38 Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap
aktivitas motorik terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu. Pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Segala
pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan sendiri dan pengalaman sendiri oleh peserta didik. Jiwa itu dinamis memiliki energy sendiri dan dapat menjadi
aktif sebab didorong oleh suatu kebutuhan.
2.1.4.3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni, 2007: 5. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pebelajar. Oleh karena itu apabila pebelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pebelajar setelah
melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Menurut Gerlach dan Ely dalam Anni, 2007: 5, tujuan pembelajaran
merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi. Perumusan tujuan
pembelajaran itu adalah, yakni hasil belajar yang diinginkan pada diri pebelajar, agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan dengan tujuan lainnya, karena tujuan
pembelajaran tidak dapat diukur secara langsung. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan
cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri pebelajar, yakni
39 pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri pebelajar setelah menyelesaikan
pengalaman belajar. Pentingnya perumusan tujuan di dalam kegiatan pembelajaran adalah
karena adanya beberapa alasan berikut: 1 memberikan arah kegiatan pembelajaran; 2 untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya
pemberian pembelajaran pembinaan bagi pebelajar remedial teaching; 3 sebagai bahan komunikasi.
Benyamin S. Bloom dalam Rifa’i dan Anni, 2009: 86 menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif cognitive
domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain.
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan
knowledge , pemahaman comprehension, penerapan application, analisis
analysis , sintesis synthesis, dan penilaian evaluation.
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hierarkhi yang berentangan dari keinginan untuk
menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan pembelajaran afektif adalah penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian
valuing , pengorganisasian organization, pembentukan pola hidup
organization by a value complex. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
40 Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena seringkali tumpang tindih
dengan ranah kognitif dan afektif. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson adalah persepsi perception, kesiapan
set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism,
gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality.
Gagne dan Briggs dalam Anni, 2007: 12 mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam lima kategori, yaitu: 1 kemahiran intelektual intellectual
skills; 2 strategi kognitif cognitive strategies; 3 informasi verbal verbal information; 4 kemahiran motorik motor skills; 5 sikap attitudes.
Jadi, dari pendapat yang telah dipaparkan dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik setelah mengalami proses
belajar. Hasil belajar diukur dari tiga ranah yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik.
2.1.5. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD 2.1.5.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Winataputra dalam Ruminiati, 2007: 1-25 Pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang menyangkut status formal warga yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No.2 tahun 1949. Undang-undang ini
berisi diri kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia.
Menurut Azra dalam Ruminiati, 2007: 28 Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan,
41 konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban
warganegara serta proses demokrasi. Menurut Zamroni dalam Ruminiati, 2007:31 Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis.
Di dalam kurikulum 2004 pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran
yang ingin membentuk warga negara yang memilki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, menguasai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sesuai
dengan konsep dan prinsip-prinsip kewarganegaraannya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mencakup pemahaman dasar tentang pemerintahan,
demokrasi, HAM, hak dan kewajiban warga negara yang memilki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, menguasai pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip kewarganegaraannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran PKn sangat penting untuk dikaji sehingga kita
perlu mendalami dan mempelajari tentang fungsi dan tujuan PKn.
2.1.5.2. Fungsi dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan