9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Belajar
a. Teori Belajar
Dalam kenyataan belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Pengertian belajar menurut W.S.
Winkel dalam Ahmad Susanto 2013: 4 adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan, dan
menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat
relative konstan dan berbekas. Belajar menurut Rusman 2012: 85 merupakan suatu aktivitas
yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan
proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak,
menelaah, membandingkan,
membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas
yang fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau pecobaan, latihan,
kegiatan praktik, membuat karya produk, apresiasi dan sebagainya. Menurut arti secara psikologis, belajar sebagai suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
10 kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut dapat diwujudkan dalam
seluruh aspek tingkah laku. Sehubungan dengan hal tersebut, Soeyanto 1981: 12 mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan yang terus menerus pada diri manusia karena usaha untuk mencapai kehidupan atas bimbingan dan sesuai dengan cita-cita dan
falsafah hidupnya. Menurut Evaline 2010: 4 bahwa belajar adalah sebuah proses
yang kompleks di dalamnya terkandung beberapa aspek, yaitu. bertambahnya
jumlah pengetahuan,
adanya penyerapan
pengetahuan, menyimpulkan makna dan adanya perubahan sebgai pribadi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kemampuan seseorang menerima pengetahuan,
pemahaman dan mengubahnya dalam suatu kegiatan interaksi dengan orang lain maupun dengan lingkungannya. Dengan belajar
seseorang akan bertambah jumlah pengetahuannya, memiliki kemampuan untuk mengingat adanya kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan yang dimiliki, dapat menyimpulkan makna, mampu menafsirkan dan mengaktifkan pengetahuan tersebut dengan realitas.
Kokom 2013: 2 mengemukakan bahwa, seseorang dikatakan belajar bila terjadi perubahan. Tetapi tidak semua perubahan terjadi
karena adanya proses belajar. Kokom memberikan contoh, misalnya seorang bayi dapat merangkak dikarenakan proses kematangan,
bukan proses belajar. Contoh lainnya adalah seseorang secara kebetulan dapat memperbaiki benda elektronik, tetapi apabila harus
11 mengerjakan hal tersebut dalam waktu yang berbeda dan mengalami
kesulitan maka kejadian tersebut dapat dikatakan orang tersebut belum belajar.
Jika hakikatnya belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri menurut
Djamarah 2002: 15-16 sebagai berikut : 1 Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya
suatu perubahan dalam dirinya. 2 Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan, perrubahan selalu bertambah dan tertuju
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usaha belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik
perubahan yang diperoleh. 4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara terjadi hanya untuk beberapa saat saja sepeti berkeringat, keluar air mata, menangis dan
sebagainya. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.