Meter Gaya yang ditimbulkan akibat hubungan teks dan melodi

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis dapat melihat suatu kontur melodi dari nyanyian andung adalah pendulous. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan melodi dari nada yang tinggi ke nada yang rendah lalu kembali ke nada yang tinggi dan sebaliknya.

4.5 Meter

Kombinasi dari kuat dan lemahnya sebuah pulsa berulang disebut dengan meter Duckworth, 1992:7. Dengan kata lain meter juga dapat didefenisikan sebagai pola berulang yang timbul dari adanya aksen atau penekanan dari sebuah bunyi musik, yang kemudian menetapkan tempo atau ketukan dari musik itu sendiri. Pola meter yang paling umum dikenal adalah duple meter meter 24, triple meter meter 34, dan quadruple meter meter 44. Angka yang terletak disebelah kiri menunjukkan jumlah ketukan pulsa dalam setiap birama, sedangkan angka yang terletak disebelah kanan menunjukkan nilai dari sebuah nada pada setiap ketukan. Pola-pola tersebut dikenal dengan istilah time signature tanda waktu. Time signature ini dituliskan diletakkan pada awal sebuah komposisi musik. Pada nyanyian andung tidak ditemukan adanya penggunaan meter free meter. Karena nyanyian ini disajikan sesuai dengan kebutuhan daripada sipenyaji itu sendiri. Maksudnya adalah sipenyaji memiliki kebebasan untuk menentukan dimana dia harus berhenti maupun mulai mangandung. Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan, bahwa meter dari nyanyian andung ditentukan dari keadaan penyajiannya.

4.2 Gaya yang ditimbulkan akibat hubungan teks dan melodi

Untuk melihat gaya yang muncul akibat hubungan teks dan melodi, Malm 1977:9, menulis apabila setiap suku kata menggunakan satu nada, gaya yang demikian disebut silabis dan apabila satu suku kata menggunakan beberapa nada maka gaya tersebut dinamakan melismatis. Berdasarkan analisis terhadap gaya yang terjadi antara hubungan teks dengan melodi, penulis dapat mengemukakan bahwa penggarapan gaya silabis pada nyanyian andung cenderung didapati diawal dan ditengah frase, sedang penggarapan gaya melismatis didapati di akhir frase. Pada dasarnya nyanyian andung mempunyai lirik kata-kata dan lagu melodi. Sehubungan dengan itu Curts Sachs 1962:66-70, menulis tentang Logogenik dan Melogenik. Logogenik adalah nyanyian yang mengutamakan teks daripada melodinya, karena melodinya hannya merupakan perulangan-perulangan saja. Sedangkan melogenik adalah nyanyian yang mengutamakan melodi, sedang secara tekstual hanyalah perulangan- perulangan saja. Apabila dikaitkan dengan dengan nyanyian andung , maka nyanyian ini dapat dikatakan sebagai nyanyian melogenik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan