19 pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Manajemen kurikulum adalah penerapan jenis kegiatan dan fungsi manajemen perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian dalam kurikulum Suharsimi Arikunto, 2000: 8. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen kurikulum
merupakan suatu proses pengelolaan kegiatan yang berhubungan dengan kurikulum secara kooperatif, komperhensif, dan sistematik dengan menerapkan
fungsi manajemen. Pengelolaan kurikulum secara sistemik menunjukkan bahwa pada saat
proses pengelolaan kurikulum berlangsung akan dipengaruhi pula oleh komponen lain baik komponen dari dalam maupun dari luar kurikulum itu sendiri.
Penerapan fungsi manajemen dalam kurikulum ini dimaksudkan agar komponen- kompoen yang mempengaruhi pengelolaan dan pelaksanaan kuriku-lum dapat
berjalan dengan baik. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang diterap-kan tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan evaluasi
Rusman, 2011: 17.
1. Perencanaan kurikulum
Secara umum, perencanaan pendidikan dimaksudkan sebagai upaya untuk mendesain beragam aktivitas sehingga tujuan institusi dan tujuan pendidikan
secara umum dapat dicapai. Menurut Oemar Hamalik 2013:171 perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai
jenis dan tingkat pembuatan keputusan. Menurut Rusman 2011: 21 perencanaan pendidikan adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar untuk
membina
20 siswa kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana
perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa. Jadi dapat disimpulkan dari kedua ahli tersebut bahwa perencanaan pendidikan adalah proses pembuatan
kesempatan-kesempatan belajar utuk siswa yang berfungsi sebagai pedoman yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Informasi dan data yang menjadi area
utama pada perencanaan kurikulum pendidikan sebagai berikut. a. Kekuatan sosial.
b. Perlakuan pengetahuan. c. Pertumbuhan dan perkembanagn manusia.
Produk perencanaan adalah cetak biru blue print berbagai alternatif yang dihasilkan melalui serangkaian proses pengambilan keputusan baik secara makro
maupun mikro. Sebuah perencanaan kurikulum yang realistis disusun berdasarkan prinsip-
prinsip Oemar Hamalik, 2013: 172 berikut. a. Pertama, perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman siswa.
b. Kedua, perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang konten dan proses.
c. Ketiga, perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu dan topik.
d. Keempat, perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok e. Kelima, perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan
level. f. Keenam, perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.
2. Organisasi kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta
mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan
21 pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Hal tersebut berhubungan dengan
kegiatan pengaturan segala bentuk pelaksanaan kurikulum termasuk di dalamnya pemilihan jenis kurikulum dan penyusunan bahan ajar serta mata pelajaran.
Sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum, diantaranya berkaitan dengan ruang lingkup scope, urutan bahan sequence, kontinuitas,
keseimbangan dan keterpaduan integrated. Secara umum ada dua bentuk organisasi kurikulum, yaitu sebagai berikut.
1. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran subject curriculum Ada dua jenis kurikulum ini:
a. mata pelajaran yang terpisah-pisah separated subject curriculum dan b. mata pelajaran gabungan Correlated curriculum.
2. Kurikulum terpadu integrated curriculum Ada dua jenis kurikulum ini:
a. kurikulum inti core curriculumi, b.
social Functions dan Persistent Situations, c.
experience atau activity curriculum. Kurikulum bermacam-macam bentuknya. Menurut Nasution 2008: 177-178
bentuk kurikulum tersebut terdiri dari: a.
Separate-subject curriculum, yaitu segala bahan pelajaran disajikan dalam bentuk subjek atau mata pelajaran yang secara terpisah-pisah, yang satu
lepas dari yang lain. b.
Correlated curriculum, yaitu beberapa mata pelajaran disatukan, di-fusi- kan dengan menghilangkan batas masing-masing.
22 c.
Integrated curriculum, yaitu perpaduan dengan jalan meniadakan batas- batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran
dalam bentuk unit atau keseluruhan untuk mengintegrasikan pribadi anak dalam memecahkan masalah melalui pengajaran unit.
d. Core curriculum, yaitu kurikulum inti atau mata pelajaran yang menjadi
inti dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dari pendapat ahli mengenai bentuk-bentuk pengorganisasian kurikulum
pada dasarnya sama. Dari beberapa jenis kurikulum yang disebutkan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap jenis kurikulum mempunyai ciri-ciri,
keunggulan, dan manfaat masing-masing tergantung tujuan dari pemberian pengalaman kepada anak yang akan dicapai. Pengorganisasian kurikulum tidak
bersifat statik. Oleh karena itu, pengorganisasian kurikulum terdapat pula proses pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan masyarkat.
3. Implementasi kurikulum