4.2 Topografi
Lokasi penelitian memiliki kondisi topografi yang berbeda satu sama lain. Perbedaan kondisi topografi lokasi penelitian dijelaskan pada Tabel 5.
Tabel 5 Kondisi topografi lokasi penelitian.
No KABUPATEN
TOPOGRAFI 1.
Kabupaten Bojonegoro
Didominasi keadaan tanah yang berbukit Terletak pada ketinggian 25 m dpl sampai dengan 500 m dpl pusat
kota terletak pada ketinggian 15 m dpl Kemiringan rata-rata 2
2. Kabupaten
Tuban Terletak pada deretan pegunungan kapur dengan ketinggian 0 m dpl
pada jalur Pantura sampai dengan 100 m dpl pada Kecamatan Grabagan
Kemiringan pada bagian Barat yaitu 0 sampai dengan 2, kemiringan pada bagian Selatan yaitu 15
3. Kabupaten
Rembang Terletak pada ketinggian 25 sampai dengan 100 m dpl
Kemiringan 0 sampai dengan 2 seluas 45.205 Ha, kemiringan 2 sampai dengan 15 seluas 33.233 Ha, kemiringan 15 sampai dengan
40 seluas 13.980 Ha, dan kemiringan 40 seluas 4.63 Ha
4. Kabupaten
Blora Terdiri atas dataran rendah dan perbukitan kapur
Didominasi permukaan yang datar, berombak, bergelombang, dan berbukit
Terletak pada ketinggian 20 sampai dengan 280 m dpl
Sumber : Jawa Tengah dalam angka 2009, Jawa Timur dalam angka 2009
4.3 Iklim
Iklim yang terdapat di masing-masing tempat penelitian memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan iklim tersebut mengakibatkan perbedaan
kondisi tutupan lahan pada tiap lokasi terutama pada tutupan lahan yang didominasi oleh vegetasi. Keadaan iklim pada masing-masing lokasi penelitian
dijelaskan oleh Tabel 6.
Tabel 6 Kondisi iklim lokasi penelitian.
No KABUPATEN
IKLIM 1.
Kabupaten Bojonegoro
Termasuk ke dalam tipe iklim D iklim sedang dengan vegetasi hutan musim berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schimdt dan
Fergusson Rata-rata curah hujan tahunan 1753,5 mmth dan rata-rata curah
hujan bulanan antara 5,5 sd 289,8 mm Suhu udara rata-ratanya 27,2
⁰C dengan suhu rata-rata maksimum 28,5
⁰C dan suhu rata-rata minimum 23,8⁰C 2.
Kabupaten Tuban
Termasuk ke dalam tipe iklim F iklim tropis kering berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schimdt dan Fergusson
Suhu udaranya antara 25 ⁰C sampai dengan 27,5⁰C
Curah hujan rata-ratanya 3376 mmth dengan jumlah hujan rata- ratanya 175th
3. Kabupaten
Rembang Termasuk iklim tropis
Suhu udara rata-ratanya 23 ⁰C dengan suhu udara maksimum 33⁰C
Bulan basahnya 4 sampai dengan 5 bulan, sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan sedang sampai kering
Terdapat hujan selama 1 tahun yang tidak menentu yang mengakibatkan sering terjadi kekeringan di Kabupaten ini
4. Kabupaten
Blora Termasuk ke dalam zona C3 dan D3 berdasarkan klasifikasi iklim
Oldeman yang dicirikan dengan bulan keing 4 sampai dengan 6 bulan dan bulan basah 4 sampai dengan 5 bulan
Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26,5 ⁰C sampai dengan
28,4 ⁰C dan suhu udara rata-rata tahunan sebesar 27,5⁰C
4.4 Tanah
Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Rembang dan Blora memiliki jenis tanah yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut berpengaruh pada jenis
tutupan lahan yang dimiliki masing-masing wilayah tersebut. Perbedaan jenis tanah pada lokasi penelitian dijelaskan pada Tabel 7.
Sumber : Jawa Tengah dalam angka 2009, Jawa Timur dalam angka 2009
Tabel 7 Kondisi tanah lokasi penelitian.
No KABUPATEN
JENIS TANAH 1.
Kabupaten Bojonegoro
Pada umumnya berupa tanah Grumusol yang berasal dari batu kapur dan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi
Selain tanah Grumusol Kabupaten Bojonegoro juga terdiri dari jenis tanah Alluvial biasa terdapat di daerah lembah atau di
sekitar aliran sungai , tanah Litosol, dan tanah Medeteran 2.
Kabupaten Tuban
Memiliki 3 jenis tanah yaitu tanah Mediteran Merah Kuning, tanah Aluvial, dan tanah Grumusol
Tanah Mediteran Merah Kuning berasal dari endapan batu kapur di daerah bukit.
Tanah Aluvial berasal dari endapan daerah daratan dan cekungan Tanah Grumusol berasal dari endapan batuan di daerah yag
bergelombang 3.
Kabupaten Rembang
Jenis tanah di Kabupaten Rembang yaitu tanah Aluvial, tanah Regosol, tanah Andosol dan tanah Grumusol. Jenis tanah yang
terdapat di Kabupaten Rembang menyebabkan daerah tersebut memiliki daerah pertanian yang cukup berpotensi
4. Kabupaten
Blora Terdiri dari tanah Aluvial, Karst dan Tektonikstruktural yang
digunakan sebagai sawah irigasi 2x setahun, sawah tadah hujan, tegalan, semak belukar, dan hutan jati. Dengan jenis tanah
tersebut, kabupaten Blora membagi sistem pertaniannya menjadi 5, yaitu sistem pertanian lahan basah dengan jenis komoditas
padi sawah, jagung, kedelai, dan tembakau, sistem pertanian lahan kering untuk tanaman pangan, holtikultura, dan
perkebunan dengan jenis komoditas jagung, kacang tanah atau cabai, pisang, mangga, durian, jeruk, dan kelapa, sistem
pertanian lahan basah pada kelerengan 8-15 jenis komoditas padi sawah, dan sistem pertanian lahan kering tanaman
holtikultura pisang, mangga, dan durian
Sumber : Jawa Tengah dalam angka 2009, Jawa Timur dalam angka 2009
4.5 Demografi