Pengembangan Dunia Usaha Sektor Pariwisata Menentukan

48 sebesar 1 783 buah terdiri dari 538 buah usaha menengah dan besar serta 1 245 unit usaha kecil. Sumbangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran terhadap PDRB tahun 2007 sebesar 15.5. Untuk sub sektor perdagangan 82.07 terhadap proporsi PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2007. Pengembangan perdagangan di Kabupaten Bogor difokuskan pada pengembangan sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Bila dilihat dari pertumbuhan setiap sektor usaha di Kabupaten Bogor, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki tingkat pertumbuhan terbesar kedua setelah sektor industri pada tahun 2005, yaitu sebesar 8.01 .

g. Pengembangan Dunia Usaha

Realisasi kegiatan penanaman modal yang telah mendapat persetujuan sampai dengan tahun 2007 adalah sebanyak 388 perusahaan PMA dengan nilai investasi US 9 064 562 826 358.00 sedangkan untuk PMDN berjumlah 187 perusahaan dengan nilai investasi Rp5 555 733 117 530.00 Apabila didasarkan pada jenis usahanya, terdapat 33 usaha primer PMA dengan nilai investasi Rp1 045 148 937 200.00 ; 300 usaha sekunder pada PMA dengan nilai investasi sebesar Rp6 819 616 078 958.00 dan US 1 795 681.57, sedangkan untuk jenis usaha tersier PMA sebanyak 55 perusahaan dengan nilai investasi sebesar Rp23 881 600 000.00 dan US 1 811 400.00 Sedangkan untuk PMDN, terdapat 8 usaha primer dengan nilai investasi sebesar Rp67 942 057 991.00, 162 sekunder dengan nilai investasi sebesar Rp1 390 660 605 025.00 dan 17 usaha tersier dengan nilai investasi sebesar Rp256 303 341 936.00.

h. Sektor Pariwisata

Potensi pariwisata di Kabupaten Bogor cukup menjanjikan, namun belum dikelola secara optimal, proporsional, dan profesional, serta belum ditempatkan sebagai kegiatan industri pariwisata. Potensi pariwisata yang saat ini dimiliki oleh Kabupaten Bogor antara lain : wisata alam, wisata budaya, dan wisata belanja. Kawasan Puncak di sepanjang koridor jalan pada waktu-waktu tertentu menjadi daya tarik wisata. Hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan domestik sebagian 49 besar berasal dari penduduk Kota Jakarta yang jumlahnya cukup signifikan, terutama pada waktu akhir pekan atau libur nasional. Upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan para pelaku pariwisata belum memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan industri pariwisata Kabupaten Bogor. Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2007 sebanyak 2 120 019 orang, yang terdiri dari 96.86 wisatawan nusantara dan 1.13 wisatawan asing.

i. Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bogor mempunyai sumberdaya galian baik non logam maupun logam. Untuk bahan non logam terutama untuk galian C, berupa bahan piroklastik dan lava atau batuan terobosan dari gunung berapi, yang menghasilkan bahan seperti pasir gunung, tanah urug, zeolit, dan seterusnya. Sedangkan bahan galian logam yang utama adalah emas. Bahan galian non logam ini menyebar terutama di bagian barat dan timur kabupaten, dan sangat sedikit di bagian tengah. Sedangkan bahan galian logam seperti emas dan besi menyebar di daerah Bogor Barat di sekitar Nanggung dan Leuwiliang. Kontribusi lapangan usaha pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Bogor tahun 2007 senilai 1.16, dengan komposisi sub sektor migas 0.2, pertambangan non migas 50.2, dan penggalian 49.6 terhadap PDRB sektor pertambangan dan penggalian. 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif :

Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan produk unggulan dan alternatif produk unggulan atau data produk olahan minyak pala, melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden pakar, serta studi literatur. b. Pemilihan alternatif Dilakukan justifikasi melalui penentuan bobot tiap aternatif berdasarkan kepentingannya melalui pengisian kuesioner, dan menyeleksi bobot. c. Pemilihan kriteria Pengolahan data hasil pengisian kuesioner dengan menggunakan teknik Metode Perbandingan Eksponensial melalui pembobotan kriteria berdasarkan alternatifnya serta penggabungan pendapat pakar. Pihak-pihak yang dimintakan pendapat dan saran sebagai pakar adalah sebagai berikut : 1 Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, 2 Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 3 Anggota Komisi B di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bogor 4 Staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, dan 5 Peneliti Utama pada Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian.

3.1.2 Penentuan Produk Olahan Unggulan Minyak Pala

a. Penentuan Kriteria dan Alternatif :

Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan lokasi industri, alternatif lokasi sesuai kriteria berupa profil kecamatan, dan data luas dan produksi kebun pala rakyat di Kabupaten Bogor melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden pakar, serta studi literatur. 51 b. Pemilihan Alternatif Dilakukan justifikasi melalui penentuan bobot tiap aternatif berdasarkan kepentingannya melalui pengisian kuesioner, dan menyeleksi bobot. c. Pemilihan kriteria Pengolahan data hasil pengisian kuesioner dengan menggunakan teknik Metode Perbandingan Eksponensial melalui pembobotan kriteria berdasarkan alternatifnya serta penggabungan pendapat pakar. Pihak-pihak yang dimintakan pendapat dan saran sebagai pakar, sesuai kegiatan penelitian pada point 3.2.1

3.1.3 Penentuan Lokasi Industri Produk Olahan Unggulan Minyak Pala

a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan metode destilasi dan alternatif metode sesuai kriteria, melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden pakar, serta studi literatur. b. Pemilihan alternatif Dilakukan justifikasi melalui penentuan bobot tiap aternatif berdasarkan kepentingannya melalui pengisian kuesioner, dan menyeleksi bobot. c. Pemilian kriteria Pengolahan data dengan menggunakan teknik MPE melalui pembobotan kriteria berdasarkan alternatifnya serta penggabungan pendapat pakar. Pihak yang dimintakan pendapat dan saran sebagai pakar untuk mengidentifikasi macam metode destilasi serta pemilihan alternatif metode destilasi paling sesuai, yakni salah seorang peneliti pada Balai Besar Industri Agro BBIA dan Peneliti Utama pada Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian.

3.1.4 Analisis Kelayakan Industri Produk Olahan Minyak Pala

a. Kelayakan Finansial Diperlukan data sekunder seperti kapasitas produksi, kebutuhan bahan baku, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi harga-harga, serta asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan proyek, melalui telaah literatur dengan menggunakan teknik analisis finansial terdiri dari 52 penentuan komponen cashflow industri dan asumsinya, menghitung IRR, NPV, BC Ratio, BEP, serta analisis sensitivitas. b. Peluang Pasar, Infrastruktur, dan SDM Diperlukan data sekunder melalui telaah literatur dengan menggunakan teknik peramalan dan deskriptif.

3.1.5 Penentuan Posisi Industri Produk Olahan Minyak Pala

Diperlukan data primer yaitu faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman melalui pengisian kuesioner oleh Pakar dalam rangka Evaluasi Faktor Internal IFE dan Evaluasi Faktor Eksternal EFE dan menentukan bobot dan rating. Pihak yang dimintakan pendapat dan saran sebagai pakar untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, yakni seorang Peneliti pada Balai Besar Industri Agro, Manager Teknik Laboratorium Pengujian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, serta Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri.

3.1.6 Perumusan Strategi Sesuai dengan Posisi Industri

Diperlukan data primer berupa faktor internal dan eksternal industri dari hasil pengisian kuesioner dan analisa peneliti dengan menggunakan metode SWOT alternatif SO, ST, WO, dan WT, sehingga diperoleh hasil pengolahan IFE dan EFE.

3.1.7 Pemilihan Strategi Prioritas

Diperlukan data primer berupa penentuan sasaran goal, faktor, tujuan, strategi, dan data penilaian responden pakar terhadap tingkat pengaruh masing- masing elemen, melalui pengisian kuesioner dan wawancara dengan Pakar. Melalui teknik AHP dibantu Expert Choice diperoleh hasil pengolahan berupa prioritas strategi yang diperlukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat Kabupaten Bogor melalui pengembangan industri produk olahan minyak pala. Pihak-pihak yang dimintakan pendapat dan saran sebagai pakar dalam rangka pemilihan prioritas strategi, sesuai kegiatan penelitian pada point 2.1. 53 Tabel 6 Tahap Penelitian Berdasarkan Target Keluaran Tujuan Penelitian Kegiatan Penelitian Tipe dan Sumber Data Teknik Pengolahan Data Target Ouput 1. Penentuan metode destilasi. a. Menentukan berbagai kriteria dan alternatif metode destilasi minyak pala: Data Primer melalui pengisian kuesioner dengan pakar dan data sekunder melalui telaah literatur Merangkum hasil hasil kuesioner dan menelaah data literatur Kriteria alternatif metode destilasi minyak pala b. Memilih alternatif dengan pembobotan Data Primer melalui pengisian kuesioner oleh Pakar Justifikassi Berbagai kriteria dan alternatif memiliki bobot terseleksi c. Memilih kriteria berdasarkan alternatifnya masing-maing Data primer dan sekunder melalui pengisian kuesioner, wawancara dan telaah literatur MPE dan penggabungan pendapat pakar Metode destilasi minyak pala terpilih,

2. Penentuan produk olahan unggulan

minyak pala

a. Menentukan

berbagai kriteria dan alternatif produk olahan minyak pala Data Primer melalui pengisian kuesioner dengan pakar dan data sekunder melalui telaah literatur Merangkum hasil hasil kuesioner dan menelaah data literatur Kriteria alternatif produk olahan minyak pala b. Memilih alternatif dengan pembobotan Data Primer melalui pengisian kuesioner oleh Pakar Justifikassi Berbagai kriteria dan alternatif memiliki bobot terseleksi c. Memilih kriteria berdasarkan alternatifnya masing-maing Data primer dan sekunder melalui pengisian kuesioner, wawancara dan telaah literatur MPE dan penggabungan pendapat pakar Produk olahan unggulan minyak pala terpilih.

3. Penentuan lokasi industri yang

berpotensi

a. Menentukan berbagai