66 7
Memahami materi yang telah disampaikan, yaitu siswa bertanya kepada guru bila ada yang kurang paham, siswa bisa menyimpulkan materi yang telah
diterima, siswa mengerjakan evaluasi, siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian lain menyebutkan bahwa melalui model pembelajaran Teams Games Tournament serta
media permainan Teka-Teki Silang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Berikut hasil penelitian oleh beberapa peneliti:
Penelitian yang dilakukan oleh Malisa Dewi Mayasari tahun 2008 dengan judul “Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Ngrami I Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk”. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa 1
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menerapkan model TGT Teams Game Tournaments adalah belajar disertai diskusi kelompok, permainan dan turnamen,
2 pembelajaran kooperatif model TGT Teams Game Tournaments dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Ngrami
I Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk, yaitu dari rerata skor 67,92 dan daya serap klasikal 16 pada pra tindakan dan setelah tindakan menjadi rerata skor 70
dan daya serap klasikal 54 pada siklus I, dan rerata skor 87,2 dan daya serap klasikal 88 pada siklus II, 3 dampak pembelajaran kooperatif model TGT
67 Teams Game Tournaments terhadap aktivitas belajar siswa adalah semangat
kerjasama siswa yang meningkat. Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lilik Yuliati
pada tahun 2010 dengan judul “Penerapan pembelajaran kooperatif model teams games tournaments TGT untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III
SDN Gambiran I Kec. Prigen Kab. Pasuruan”Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut; hasil belajar siswa yang merupakan pemahaman konsep
IPS materi pokok denah dan peta secara klasikal mengalami peningkatan dari 63,39 pada pra tindakan menjadi 73,04 pada siklus I dan pada siklus II
meningkat menjadi 82,13. Hasil belajar berupa ketrampilan proses kerjasama meningkat dari 62,07 pada siklus I kemudian mengalami peningkatan menjadi
93,33 pada siklus II. Secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai target yang telah ditetapkan setelah pembelajaran
kooperatif model TGT diterapkan. Dari penelitian ini diharapkan agar guru menerapkan pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran IPS. Bagi peneliti lain
diharapkan dapat meneliti dengan menggunakan metode atau pendekatan lain dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Setyo Budi Hartanto pada tahun 2009 dengan judul “Penerapan media teka-teki silang untuk
meningkatkan hasil belajar IPS kelas 5 SDN Lebakrejo 03 Purwodadi Pasuruan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media Teka-Teki Silang dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Lebakrejo 03 Puwodadi, Pasuruan. Perolehan rata-rata hasil belajar siswa meningkat, dari rata-
68 rata pra tindakan ke siklus I sebesar 3,88 dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 10,06
dengan ketuntasan belajar sebesar 92,60. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 untuk kompenen visual activities 14,81, oral activities
33,33, listening activities 5,56, writing activities 16,67mental activities 18,51, emotional activities 14,81.
Terakhir adalah penelitian oleh Yati Karyati tahun 2010 dengan judul “Penerapan media permainan TTS teka-teki silang untuk meningkatkan
pemahaman konsep materi IPS di kelas V SDN Penanggungan Malang”Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media permainan teka teki silang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa IPS kelas V SDN Penanggungan Malang. Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar pre test 60.05, meningkat pada siklus I menjadi
70.7 dan pada siklus II menjadi 78.5. Ketuntasan belajar mencapai 84.21 sedangkan nilai proses pada siklus I 69.4 meningkat menjadi 75.6 pada siklus II.
Penelitian tersebut adalah sebagai landasan dan penguat bagi penelitian yang akan saya lakukan. Dari beberapa hasil penelitian diatas membuktikan
bahwa mode pembelajaran TGT dan media TTS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.3. KERANGKA BERPIKIR