13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Menurut Fudyartanto dalam Baharuddin, 2010: 13 definisi dari belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha
untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai
sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
Sedangkan pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler dalam Winataputra, 2008: 1.5 yang menyatakan bahwa belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Competencies, skills and attitudes
tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa
tua melalui rangkaian belajar sepanjang hayat. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Hamdani, 2011:
20. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini, proses
14 belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya
mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain,
dan cita-cita. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi
dengan lingkungan. Adapun prinsip-prinsip belajar menurut Daryanto 2010:25 adalah
sebagai berikut: 1 belajar harus sesuai rencana dan teratur; 2 belajar harus dengan disiplin sendiri; 3 motivasi; 4 keaktifan siswa; 5 belajar harus
diselingi rekreasi sederhana yang bermanfaat. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru harus memperhatikan
kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan, dan
sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai,
dan sebagainya. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa belajar adalah usaha sadar
yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan kemampuan yang dimilIki dengan tujuan terjadi perubahan tingkah laku di dalam proses belajar.
15
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar