38 meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku kekanak-kanakan serta
mampu mengembangkan identitasnya.
D. Hubungan antara Kontrol Diri dengan Perilaku Kenakalan Remaja
Remaja merupakan masa perkembangan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
Remaja sedang berada dalam masa peralihan karena remaja tidak lagi disebut anak- anak tetapi juga belum disebut sebagai individu dewasa. Masa peralihan ditunjukkan
bahwa remaja akan meninggalkan hal-hal yang bersifat kekanak-kanakan dan mempelajari pola perilaku baru untuk menggantikan pola perilaku yang telah
ditinggalkan. Seiring dengan perkembangannya remaja dihadapkan pada pengaruh- pengaruh sosial yang lebih luas dari masa sebelumnya. Pengaruh tersebut dapat
berupa pengaruh positif dan tidak menutup kemungkinan juga merupakan pengaruh negatif. Pengaruh negatif dapat berasal dari pengaruh teman sebaya, media sosial, dan
lingkungan sosial yang negatif. Pengaruh negatif dari lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perilaku remaja. Pengaruh negatif tersebut memungkinkan remaja
terlibat perilaku kenakalan remaja. Apabila remaja berada lingkungan yang melanggar norma-norma sosial maka akan memungkinkan remaja juga melakukan
perilaku yang melanggar norma-norma sosial juga. Kenakalan remaja yaitu kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat yang bersifat asosial bahkan anti sosial yang melanggar norma-norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
39 Berkaitan dengan tugas perkembangan remaja, salah satu tugas perkembangan
remaja yaitu memperkuat kontrol diri. Kontrol diri yaitu kemampuan individu dalam mengendalikan dirinya dari dorongan yang berasal pada diri sendiri maupun orang
lain, dan kemampuan mengelola tingkah lakunya sehingga dapat mengarah pada perilaku yang positif. Dengan memiliki kontrol diri remaja akan mampu
membimbing setiap perilakunya pada setiap perilaku yang positif. Kecenderungan remaja terlibat kenakalan remaja mengindikasikan bahwa remaja memiliki kontrol
diri yang rendah. Remaja yang memiliki kontrol diri rendah akan cenderung melakukan perilaku kenakalan. Hal tersebut karena remaja belum bisa dalam
mengendalikan diri dan menahan tingkah laku yang dapat menyakiti dan merugikan orang lain serta tindakan yang bertentangan dengan norma-norma sosial. Remaja
yang memiliki kontrol diri rendah cenderung belum bisa mengendalikan diri atas perilaku-perilaku yang dapat menyakiti dan merugikan orang lain, mengontrol
perilaku agar sesuai dengan peraturan, mengontrol perilaku-perilakunya. Sebaliknya, remaja memiliki kontrol diri yang tinggi akan dapat mengendalikan diri dan menahan
tingkah laku yang menyakiti oranglain dan perilaku yang melanggar peraturan. Remaja yang mampu mengendalikan diri maka akan mempertimbangkan setiap
perilaku-perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat menghindarkan diri untuk tidak terlibat pada kenakalan remaja.
40 Kontrol Diri
Tinggi
Perilaku kenakalan rendah
Remaja E.
Paradigma Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas, maka dapat dilihat hubungan antara variabel bebas yaitu kontrol diri dengan variabel terikat
yaitu perilaku kenakalan remaja. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan paradigm yang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Paradigma Penelitian
F. Hipotesis