47 Berdasarkan uraian tentang unsur pembelajaran kooperatif, penulis
menyimpulkan setidaknya ada 5 hal yang membedakan antara pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok yaitu positive Interdependence, Interaction face
to face, adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok, membutuhkan keluwesan, serta meningkatkan keterampilan
bekerjasama dalam memecahkan masalah. Sedangkan unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang saling berkaitan yang akan tercipta dalam
pembelajaran kooperatif. Apabila unsur-unsur tersebut tidak dapat bekerja dengan baik maka dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif akan ditemui kekurangan
dan begitu pula sebaliknya.
2.1.6.4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh
dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman
sebayanya. Jarolimek Parker dalam Isjoni, 2012: 36mengatakan bahwa
keunggulan yang diperoleh dari pembelajaran kooperatif adalah : 1 saling ketergantungan yang positif; 2 adanya pengakuan dalam merespon perbedaan
individu; 3 siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4 suasana kelas rang rileks dan menyenangkan; 5 terjalinnya hubungan yang
hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; dan 6 memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
48 Keuntungan paling besar pembelajaran kooperatif terlihat ketika siswa
menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Selain itu dapat meningkatkan kecakapan individual maupun kelompok dalam memecahkan
masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif
ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam Davidson dalam Asma, 2006: 26.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua factor, yaitu factor dari dalam intern dan factor tari luar ekstern. Faktor dari dalam,
diantaranya yaitu: 1 guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu; 2 agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar, dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai; 3 selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung,
ada kecenderungan topic permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; dan 4 saat diskusi kelas,
terkadang didominasi seseorang, sehingga siswa yang lain menjadi pasif. Menurut Slavin dalam Asma, 2006:27 mengatakan bahwa kekurangan
pembelajaran kooperatif adalah kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan
disebabkan dominasi anggota kelompok yang pandai. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekurangan yang
terjadi saat pembelajaran dapat diminimalisir apabila guru dapat mengelola kelas
49 dengan baik dan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran kooperatif secara
sistematis. Model pembelajaran kooperatif antara lain meliputi model pembelajaran
Student Team-Achievement Division STAD, Team Accelerated Instruction
TAITeams Games Tournament TGT, Jigsaw II, Cooperative Intregated Reading and Composition
CIRC. Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT Teams Games Tournament
yang divariasikan dengan permainan teka-teki silang.
2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament