Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3 Berdasarkan pada uraian di atas, maka permasalahan yang
diangkat adalah bagaimana menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan peserta didik dengan kemampuan yang baik.
Maka tidak hanya diperlukan proses belajar mengajar tradisional saja yang hanya mementingkan pengalaman belajar sesuai dengan kurikulum,
namun lebih dari itu diperlukan proses belajar mengajar yang dapat membangkitkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan memberikan
pengalaman praktik sebagaimana kondisi yang sebenarnya pada mereka. Berdasarkan pengamatan di SMKN 3 Yogyakarta, pada mata
pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif PDTO, guru masih menggunakan pembelajaran model ceramah walaupun sudah didukung
dengan sarana prasarana di ruang kelas seperti LCD. Penggunaan model pembelajaran yang konvensional ini menyebabkan peserta didik kurang
antusias terhadap mata pelajaran yang disampaikan dan sering berbicara sendiri, bermain handphone serta bermain sendiri karena merasa bosan.
Pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif pada kelas X TKR 2, dari jumlah peserta didik sebanyak 29 peserta didik, kurang dari 15
peserta didik yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik bersikap diam atau bermain
handphone saat diberi kesempatan bertanya atau menjawab pertanyaan. Kelemahan model ceramah salah satunya adalah guru sulit mengetahui
apakah seluruh peserta didik sudah mengerti materi yang sudah dijelaskan atau belum. Walaupun peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya dan tidak ada yang bertanya, semua itu tidak menjamin peserta didik paham akan keseluruhan materi yang telah disampaikan
4 oleh guru. Terbukti dari hasil nilai ulangan harian kompetensi dasar
keselamatan dan kesehatan kerja pada mata pelajaran PDTO kelas X TKR 2, dari 29 peserta didik, sebanyak 20 peserta didik belum mampu
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal KKM 75.00. Ketidakaktifan peserta didik pada saat pelajaran berlangsung, seperti tidak
memperhatikan pelajaran pun menjadi salah satu penyebab hasil belajar yang dicapai peserta didik kelas X TKR 2.
Salah satu potensi manusia yang dapat berperan dalam menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran adalah berpikir kritis.
Dengan berpikir kritis seseorang dapat berpikir secara evaluatif dan mengambil keputusan dari suatu permasalahan. Untuk itu diperlukannya
metode yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikiran kritis peserta didik, sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut dengan pemilihan model belajar yang tepat sehingga proses belajar di ruang kelas terasa sangat
menyenangkan. Salah satu metode yang sesuai dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah metode pembelajaran
Brainstorming. Menurut Roestiyah 2008: 73 metode pembelajaran Brainstorming
adalah suatu teknik mengajar di dalam kelas dengan memberikan suatu masalah ke kelas oleh guru kemudian peserta didik menjawab atau
menyatakan pendapatnya sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru atau dapat diartikan juga sebagai suatu cara
untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat.
5 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dilakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik
Otomotif PDTO Melalui Model Pembelajaran Brainstorming Kelas X di
SMK Negeri 3 Yogyakarta.” B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, perlu adanya identifikasi masalah yaitu kemungkinan masalah yang muncul yang berkaitan
dengan variable penelitian. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model ceramah yang digunakan oleh guru di SMKN 3 Yogyakarta menyebabkan peserta didik kurang antusias dan sering membuat
kegaduhan. 2. Saat proses pembelajaran berlangsung masih terdapat peserta
didik yang tidak memerhatikan penjelasan guru dan bermain dengan teman sebangkunya.
3. Keterlibatan atau aktivitas sebagian besar peserta didik dalam pembelajaran masih kurang.
4. Rendahnya hasil belajar peserta didik ditunjukkan dengan sebesar 68.97 peserta didik kelas X TKR 2 belum memenuhi nilai KKM
pada mata pelajaran PDTO. 5. Model pembelajaran Brainstorming merupakan salah satu model
pembelajaran yang menggali daya kreatif dan keaktifan peserta didik dengan mengharuskan tiap peserta didik menyampaikan
6 pendapat dan berdiskusi. Sampai saat ini model pembelajaran
Brainstorming belum banyak digunakan oleh guru.