BAB IV ANALISIS TEKSTUAL DAN FUNGSI SOSIAL BUDAYA
NYANYIAN ANDUNG
Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis tekstual dan fungsi sosial andung. Penulis disini akan mendeskripsikan teks dari andung dengan menterjemahkannya dan
melihat apa-apa saja makna teks tersebut. Penulis juga akan melihat bagaimana pengaruh andung itu sendiri terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat batak toba. Dengan
demikian maka akan dapat diketahui fungsi sosial dan budaya dari andung tersebut.
4.1 Analisis Tekstual
Analisis tekstual adalah suatu penyelidikan atau pemeriksaan yang melakukannya dengan memakai metode ilmiah, biasanya untuk mengkaji isi karangan atau isi teks nyanyian
Echols dan Shadili 1986: 380 Mengamati bagaimana penggarapan teks dari nyanyian andung, seperti yang
dikemukakan Merriam 1964:189, mengemukakan bahwa kalimat-kalimat teks lagu dari sekelompok budaya sering tidak mengikuti sturuktur bahasa daerahnya sendiri.
Kecenderungan teknis penggunaan bahasa dalam teks nyanyian, dibagi dalam beberapa pendekatan tekhnik eufonis yaitu penghilangan atau penambahan silabel untuk tujuan
pencapaian efek musikal. Selanjutnya pengubahan bunyi dari kata yang biasa dalam percakapan sehari-hari menjadi bunyi yang tidak biasa dalam suatu teks nyanyian.
Untuk menganalisis teks nyanyian penulis mengacu kepada tulisan Meriam 1964:187 menyebutkan suatu yang paling penting untuk mengerti tata tingkah laku manusia
dalam hubungannya dengan musik adalah melalui teks nyayian. Teks tentu saja ialah bahasa tingkah laku yang lebih dari bunyi musik, mereka merupakan suatu kesatuan yang integral
dari musik. Tekstual merupakan hal yang paling penting dalam tulisan ini, dimana tekstual yang dipakai dalam penyajian nyanyian andung adalah kata-kata sehari-hari dan kata-kata
yang berbentuk kiasan.
4.2 Deskripsi Nyanyian Andung
Andung adalah sebuah nyanyian ratapan yang disajikan oleh perempuan dalam konteks kematian. Isi daripada andung tersebut merupakan kisah hidup orang yang meninggal
dunia dinyanyikan atau diandungkan dihadapan jasadnya. Nyanyian ratapan ini memakai beberapa ikon-ikon tangisan.
Teks yang dinyanyikan selalu muncul secara spontan berdasarkan konteks penyajiannya. Artinya teks yang muncul tidak bersifat baku dan muncul berdasarkan suasana
hati sipenyaji. Sipenyaji selalu merasa bebas untuk memulai atau menggarap teksnya. Hal yang sama juga terjadi dalam penggarapan melodi dan ritem andung. Hal ini terjadi karena
secara struktural, melodi dan ritem andung ini memang tidak memiliki bentuk yang baku. Hal ini pula yang menyebabkan bahwa penyajian nyanyian andung selalu bervariasi, karena
setiap penyaji akan menyajikannya dengan gaya dan tekhnik yang berbeda-beda.
4.2.1 Teks Nyanyian Andung
Dalam menuliskan teks dari nyanyian andung ini, penulis akan menampilkan teks nyanyian yang disajikan oleh Op Bronson Hutasoit 56 tahun. Disini penulis juga akan
menuliskan terjemahan dari teks tersebut yang mana langsung diterjemahkan oleh penulis sendiri agar memudahkan pembaca dalam membaca teksnya, penulis langsung
membubuhkan terjemahannya dibawah teks tersebut. Adapun kata-kata tersebut adalah :
Inong...
Ahado namasa naro tuho inong,nungga lao beho hapek manadingkon hami inong..g Ise nama donganku marsipasukkunan i inongku..uu
Ise ma donganku narap tu pestaii..i Hapek sai burju ho nian inong..
Haccit nai pambahenanmon tuhami inongku... Paet nai pakkilaan nami on inong,toppu nai panadingmon dihami inongkuuu..
Inong.. Burju nai ho inong manadingkon hami,laos soadong tonam tuhami inongku..
Inong.. Alusi jo au inong ale-alemon na jou-jou on,sangap dope ho dihami da inongku,arga dope ho
dihami inong.. Ise nama donganku rap tubalian i,marende ende hita diladang i,age tahe tung so tagam do
rohakku diparlaomon inongku.. Naboha do di hilala ho inong.. umbaen toppu parlaomon inongku..
Alusi jo au inonggg.. Terjemahannya:
Ibu... Apanya yang terjadi samamu ibu,udah pergi kamu meninggalkan kami ibuu..u
Siapalah kawanku bisa saling bertannya ibu..
Siapalah kawanku yang sama ke pesta itu.. Padahal baik kali kau ibu..
Ngeri kali kami rasakan ibu, cepat kalilah Ibu pergi.. Ibu...
Baik kali lah kau ibu meninggalkan kami tanpa ada pesa apapun.. Ibu..
Jawab dulu aku kawanmu ini yang manggil-manggil ibu,masih berharganya kau sama kami ibu..
Siapalah kawanku sama ke ladang itu,nyanyi-nyai kita disana,yahh gak nyangka aku kau pergi begitu saja.
Kenapa nya kau ibu apa yang kau rasakan makanya cepat kali pergi.. Jawab dulu aku ibu..
Dari teks diatas merupakan gambaran kisah sedih sipangandung. Andung ini tidak diiringi musik. Orang yang mangandung diatas adalah sahabat akrab orang yang meninggal
tersebut bahasa bataknya Ale-alena hinan, yaitu Op Bronson Hutasoit yang dulu semasa hidupnya dialah kawannya paling akrab, ketika mereka keladang ataupun kepesta mereka
selalu sama. Sipenyaji mengungkapkan hal yang dirasakannya itu sambil menangis atau merasa sangat bersedih, orang-orang yang mendengarnya juga ikut bersedih bahkan ada juga
yang ikut menangis.
4.2.2 Pemilihan dan Penggunaan Kata dalam Teks Nyanyian Andung
Berdasarkan teks yang dituliskan sebelumnya, dapat dilihat bahwa kata-kata yang dipakai dalam teks nyanyian andung merupakan kata-kata yang biasa digunakan dalam
bahasa sehari-hari masyarakat batak toba. Teks yang digunakan adalah kalimat yang tidak bersifat baku, karena berasal dari perasaan apa yang dirasakan oleh sipenyaji. Andung yang
diungkapkan oleh sipenyaji tersebut juga bermanfaat agar orang-orang yang mendengarnya tau betapa akrabnya dulu mereka.
4.2.3 Struktur Teks Nyanyian Andung
Bila dilihat struktur bentuk teks dari nyanyian andung dapat digolongkan dalam bentuk prosa yaitu rangkaian kata-kata yang disajikan didepan orang yang meninggal yang
biasanya di ungkapkan tentang bagaimana sifat dan tingkah laku orang yang meninggal tersebut sehingga memiliki suatu cerita atau persambungan makna dengan menggunakan
bahasa sehari-hari yang halus dan memiliki makna-makna khusus. Teks dari nyanyian andung tidak terikat dengan pola-pola persajakan atau pola-pola pantun, tetapi merupakan
paparan yang cukup lugas dan indah karena bahasa yang konotatif. Secara umum teks dari nyanyian andung tidak memiliki struktur teks yang baku. Artinya teks yang diungkapkan oleh
sipenyaji selalu berdasarkan isi hati atau perasaan sipenyaji itu sendiri. Apa yang diungkapkan si penyaji pada awal andung nya bisa saja muncul pada bagian pertengahan atau
di akhir andung nya tersebut. Nyanyian andung ini biasanya diungkapkan secara berulang- ulang. Teks dari nyanyian andung ini tidak memiliki aturan mengenai dimana letak bagian
pembuka, isi, atau penutup. Seluruh teks dari nyanyian andung merupakan isi karena keseluruhan dari teks tersebut berisi ungkapan perasaan yang dirasakan sipenyaji.
4.2.4 Isi Teks Nyanyian Andung
Jika diamati lebih jauh teks dari nyanyian andung berisi sifat kesehariannya orang yang meninggal. Sipenyaji mengungkapkan isi perasaanya yang sangat sedih ketika ditinggal
oleh sahabat akrabnya itu, bisa juga ungkapan rasa kecewa atau penyesalan sipenyaji bahwa orang yang disayanginya dan diharapkannya telah pergi jauh untuk selamanya. Meskipun
dirundung dengan kesedihan yang demikian, didalam nyanyian andung ini juga selalu menyertakan hata kata-kata atau pesan, dan tangiang Doa dan harapan yang disampaikan
oleh sipenyaji.
4.2.5 Fungsi Sosial Budaya Nyanyian Andung Pada Masyarakat Toba
Selain menganalisis struktur teksnya, fokus penelitian pada tulisan ini juga membahas mengenai fungsi sosial dan budaya nyanyian andung. Seperti yang dikemukakan oleh Alan P
Merriam dalam bukunya The Anthropology Of Music menyatakan ada 10 fungsi dari musik. Akan tetapi disini ada beberapa fungsi yang dipakai yaitu 1fungsi pengungkapan emosional
yaitu disini music berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang yaitu untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. 2fungsi komunikasi yaitu musik memiliki fungsi komunikasi
berarti bahwa sebuah music yang berlaku disuatu daerah kebudayaan mengandung isyarat- isyarat tersendiri yang hannya diketahui oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
Hal ini dapat dilihat dari teks ataupun melodi tersebut. 3fungsi pengintegrasian masyarakat yaitu music memiliki fungsi dalam pengintegrasian masyarakat. Suatu music jika dimainkan
secara bersama-sama maka tanpa disadari musik tersebut menimbulkan rasa kebersamaan diantara pemain atau penikmat musik itu. Setelah menganalisis teks dengan melihat makna
yang tersirat, pesan-pesan yang terkandung, keluh kesah, dan melihat keadaan penyajiannya, maka penulis memperoleh fungsi sosial budaya dari nyanyian andung ini adalah sebagai
perantara atau media budaya terhadap masyarakat toba. Adapun fungsi sosial dai andung ini
adalah ketika andung ini disajikan didepan khayalak ramai. Pesan-pesan dan keluh kesah yang disampaikan oleh sipenyaji andung akan didengar oleh seluruh orang yang hadir
ditempat itu, dan pesan-pesan tersebut dapat dijadikan pengajaran atau sumber pendidikan informal oleh para orang-orang yang hadir pada umumnya dan kepada keluarga yang
ditinggal pada khususnya. Dengan melakukan hal tersebut, maka sipenyaji akan merasa puas dengan keluh kesah yang disajikan didepan orang mati tersebut.
4.3 Penggarapan Teks Nyanyian Andung
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa teks dari nyanyian andung akan berganti-ganti sesuai dengan penyelenggaraan dan keadaan upacara. Hal yang sudah pasti
berganti-ganti adalah menyangkut identitas penyelenggara upacara. Ditambah kondisi keluarga yang berbeda-beda maka harus berbeda juga penggarapan teks untuk
mengungkapkan keadaan itu. Langkah awal yang dilakukan oleh sipenyaji andung untuk penggarapan teks adalah
dengan memperhatikan kondisi keluarga. Langkah yang biasanya dilaksanakan untuk memperoleh atau mencari tahu secara detail keadaan orang yang meninggal adalah dengan
mengingat penderitaan yang dialami dalam hidupnya. Semua keluh kesah diungkapkan dalam andung tersebut. Teks yang disajikan dalam andung berupa ungkapan kesedihan sipenyaji.
Biasanya dalam mangandung ini bisa juga di iringi dengan ende lagu untuk orang meninggal yang dibawakan oleh salah satu orang disekitarnya kemudian diikuti oleh
andung-andung. Tidak ada batasan untuk seseorang yang akan menyajikan nyanyian andung, misalnya
kelas masyarakat, jenis kelamin, umur atau golongan. Namun secara umum semua masyarakat yang ikut turut berduka bisa mangandung, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Akan tetapi orang yang pada umumnya mangandung adalah orang yang sudah dewasa atau orang tua.
4.4 Aspek bahasa