Peneliti: untuk itu pak pedoman umumnya PLH dan mitigasi bencana, Ada Peneliti: penyusunan dan pengembangannya itu bagaimana pak? penyusunan

140 padukuhan lain di luar dusun eh kelurahan Winokerten itu tentang pembuatan kompos. 12. Peneliti: Jadi anak-anak yang diterjunkan langsung? Waka sarpras: Ho’oh, kemudian kemarin itu mengikuti pelatihan pembuatan ini kompos juga di bank sampah di Mbadegan Bantul, kita setiap ada kegiatan itu kita selalu menyertakan anak-anak kita. 13. Peneliti: terus caranya agar itu tetap survive itu gimana pak? Agar tetap berlangsung, terus menerus gitu lho? Waka sarpras: Lha itu anu, ini ada hubungannya dengan kurikulum juga, dalam kegiatan ekstra itu ada kegiatan ekstra yang ada hubungannya dengan lingkungan misalkan pengolahan sampah organik, pengolahan sampah anorganik, kemudian pembuatan karya ilmiah remaja itu untuk temanya yang KIR itu diupayakan permasalahan yang ada di sekolah ini, itu sampah yang organik dan non organik, kemudian batik itu kan juga ada limbahnya itu sebelum dibuang kan harus diolah terlebih dahulu itu kan ada hubungannya dengan lingkungan hidup, mulok batik juga ada.

14. Peneliti: untuk itu pak pedoman umumnya PLH dan mitigasi bencana, Ada

pedoman khusus Atau terintegrasi dengan KTSP? Waka sarpras: pedomannya? Pedomannya itu sepertinya belum ada ya itu ya, kan ya kita itu nyari-nyari di BLH dan diinternet itu, nyari-nyari waktu mau muncul monolitik itu ya nyari-nyari disumber lain kan pedomannya juga belum ada. 15. Peneliti: penyusunan dan pengembangannya itu bagaimana pak? penyusunan dan pengembangan isi kurikulum itu dari guru sendiri atau emang dari sekolah seperti apa? Waka sarpras: pengembangannya dari guru itu, jadi kan dari silabus dan RPP itu guru menyelipkan di dalam RPP itu nanti dikembangkan di dalam kelas, dikembangkan ketika guru masuk, kan dari sekolah itu kan udah ini udah ada rambunya, kan sudah ada RKKS kan berarti penyusunan KTSP itu udah ada 141 anggarannya udah ditetapkan di RKKS sekolah itu yang melaksanakan guru-guru dalam pembelajaran. 16. Peneliti: Cara mengintegrasikan kurikulum tadi ke RPP dan silabus itu gimana? Waka sarpras: Ya memasukkan unsure lingkungan hidup monolitik ke dalam RPP- nya, misalkan matematika mungkin ada soal berapa jumlah tumbuhan yang ada di lapanagan ini? Nah tumbuhan itu kan termasuk makhluk hidup kan? 17. Peneliti: kalau teknik dan metode pembelajarannya itu pak gimana? teknik dan metode? Waka Sarpras: Ya kita itu kan dengan Observasi langsung atau dengan demonstrasi 18. Peneliti: jadi demonstrasi pas teori ada terus praktek juga ada? Waka sarpras: iya, kan tidak semua indikator dalam RPP itu bisa diintegrasikan Lingkungan Hidupnya, tidak mungkin semuanya, ada yang indikator tertentu dimana LH bisa masuk, ada indikator tertentu yang LH tidak bisa masuk 19. Peneliti: untuk alat dan media pembelajarannya? Waka sarpras: alat dan media pembelajarannya? Khusus yang PLH itu ada di Lab. Mitigasi untuk pembuatan bio pori itu alatnya ada, pembuatan kompos itu alatnya ada, pembuatan briket itu juga ada, 20. Peneliti: kalau itu untuk pemakaian alat siswa harus dikelompokkan dulu atau siswa emang sudah bisa memakai alatnya sendiri-sendiri? Waka sarpras: kelompok, pemakaian alatnya itu kelompok, biasanya satu kelompok itu empat atau berapa itu disesuaikan dengan alatnya 21. Peneliti: rata-rata setiap kelas itu ada berapa? Waka sarpras: 30-32 anak