Sektor Perikanan dan Kelautan Sektor Industri dan Perdagangan

46 merupakan kegiatan yang saling bersinergi. Produksi peternakan berupa daging, telur, dan susu pada kurun waktu 5 tahun 2000 – 2005 rata-rata peningkatan per tahun untuk daging 9.25, telur 1.01 dan susu 5. 90.

d. Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Bogor mempunyai daerah kawasan hutan yang terdiri dari hutan lindung atau produksi. Daerah hutan lindung umumnya terdapat di daerah dataran tinggi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air, sedangkan hutan produksi relatif terbatas dan menyebar terutama di daerah Cigudeg dan Klapanunggal. Luas kawasan hutan di Kabupaten Bogor seluas 84 047.02 Ha atau sebesar 28.12 dari luas seluruh wilayah Kabupaten Bogor. Berdasarkan fungsinya sebesar 8.67 atau sebesar 25 912.29 Ha merupakan Hutan Produksi dan sisanya sebesar 19.45 atau sebesar 58 134.73 Ha merupakan Hutan Lindung. Daerah kawasan hutan tersebut saat ini cenderung berkurang tutupan hutannya. Dari data citra Landsat 1999, diketahui kawasan yang bervegetasi hutan adalah seluas 110 720.03 ha atau 37.05, sedangkan sisanya sebesar 62.95 atau 188 118.27 Ha merupakan kawasan hutan yang tidak berhutan non hutan yang merupakan sawah, pemukiman, tegalan, tanah terbuka, semak dan belukar. Jika dilihat kondisi citra landsat 2002 Marisan 2006, maka daerah kawasan lindung yang berhutan tinggal 60, sedangkan daerah berhutan di kawasan hutan produksi tinggal 20. Kontribusi sub sektor kehutanan tidak besar dibanding sub sektor lainnya terhadap total PDRB tahun 2007 hanya senilai 0.01.

e. Sektor Perikanan dan Kelautan

Usaha perikanan di Kabupaten Bogor cukup potensial untuk dikembangkan, baik budidaya ikan hias, pembenihan, maupun pembesaran ikan konsumsi. Untuk ikan konsumsi antara lain : mas, lele, nila, gurame, dan patin, yang dapat dikembangkan hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Bogor. Saat ini perkembangan usaha perikanan terutama di Bogor Barat dan sebagian wilayah Bogor Tengah. Produksi perikanan pada kurun waktu 5 tahun 2000 – 2005 rata- rata peningkatannya per tahun untuk ikan hias 7, ikan konsumsi 4, benih ikan 3. Produksi ikan konsumsi diperoleh dari cabang usaha Kolam Air Tenang 47 61.74, Kolam Air Deras 27.89, Perikanan Sawah 6.84, Jaring Apung 1.44, Karamba 0.62 dan Perikanan Tangkap di Perairan Umum 1.34. Sumbangan sub sektor perikanan terhadap PDRB sektor pertanian menduduki peringkat ketiga setelah sub sektor tanaman bahan makanan dan peternakan atau 6.2, sedangkan kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Bogor tahun 2007 hanya senilai 0.3 saja. Gambaran umum potensi perikanan diatas dapat menjadi pendorong bagi calon investor untuk membuka usaha perikanan, baik komoditas ikan hias, usaha pembenihan maupun pembesaran ikan konsumsi. Untuk usha budidaya pembesaran ikan konsumsi peluang besar terutama masih terdapat pada cabang usaha perikanan Kolam Air Tenang KAT dan cabang usaha Karamba Jaring Apung KJA di perairan umum setu.

f. Sektor Industri dan Perdagangan

Pembangunan industri telah mampu mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi serta menjadi penggerak perkembangan pembangunan daerah. Hal ini juga membuka peluang perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat. Sektor industri merupakan komponen utama pembangunan daerah yang mampu memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar, tingkat penyerapan tenaga kerja yang banyak, dan terjadinya transformasi kultural daerah menuju ke arah modernisasi kehidupan masyarakat. Kinerja sektor industri pada tahun 2007, dengan nilai investasi Rp2 158 725 511 039.00 menyerap 80 280 orang tenaga kerja terdiri dari 62 305 orang pada industri menengah dan besar dan 17 975 orang pada industri kecil, dengan kontribusi sebesar 64.41 terhadap PDRB tahun 2007 merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi. Kendala utama dalam pembangunan industri adalah dukungan infrastruktur masih belum memadai terutama jalan, dan terminal dry port, rendahnya kemampuan dalam pengembangan teknologi, rendahnya kemampuan dan keterampilan sumber daya industri serta pencemaran limbah industri. Potensi industri Kabupaten Bogor selama kurun waktu 5 tahun mengalami peningkatan. Nilai Investasi pada tahun 2001 sebesar Rp1 601 477 936 000.00 sedangkan tahun 2005 meningkat menjadi Rp2 151 193 861 415.00 Jumlah unit usaha di sektor industri hingga tahun 2005 48 sebesar 1 783 buah terdiri dari 538 buah usaha menengah dan besar serta 1 245 unit usaha kecil. Sumbangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran terhadap PDRB tahun 2007 sebesar 15.5. Untuk sub sektor perdagangan 82.07 terhadap proporsi PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2007. Pengembangan perdagangan di Kabupaten Bogor difokuskan pada pengembangan sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Bila dilihat dari pertumbuhan setiap sektor usaha di Kabupaten Bogor, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki tingkat pertumbuhan terbesar kedua setelah sektor industri pada tahun 2005, yaitu sebesar 8.01 .

g. Pengembangan Dunia Usaha