Proses Transkripsi Formula Melodi

nyanyian andung dan dalam kehidupan sehari-hari tidak jauh berbeda, hannya saja andung itu dinyanyikandilagukan sedangkan bahasa sehari-hari dilafalkandiucapkan. Walaupun begitu tidak semua kata-kata yang dipergunakan dalam andung tidak seluruhnya bergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna konotatif. Makna konotasi inilah yang justru lebih banyak memberi efek makna bagi yang mendengar, karena mampu meresap kedalam hati dan perasaan para pendengarnya. Bila kita lihat dalam kalimat .....boasama tadingkononmu hami gellengmon inang....kata boasama tadingkononmu pada kalimat tersebut secara denotatif mengandung arti perasaan sedih karena ditinggal, namun arti yang tersirat atau secara konotatif mengandung makna sedih. Sehingga kalimat tersebut mengandung makna “ungkapan kesedihan sipenyaji. Jadi kata yang diungkapkan tersebut biasanya mempunyai makna dan arti tertentu

4.4.1 Proses Transkripsi

Sebagai langkah awal yang dilakukan oleh penulis dalam pentranskripsian, pertama sekali penulis mengadakan rekaman langsung dari Op.Bronson Hutasoit Informan pokok. Rekaman yang ditranskripsi bukan pada saat berlangsungnya pesta adat kematiannya, tetapi nada, melodi dan teksnya disajikan diandungkan pada saat hari pertama orang yang meninggal. Andung yang direkam pada hari pertama, waktu itu memang sangat sulit untuk ditranskripsi karena terlalu banyak suara-suara ribut atau bising. Selanjutnya seluruh rekaman tersebut di copy direkam kembali ke kaset lain maupun ke plasdisk, hal ini dilakukan supaya kaset aslinya tidak cepat rusak oleh karena sering diputar ulang dalam mendengarkan nyanyian tersebut. Penulis berusaha dapat menirukan melodi Andung untuk mempermudah pentranskripsian. Sesuai dengan kebutuhan trasnkripsi dalam tulisan ini, maka notasi yang dipakai adalah dengan pendekatan deskriptif, karena notasi deskriptif ini dapat juga dikaitkan sebagai notasi yang digunakan untuk menuliskan nyanyian andung yang telah disajikan dari apa yang didengar. Dalam mentranskripsikan melodi nyanyian andung, penulis akan menggunakan notasi balok. Alasan penulis menggunakan notasi balok tersebut karena dalam tradisi musik batak toba sampai saat ini belum dijumpai sistem notasi tersendiri dan notasi balok lebih mudah dipakai untuk penotasian musik seperti nyanyian andung. Pada dasarnya notasi balok ini digunakan untuk musik-musik barat, namun dalam menotasikan musik non baratpun dapat dilakukan dengan cara memodifikasi notasi tersebut. Penggunaan notasi ini lebih tepat disamping sudah lazim digunakan dalam penulisan musik juga keefektifannya dalam melihat tinggi rendahnya nada, serta mampu memberikan kemudahan dalam kerja analisis.

4.4.5 Formula Melodi

Melodi adalah jajaran atau susunan dari unsur nada yang dikombinasikan dengan unsur ritem dan bergerakberjalan dalam waktu. Secara alami kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Melodi tersusun dari beberapa rangkaian nada secara horizontal. Menurut Malm 1977:80 bahwa formula melodi bentuk dapat dibagi beberapa jenis yaitu : 1. Repetitif yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang 2. Interatif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan dalam keseluruhan nyanyian 3. Reverting yaitu bentuk nyanyian yang terjadi pada perulangan frase pertama setelah terjadi penyimpangan melodi 4. Stropic yaitu bentuk nyanyian yang pengulangan melodinya tetap sama tetapi teks nyanyian baru 5. Progresive yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang baru Jika dikaitkan dengan apa yang telah diutarakan oleh Malm diatas, maka bentuk dari nyanyian andung dapat disebut sebagai bentuk Repetitif yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang.

4.4.6 Kontur