28 Berdasarkan pendapat Block dan Block tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat tiga jenis kontrol diri yaitu kontrol yang berlebihan, kontrol yang tepat, dan kecenderungan melepaskan impuls secara bebas.
5. Faktor-faktor Kontrol Diri
Menurut M. Nur Ghufron Rini Risnawita S. 2014: 20, faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi kontrol diri adalah usia, semakin
bertambahnya usia seseorang maka semakin baik kemampuan mengontrol dirinya.
b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang ikut berperan terhadap kontrol diri di antaranya adalah
lingkungan keluarga yaitu orang tua dan teman sebaya yang menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang.
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal tersebut adalah usia, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga dan teman sebaya.
6. Perkembangan Kontrol Diri
Perkembangan kontrol diri dimulai saat individu dalam masa bayi. Vasta M. Nur Ghufron Rini Risnawita S., 2014: 26 mengungkapkan bahwa perilaku anak
pertama kali dikendalikan oleh kekuatan ekstrenal. Secara perlahan-lahan kontrol
29 eksternal tersebut diinternalisasikan menjadi kontrol internal. Calhoun dan Acocella
M. Nur Ghufron Rini Risnawita S., 2014: 26 mengungkapkan bahwa langkah penting dalam perkembangan bayi adalah proses belajar melalui kondisioning klasik.
M. Nur Ghufron Rini Risnawita S. 2014: 26 mengungkapkan bahwa pada akhir tahun pertama bayi mengalami kemajuan dalam kontrol diri. Bayi mulai memenuhi
perintah dari orangtuanya untuk menghentikan perilakunya. Bayi memodifikasi perilakunya sebagai respons terhadap perintah. Pada usia 24 bulan anak telah
melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Vasta M. Nur Ghufron Rini Risnawita S., 2014: 27 mengungkapkan bahwa
kontrol diri akan muncul pada tahun ketiga ketika anak sudah mulai menolak segala sesuatu yang dilakukan untuknya dan menyatakan keinginannya untuk melakukan
sendiri. Mussen M. Nur Ghufron Rini Risnawita S., 2014: 27 mengungkapkan bahwa setelah tahun ketiga anak mengembangkan strategi untuk menekan godaan
yang dialaminya setiap hari. Mereka harus belajar menolak gangguan sewaktu melakukan pekerjaan dan menunda hadiah langsung yang menarik untuk memperoleh
hadiah yang lebih besar atau penting kemudian. M. Nur Ghufron Rini Risnawita S. 2014: 27 mengungkapkan bahwa kemampuan mengontrol diri berkembang seiring
dengan perkembangan usia. Salah satu tugas perkembangan remaja yaitu mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok darinya dan kemudian mau membentuk
perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam seperti hukuman yang dialami ketika anak-anak. Hurlock M.
Nur Ghufron Rini Risnawita S., 2014: 27 mengungkapkan bahwa berdasar
30 perkembangan kognitifnya, remaja mampu mempertimbangkan suatu kemungkinan
untuk menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggungjawabkannya. Penting bagi remaja untuk memiliki kontrol diri, Rice Singgih D. Gunarsa, 2006:
262 mengungkapkan terdapat dua hal penting yang menyebabkan remaja memiliki kontrol diri yaitu karena adanya perubahan lingkungan dan adanya karakteristik di
dalam diri remaja yang membuat remaja lebih bergejolak strorm and stress period. Adanya perubahan lingkungan yang diungkapkan oleh Rice Singgih D. Gunarsa,
2006: 264 yaitu adanya perubahan dalam teknologi, adanya perubahan dalam kehidupan materi, adanya perubahan pada aspek pendidikan, perubahan kehidupan
seks dan adanya perubahan dalam bidang kekerasan. Adanya perubahan lingkungan tersebut maka penting bagi remaja untuk memiliki kontrol diri. Singgih D. Gunarsa
2006: 266 mengungkapkan bahwa dengan memiliki kontrol diri maka remaja akan mampu mengendalikan dan tingkah laku yang bersifat menyakiti dan merugikan
orang lain atau mampu mengendalikan serta menahan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku.
Arnett Singgih D. Gunarsa, 2006: 266 mengungkapkan bahwa pentingnya memiliki kontrol diri pada remaja juga didasari oleh fenomena bahwa masa remaja
sering kali dikenal sebagai masa badai dan topan strorm and stress period yaitu dengan kecenderungan konflik dengan orang tua, gangguan suasana hati, dan
kecenderungan terjadinya tingkah laku yang berisiko. Berdasar pada kecenderungan tersebut penting bagi remaja untuk memiliki kontrol diri agar remaja dapat
31 mengantisipasi akibat-akibat negatif yang ditimbulkan pada masa tersebut Singgih
D. Gunarsa, 2006: 268.
C. Kajian tentang Remaja