Refleksi Siklus I Data Siklus I

81 No. siswa Jumlah skor angket siklus I Setelah dikonversi ke standar 10 Kategori 3 70 9,7 Sangat baik 4 66 9,1 Sangat baik 5 65 9,0 Sangat baik 6 68 9,4 Sangat baik 7 65 9,0 Sangat baik 8 66 9,1 Sangat baik 9 68 9,4 Sangat baik 10 60 8,3 Baik 11 68 9,4 Sangat baik 12 71 9,8 Sangat baik 13 59 8,1 Baik 14 63 8,7 Sangat baik 15 60 8,3 Baik 16 58 8,0 Baik 17 65 9,0 Sangat baik 18 64 8,8 Sangat baik Jumlah siswa yang memilikicuriosityminimal pada kategori baik berdasarkan skala curiosity 18 Persentase siswa yang memilikicuriosityminimal pada kategori baik berdasarkan skala curiosity 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 13 siswa memiliki curiosity pada kategori sangat baik dan 5 siswa memiliki curiositypada kategori baik. Berdasarkan kriteria keberhasilan, maka diketahui bahwa delapan belassiswa 82 100 dari delapan belas siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu memiliki curiosityminimal pada kategori baik. Siklus dalam penelitian ini akan dihentikan jika 75 siswa memiliki curiosity minimal pada kategori baik. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa 77,8 siswa memiliki curiosity minimal pada kategori baik. Namun, hasil skala sikap ingin tahu ternyata tidak sama persis dengan hasil pengamatan. Hasil skala curiosity menunjukkan bahwa 100 siswa memiliki curiosity minimal pada kategori baik. Sumber data pengamatan siswa yang utama dalam penelitian ini adalah pengamatan, sedangkan skala minat digunakan sebagai sumber data pendukung hasil pengamatan. Meskipun sudah mencapai kriteria yang diharapkan, namun penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II untuk meningkatkan validitas penelitian. Oleh karena itu, pelaksanaan siklus II sebagai triangulasi waktu untuk menjamin efek penerapan strategi inkuiri terbimbing untuk meningkatkan curiosity bukan hanya suatu kebetulan.

3. Data Siklus II

Siklus II dilakukan dengan melalui langkah perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta refleksi. Perencanaan siklus II merupakan perbaikan rencana siklus I yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi siklus I. Berikut ini adalah penjabaran dari setiap langkah pada penelitian siklus II.

a. Perencanaan Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II berdasarkan pada hasil refleksi siklus I. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut. 83 1 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP mata pelajaran IPA dengan strategi inkuiri terbimbing yang disertai dengan perbaikan-perbaikan tindakan untuk siklus II. RPP siklus II dikonsultasikan dengan guru kelas V SD Negeri Wonosari maupun dua dosen pembimbing. RPP siklus II disusun untuk dua kali pertemuan. Kompetensi dasar yang digunakan yaitu mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan gaya magnet. Indikator-indikatornya meliputi mengelompokkan benda-bendagaya magnet dalam kehidupan sehari-hari, dan membuat magnet. Siklus II menggunakan strategi inkuiri terbimbing, bentuk percobaan yang dilakukan adalah pada pertemuan 1 bermain mengelompokkan benda- benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis. Pada siklus II juga disertai perbaikan tindakan berupa adanya upaya guru untuk memancing siswa agar menanyakan tujuan percobaan dengan cara menunjukkan media yang akan digunakan agar siswa penasaran. Perbaikan yang kedua adalah aturan-aturan percobaan dibuat sesuai kesepakatan siswa dengan guru. Perbaikan yang ketiga dengan merubah cara penyampaian pendapat yang berupa tindakan sebagi kontribusi dalam menyelesaikan permcobaan. Langkah-langkah dalam tindakan siklus II yang telah disertai dengan perbaikan-perbaikan tersebut adalah sebagai berikut. a Guru bertanya jawab dengan siswa apersepsi. Pada siklus II, tanya jawab tetap dilakukan secara klasikal, tetapi terdapat variasi dengan menunjuk siswa secara acak dan bergantian untuk menjawab pertanyaan guru. Selain itu, guru

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Dalam Mata Pelajaran Ipa Biologi Siswa Kelas VIII Di SMP N 5 Klaten Ta

1 4 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Dalam Mata Pelajaran Ipa Biologi Siswa Kelas VIII Di SMP N 5 Klaten Ta

0 2 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Learning Contract Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Ng

0 1 12

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI WIDORO.

0 2 327

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KELAS IVB SD NEGERI PANGGANG SEDAYU BANTUL.

0 3 310

PENINGKATAN CURIOSITY DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUROTRUNAN.

0 0 287

PENINGKATAN SIKAP PERCAYA DIRI SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VB SEKOLAH DASAR NEGERI TUKANGAN.

0 0 203

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 03 SUTI SEMARANG

0 0 13