La Strategi dan Prospek Pengembangan Industri Produk Olahan Minyak Pala dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Bogor

18 I PENDAHULUAN

1.1 La

itas dan nilai tambah serta akan mpetitif dimanfaatkan. tar Belakang Strategi pembangunan Indonesia seharusnya didasarkan pada keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia. Hal ini berarti pembangunan perekonomian nasional harus dikembangkan dengan bertumpu pada sektor yang didukung oleh sumberdaya domestik dan memiliki peluang usaha, yang merupakan sinergi antara pertanian, agroindustri, dan jasa-jasa yang menunjang pertanian. Membangun sistem dan usaha-usaha pertanian dan agroindustri yang kuat berarti membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan sehingga terjadi keseimbangan antar sektor dan antar wilayah. Salah satu sektor yang sangat ditunjang oleh sumber daya domestik adalah sektor agroindustri. Membangun agroindustri yang kuat berarti membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan dan keseimbangan antar sektor dan antar wilayah. Manfaat yang diperoleh dari pengembangan agroindustri salah satunya adalah meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktiv menumbuhkan industri di pedesaan dan memperluas lapangan pekerjaan di desa Erlina 2006. Alasan yang kuat untuk mengangkat agroindustri sebagai sektor utama dalam industrialisasi di Indonesia adalah untuk membantu komoditas pertanian dimana sebagai barang primer, yang apabila produksi tinggi maka harga menjadi rendah atau sebaliknya. Jadi untuk menjadi sektor yang akan menyambung antara petani dengan pasar diperlukan suatu industri yang akan memberikan nilai tambah serta mampu menekan kehilangan yang lebih baik. Salah satu sub sektor pada sektor pertanian adalah sub sektor perkebunan. Sub sektor ini semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional, mengingat makin terbatasnya peranan minyak bumi yang selama ini merupakan sumber utama devisa negara. Salah satu keunggulan komparatif sub sektor perkebunan dibandingkan dengan sub sektor lain adalah tersedianya lahan yang belum termanfaatkan secara optimal dan berada di kawasan dengan iklim menunjang, serta ketersediaan tenaga kerja, sehingga bisa secara ko 19 Kondis tal nilai ekspor minyak atsiri nasional. Volume dan nilai ekspor lima jenis minyak atsiri terbesar Indonesia pada tahun 2002 dapat Tabel 1 Volume dan Nilai Ekspor Li as Minyak A sia tahun 2002 BPS 20 i tersebut merupakan hal yang dapat memperkuat daya saing harga produk perkebunan Indonesia di pasaran dunia. Pala Myristica fragrans Houtt merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, disamping berjenis-jenis komoditi perkebunan ekonomis lainnya. Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak etheris minyak atsiri dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji pala menghasilkan 2 – 15 minyak etheris dan 30 – 40 lemak, sedangkan fuli menghasilkan 7 – 18 minyak etheris dan 20-30 lemak fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yang membungkus biji. Daging buah pala dapat digunakan sebagai manisan, asinan, atau jelly. Biji dan fulinya bermanfaat dalam industri pembuatan sosis, makanan kaleng, pengawetan ikan, dan lain-lainnya. Minyak pala merupakan salah satu dari lima jenis minyak atsiri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total nilai ekspor minyak atsiri nasional. Kontribusi kelima jenis minyak atsiri tersebut mencapai angka 70 dari to dilihat pada Tabel 1 berikut. ma Komodit tsiri terbesar Indone 03. 2002 Jenis Minyak Atsiri Volume kg Nilai US Minyak Nilam 1 295 379.00 22 526 142.00 Minyak Pala 295 nyak Serai Dappres 106 315.00 775 564.00 Minyak Minyak 089.00 9 273 112.00 Mi Akar Wangi 75 714.00 1 078 451.00 Kayu Manis 176.00 3 276.00 Hasil pala Indonesia mempunyai keunggulan dipasaran dunia karena memiliki aroma yang khas dan memiliki rendemen minyak yang tinggi. Hanya sekitar 40 kebutuhan pala dunia dipenuhi dari Granada, India dan beberapa negara penghasil pala lainya sedangkan 60 kebutuhan pala dunia dipenuhi Indonesia, yakni berupa biji pala dan selaput biji fuli kering, yang dapat menghasilkan devisa cukup besar Sunanto 1993. Minyak pala nutmeg oil sebagai salah satu produk minyak atsiri merupakan salah satu produk ikutan by product komoditas pala yang juga 20 banyaknya produk yang dihasil tahun ke tahun. Volum B minyak pala Indonesia selama lima Tabel 2 Volume da i Ekspor serta Harga FOB Minyak Pala Indonesia Tahun 1998 – 2002 BPS 2003 kspor Harga US banyak memiliki kegunaan. Dari pemaparan diatas, beragam produk dapat dihasilkan melalui penggunaan minyak pala. Belum diketahui secara pasti berapa banyak kebutuhan bahan minyak pala yang diperlukan oleh kalangan industri dalam negeri. Minyak pala pada umumnya digunakan dalam industri makanan dan minuman, industri parfum dan kosmetik, industri sabun, industri farmasi dan lain-lain Purseglove et al. 1981, melihat cukup kan oleh bahan ini di berbagai industri, merupakan faktor yang menunjukkan potensi yang dimiliki oleh minyak pala. Nilai ekspor minyak pala Indonesia berfluktuasi dari e dan nilai ekspor serta harga FO tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. n Nila Tahun Volume E Kg Nilai Ekspor US FOB Kg 1998 382 100 10 014 413.00 26.21 1999 383 725 10 046 165 .00 26.18 2000 350 544 9 109 814.00 25.99 2001 2002 495 021 14 782 076.00 29.86 295 089 9 273 112.00 31.42 Minyak pala diperoleh dengan cara melakukan penyulingan terhadap biji dan fuli pala. Metode penyulingan yang digunakan dapat berupa penyulingan uap steam destillation maupun penyulingan dengan uap dan air steam and water distillation. Kadang-kadang juga dilakukan penyulingan dengan air atau kohobasi. Penyulingan dengan air dan uap menghasilkan minyak dengan mutu yang paling baik, sedangkan cara kohobasi menghasilkan minyak pala dengan mutu y Untuk ang bervariasi dan berada dibawah standar mutu yang ada Purseglove et al. 1981. Khusus industri rumah tangga penghasil minyak atsiri menurut Yohono dan Suhirman 2004 yang perlu mendapat perhatian lebih serius dari industri- industri semacam ini adalah, mutu dan rendemen yang dihasilkan masih rendah, karena pada umumnya petani menggunakan bahan konstruksi alat penyuling teknologi pengolahan yang masih sederhana. Penyiapanpenanganan bahan baku dan proses penyulingan juga turut menjadi faktor penentu. 21 stakeho sar negara. Perkebunan Besar Swasta. dan Perkebunan Rakyat. Adapun luas dan produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten T l 3 Produksi Perk akyat di Kabupaten D spertan Bogor 2007 Jenis Luas Produksi Ton O Keterangan lders terkait perlu berperan aktif mensosialisasikan teknologi pasca panen anjuran kepada para petanipengrajin minyak atsiri termasuk minyak pala. Di Kabupaten Bogor, hasil perkebunan juga turut menyumbangkan hasil dalam rangka peningkatan pendapatan daerah disamping sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dilihat dari sektor pembentuk PDRB pada tahun 2005, tiga sektor terbesar penyumbang PDRB di Kabupaten Bogor adalah sektor industri pengolahan 51.07, sektor perdagangan, hotel restoran 16.76 dan sektor pertanian termasuk perkebunan 9.31 PDRB Kab Bogor 2006. Hasil perkebunan Kabupaten Bogor dibedakan menjadi Perkebunan Be Bogor dapat dilihat dalam Tabel 3. abe Luas dan ebunan R Bogor i Kab. No Ha lahan 1 Cengkeh 1 111.21 294.14 2 Kopi 2 1 a 8 7 7 Hibrida 1 1 3 3 1 9 i 38.7 1 anis 13 Melinjo Kakao 4.80 0.41 Bahan mentah 15 193.15 278.31 3 Pala 595.50 137.87 4 Kelap 409.21 57.42 5 Kelapa 62.00 51.20 6 Karet 49.00 52.09 7 Aren 30.00 7.21 8 Vanil 35.00 13.05 9 Lada 38.00 10 Kapolaga 34.50 8.26 11 The 19.50 82.70 12 Kayu M 19.00 - 299.00 315.00 14 Kemiri 40.00 - Jumlah 13 499.87 10 526.34 Kekuatan sumber daya luas lahan perkebunan pala rakyat yang cukup besar pada Tabel 3 tersebut tidak diimbangi dengan nilai ekonomi yang seharusnya diperoleh para petani pala khususnya dan masyarakat di Kabupaten Bogor pada umumnya. Pala merupakan salah satu komoditas perkebunan tahunan dan banyak ditemukan di Kecamatan Cijeruk, Cigudeg, Taman Sari, dan lain - 22 Tabel 4 Lu da e a te r men eal Tana a i lain. Sepuluh kecamatan yang memiliki luas areal dan produksi perkebunan pala besar d upaten Bo Tabel 4 be rakyat ter i Kab as Areal uru gor dapat dilihat pada rikut. n Produksi P atan Tahun 2006 Dispertan Kab Bogor 2006 rkebunan Pal Rakyat di Kabupa n Bogo t Kecam Luas Ar man H Produks Ton Kecamatan La dit Tan b Menghas Ta Mengha Tan TuaR M O Ba Pem Luas Baku han yg empati Ha aman elum ilkan BM T naman silkan TM aman usak Bahan entah Hasil lahan nyak ilik KK Cigudeg 54.00 8.30 38.94 7.06 51.40 12.85 543 Dramaga 1 1 1 1 1 2 1 2 1 Ciawi 31.0 320 Nanggun 211 S 140 S 165 37.00 5.54 25.99 4.51 34.30 8.58 363 Ciomas Taman Sari 43.00 6.63 31.09 5.64 41.04 0.26 433 46.00 7.39 34.13 6.08 45.05 1.26 503 Caringin Cijeruk 15.68 03.35 7.91 6.13 32.12 75.14 5.68 3.44 42.40 99.18 0.60 4.80 472 060 0 4.91 23.00 4.17 30.37 7.59 g 21.00 3.22 15.12 2.74 19.96 4.99 ukajaya 19.00 2.15 10.06 1.82 13.28 3.32 ukaraja 16.50 2.53 11.87 2.15 15.67 3.92 Pala merupakan salah satu komoditas yang tidak diatur tata niaganya oleh pemerintah, sehingga harga pala di tingkat petani ditentukan mekanisme pasar bebas. Petani pala di Kabupaten Bogor bebas menjual hasil panennya kepada para pedagang pengumpul, baik berupa buah pala gelondong maupun biji berikut fuli. Dari informasi pendahuluan di salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor yakni Desa Sukamantri Kecamatan Taman Sari, para pemilik kebun biasa menjual hasil p ningkatkan nilai tambah tidak hanya buah pala sebagai produk manisan, tetapi j ala tanpa mempertimbangkan dengan lebih fokus pada alternatif pemanfaatannya untuk dijadikan sebagai suatu produk agroindustri yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi, seperti produk minyak atsiri salah satunya. Pengolahan Pala di Kabupaten Bogor masih sederhana, pemanfaatan buah pala sebagai manisan dan bahan makanan lain adalah pengolahan yang banyak dijumpai pada industri rumah tangga di Kabupaten Bogor. Biji dan fuli pala sebagai penghasil minyak atsiri serta pengolahannya belum banyak mendapatkan perhatian serius untuk dikembangkan. Diversifikasi pengolahan perlu dilakukan untuk me uga minyak pala yaitu dengan memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tinggi, melalui industri produk olahannya yang berlokasi di Kabupaten Bogor. 23 produk olahan minyak pala nutmeg oil yang dapat memberdayakan masyarakat di pkan dengan adanya agroindustri produk olahan minyak pala in dikaji dalam perencanaan agroindustri produk olahan minyak pala di Kabupaten 1. yang baik bagi industri . Bagaimana analisis kelayakan dan potensi usaha pengembangan industri ak pala di Kabupaten Bogor? 3. Bag 1.3 dite ala, di lokasi yang potensial di Kabupaten Bogor. . Menganalisis kelayakan dan potensi usaha pengembangan industri produk Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan produksi minyak atsiri terutama untuk tujuan ekspor, antara lain produk yang dihasilkan terjamin mutunya, harganya kompetitif, dan adanya kontinuitas si. Sementara faktor lain yang perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan produk olahan yaitu peningkatan teknologi, rekayasa proses, teknik analisis, serta rancang bangun alat yang tepat guna yang ditunjang secara kuat dengan penelitian dan pengembangan terapan Lutony Rahmayati 2002. Oleh karena itu perlu adanya suatu perencanaan agroindustri produk Kabupaten Bogor. Dihara i akan meningkatkan peran pala sebagai penghasil devisa negara, nilai tambah produk serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat Kabupaten Bogor.

1.2 Rumusan Masalah