ni surat, ina ni surat tersebut adalah: A, Ha, Ma, Na, Ra, Ta, Sa, Da, Ga, Ja, La, Pa, Ba, NGa, NYa, Wa, Ya, I dan U. Untuk lebih cepat mengingat ke 19 Ina ni surat ini kita kelompokkan
menjadi beberapa kata yaitu AhaMaNaRaTa ?? SaDaGaJa, BaNga, LaPa, NyaWa: Ya,I,U. Contoh Ina ni surat dalam batak toba :
2.2.3 Sistem Kepercayaan
Sebelum masyarakat toba desa sigumpar menganut Agama Kristen Protestant, mereka mempunyai sistem kepercayaan tentang debata mula jadi na bolon yang memiliki kekuasaan
di atas langit yang menyangkut jiwa dan roh yaitu: tondi, sahala dan begu. Tondi adalah jiwa atao roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberikan nyawa
kepada manusia. Tondi didapat sejak seseorang didalam kandungan. Bila tondi meninggalkan badan seseorang maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka untuk itu diadakan
upacara mangalap menjemput tondi dari sombaon yang menawannya. Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi tetapi tidak semua
orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula. Begu adalah tondi orang telah meninggal yang tingkah lakunya sama
dengan tingkah laku manusia, hannya muncul pada waktu malam. Disamping aliran kepercayaan agama suku tersebut diatas terdapat juga dua agama besar yang berpengaruh
dan dianut oleh masyarakat batak khususnya batak toba yaitu Kristen protestan dan Islam. Sebelum masyarakat toba memeluk agama kristen dan islam, diantara mereka masih ada yang
mengikut kercayaan seperti parmalim, parbaringin, dan parhudam-hudam. Religi-religi ini sering pula disebut agama si raja na batak karena religi ini diyakini oleh sebagian besar orang
batak toba. Dulu kepercayaan yang dianut masyarakat batak toba adalah kepercayaan terhadap mula jadi na bolon yang dipercayai oleh orang batak sebagai dewa tertinggi mereka
yaitu pencipta tiga dunia yaitu: dunia atas banua ginjang, dunia tengah banua tonga, dunia bawah banua toru.
Demikianlah religi dan kepercayaan suku batak toba yang walaupun sudah menganut agama kristen dan berpendidikan tinggi tetapi belum mau meninggalkan religi dan
kepercayaan yang sudah tertanam didalam hati sanubari mereka. Pada masyarakat desa sigumpar, siklus kehidupan seseorang dari lahir kemudian dewasa berketurunan sampai
meninggal, melalui beberapa masa dan peristiwa yang dianggap penting karenya pada saat- saat atau peristiwa penting tersebut perlu dilakukan upacara-upacara yang bersifat adat
kepercayaan dan agama. Upacara-upacara tersebut antara lain upacara turun mandi, pemberian nama, potong rambut dan sebagainya pada masa anak-anak, upacara mengasah
gigi, upacara perkawinan, upacara kematian dan lain-lain. Dikalangan masyarakat batak dikenal upacara memberi makan enak kepada orang tua yang sudah lanjut usia tetapi masih
sehat, tujuannya untuk memberi semangat hidup agar panjang umur dan tetap sehat juga kepada orang tua yang sakit dengan maksud agar dapat sembuh kembali. Upacara ini disebut
“sulang-sulang”. Meskipun kini sebagian besar penduduk sudah memeluk agama kristen, tapi kepercayaan lama yang bersifat animistis masih terlihat dalam upacara-upacara yang
dilakukan. Misalnya upacara memanggil roh leluhur kerumah keluarga yang masih hidup
dengan perantaraan sibaso atau dukun wanita. Sibasoo nanti akan kemasukan roh sehingga setiap ucapannya dianggap kata-kata leluhur yang meninggal.
Dalam konteks kepercayaan tradisional agama batak toba terdapat konsep bahwa kehidupan manusia tetap berlangsung walaupun sudah meninggal. Kehidupan itu berada pada
dunia maya, kehidupan para roh-roh yang sudah meninggal. Anggapan bahwa roh-roh itu memiliki komunitas dan aktivitas sendiri. Itu sebabnya hingga kini masih terdapat
kepercayaan bagi masyarakat batak untuk ikut menyertakan berbagai perlengkapan orang yang sudah mati, dikubur bersama jasadnya. Misalnya pahean pakaian yang dikenakan
dipergunakan nantinya setelah roh sebagai pakaian yang membungkus dari rasa dingin dan ringgit sitio suara uang untuk kebutuhan perjalanan menempuh perjalanan jauh dari dunia
nyata kedunia maya atau benda-benda lainnya yang dibutuhkan dalam dunia roh. Dari beberapa versi cerita kehidupan orang batak bahwa orang batak pada zaman
keberhalaan sudah mempercayai adanya allah yang satu yang disebut mula jadi na bolon yang menjadi sumber dari segala yang ada. Orang batak kala itu percaya ada kekuatan besar
debata yang menjadikan langit dan bumi dan segala isinya juga memelihara kehidupan secara terus menerus. Debata mula jadi na bolon adalah sebagai ilah yang tidak bermula dan tidak
berakhir, dia adalah awal dari semua yang ada.
2.4 Sistem Kekerabatan