atau dokumen dari UU
KIP yang menjadi topik permasalahan dalam penelitian ini. Identifikasi selanjutnya dilakukan pada tahap konstruksi pemahaman AJI Medan yang
menjadi data penelitian ini. Re-check data tidak lupa dilakukan guna verifikasi dan kesahihan data penelitian.
2. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh.
Seluruh informasi yang diperoleh, terutama informasi berupa konstruksi pemahaman AJI Medan kemudian dikategorisasikan dalam
beberapa sub-topik permasalahan yang lebih khusus. Kategorisasi ini dibuat berdasarkan paradigma konstruktivisme. Kategorisasi diperlukan guna
menjelaskan lebih detail konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. 3.
Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi.
I Melakukan
pengamatan, identifikasi, dan re-
check terhadap data VI
Membangun atau menjelaskan teori
II Melakukan
kategorisasi terhadap informasi
yang diperoleh V
Menarik kesimpulan-
kesimpulan umum III
Menelusuri dan menjelaskan
kategorisasi IV
Menjelaskan hubungan-hubungan
kategorisasi
Universitas Sumatera Utara
lxv
Universitas Sumatera Utara
Setelah kategorisasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah menelusuri dan menjelaskan kategorisasi paradigma konstruktivisme tadi secara labih
dalam dan komprehensif. Paradigma konstruktivisme digunakan untuk mendeskripsikan pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP.
4. Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi.
Kategorisasi data yang sudah dijelaskan tadi kemudian dihubungkan satu dengan yang lain berdasarkan relevansinya terhadap UU KIP. Paradigma
konstruktivisme berperan penting sebagai jembatan antar kategori-kategori yang ada agar hasil penelitian dapat menyeluruh dan memiliki hubungan
dalam membahas permasalahan penelitian. 5.
Menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Setelah dihubungkan, selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat
umum mengenai konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. Kesimpulan yang ditarik akan menerangkan konstruksi pemahaman AJI
Medan terhadap UU KIP. Kesimpulan juga dapat menerangkan fungsi UU KIP ini terhadap kegiatan jurnalistik dan kebebasan pers.
6. Membangun atau menjelaskan teori.
Dan akhirnya dari keseluruhan proses analisis induktif ini, peneliti akan mencoba membangun atau sekurang-kurangnya menjelaskan teori terkait
yang menjadi landasan dalam menganalisis konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. Yang dalam hal ini adalah teori paradigma
konstruktivisme sebagai landasan. Berangkat dari model langkah analisis induktif di atas, peneliti kemudian
membangun konsep alur analisis induktif yang lebih spesifik dalam penelitian ini. Yang menunjukkan cara peneliti dalam menganalisis konstruksi pemahaman AJI
Medan terhadap UU KIP yang digambarkan seperti berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
lxvi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4 Alur analisis induktif penelitian
1. Undang-undang No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Penelitian ini berangkat dari disahkannya UU KIP tahun 2008 yang lalu. Pada tahap ini, peneliti mengamati naskah atau dokumen dari UU KIP
dan ditarik ke dalam beberapa inti. Dari penarikan inti tersebut, peneliti kemudian merumuskannya ke dalam pokok permasalahan terkait poin-poin
penting dalam Undang-undang ini.
1. Undang-Undang No 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi publik
2. Wartawan
Berita
Kebebasan
pers
Pengenalan
Pemahaman 3. Konstruksi
pemahaman oleh wartawan AJI Medan
Penentuan tema kategori analisis
Pembagian dan penggabungan
kategori paradigma konstruktivisme
4. Pengumpulan, identifikasi dan
Kategorisasi Data
5. Penentuan poin paradigma
konstruktivisme
6. Pengembangan dan Pendalaman
7. Penarikan Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
lxvii
Universitas Sumatera Utara
2. Wartawan
Disahkannya UU KIP ini memberikan legitimasi hukum terhadap terbukanya keran informasi di setiap badan publik. Dalam hal ini, wartawan
selaku profesi 6M dapat terbantu ketika meminta informasi di detiap badan publik atas kehadiran UU KIP. Maka dari itu, kehadiran UU KIP dalam ruang
lingkup jurnalistik memiliki peran cukup penting. 3.
Proses konstruksi pemahaman oleh wartawan Terjadinya konstruksi pemahaman oleh wartawan AJI Medan terhadap
UU KIP tentunya memberikan beberapa aspek-aspek tertentu dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menetapkan aspek-aspek tersebut sebagai berikut
ini : a.
Pengenalan b.
Pemahaman c.
Berita d.
Kebebasan pers 4.
Pengumpulan, identifikasi dan Kategorisasi. Pada tahap ini, konstruksi pemahaman wartawan AJI Medan
dikumpulkan dan dilakukan identifikasi terhadap UU KIP. Pandangan, pendapat dan respon yang mereka tunjukkan dijadikan sebagai data dalam
penelitian ini. Setelah itu, kategorisasi dilakukan untuk mempermudah, menspesifikasi, sekaligus memperdalam analisis dalam penelitian ini. Dalam
tahap ini, peneliti terlebih dahulu menetapkan tema kategori analisis dan selanjutnya dilakukan pembagian dan penggabungan terkait konstruksi
pemahaman AJI Medan sesuai tema kategori yang sudah ada. 5.
Penentuan poin-poin penting paradigma konstruktivisme. Setelah dibagikan ke dalam beberapa kategori, konstruksi pemahaman
AJI Medan akan di analisis dengan terlebih dahulu menetapkan poin-poin penting dari UU KIP. Poin-poin penting tadi dijadikan sebagai landasan dasar
dari proses analisis yang mendalam dan kontinu.
Universitas Sumatera Utara
lxviii
Universitas Sumatera Utara
6. Pengembangan dan Pendalaman
Setelah poin-poin penting paradigma konstruktivisme
sudah ditetapkan, kemudian dilakukan pengembangan dan pendalaman analisis.
Pada tahap ini, proses analisis merupakan puncak dalam penelitian ini. Proses tersebut dilakukan peneliti dengan memanfaatkan data yang sudah ada.
Pengembangan dan pendalaman dilakukan dengan metode deskriptif untuk mengetahui konstruksi pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP dan
fungsinya dalam kegiatan jurnalistik. 7.
Penarikan kesimpulan Pada tahap akhir ini, proses analisis ditutup dengan penarikan
kesimpulan-kesimpulan penting dari hasil pengembangan dan pendalaman data. Kesimpulan tersebut ditarik dari fakta yang tersirat dari konstruksi
pemahaman AJI Medan terhadap UU KIP. Kesimpulan yang ditarik akan mendeskripsikan konstruksi pemahaman mereka terhadap UU KIP dan
fungsinya dalam kegiatan jurnalistik.
3.5 Teknik Pengumpulan Data