3.3.1.4 Pemotongan Citra
Setelah dilakukan mozaik diperoleh Citra ALOS PALSAR dan citra ALOS AVNIR-2 dengan luasan se Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selanjutnya
dilakukan pemotongan kedua citra tersebut sesuai dengan lokasi penelitian yaitu Kabupaten Rembang, Tuban, Blora, dan Bojonegoro seluas 40 km x 40
km.
3.3.1.5 Identifikasi Awal Tutupan Lahan Citra
Identifikasi awal citra ALOS PALSAR skala 1:50.000 dilakukan dengan bantuan citra ALOS AVNIR-2 skala 1:50.000 Gambar 4. Hal ini
karena pada citra ALOS AVNIR-2 resolusi 50 m kombinasi RGB 3-4-2 menunjukkan kenampakan yang hampir sama dengan kenampakan objek
sesungguhnya di permukaan bumi. Proses ini dilakukan untuk memudahkan klasifikasi tutupan lahan secara visual menggunakan elemen-elemen
interpretasi.
3.3.2 Pembuatan Titik Lokasi Pengamatan
Lokasi titik pengamatan ditentukan dengan metode systematic sampling with random start. Dimana peletakan titik dalam areal dilakukan dengan
Gambar 4 Peta identifikasi awal tutupan lahan.
Gambar 5 Peta titik awal pengamatan
.
sampling sistematik yang dimulai secara acak. Pengambilan titik pengamatan ini menggunakan ekstensi IHMB-Jaya versi 6 pada Arc View 3.2. Selanjutnya
dilakukan buffering jalan selebar 500 m. Titik-titik yang telah diperoleh tadi kemudian dipilih secara purposive dengan intensitas sampling sebesar 5.
Jumlah titik pengamatan pada masing-masing tutupan lahan disesuaikan dengan luas masing-masing tutupan lahan Gambar 5.
3.3.3 Pengambilan Data Lapangan
Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan dua metode, yaitu pengambilan titik dan pembuatan plot. Pengambilan titik digunakan pada
objek-objek yang telah ditentukan sesuai dengan identifikasi awal tutupan lahan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Tujuan dari pengambilan data
lapangan ialah mencocokkan tutupan lahan yang telah diidentifikasi sebelum ke lapangan dengan keadaan kenampakan tutupan lahan sesungguhnya di
lapangan. Dalam penelitian ini pembuatan plot dilakukan pada kelas tegakan hutan
tanaman jati di kawasan hutan milik Perhutani KPH Kebonharjo Gambar 6.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh kerapatan dan diameter area yang didominasi tegakan pada satelit radar dan optik terhadap nilai digital tiap piksel
citra serta pengaruhnya terhadap kenampakan visual citra.
3.3.4 Analisis Hasil Pengamatan Lapangan
Setelah dilakukan pengambilan data lapangan, maka selanjutnya dilakukan analisis hasil pengamatan. Adapun analisis yang dilakukan pada
penelitian ini adalah analisis identifikasi objek di lapangan, analisis diskriminan, analisis visual citra ALOS PALSAR skala 1:50.000 dan citra
ALOS AVNIR-2 skala 1:50.000, analisis separabilitas dan analisis uji akurasi. Analisis visual dilakukan berdasarkan elemen-elemen interpretasi.
Hubungannya terhadap karakteristik visual citra ALOS PALSAR dan citra ALOS AVNIR-2.
Analisis diskriminan adalah salah satu metode interpretasi digital yang merupakan evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada
citra. Informasi spektral tersebut diperoleh dari nilai digital setiap pixel yang terdapat dalam citra. Tiap piksel menggambarkan bagian wilayah permukaan
bumi dengan nilai intensitas dalam bentuk 2 dimensi. Nilai piksel biasa disebut intensitas citra image intensity atau derajat keabuan grey level. Masing-
masing derajat keabuan dihubungkan ke suatu spektrum band nilai spectral. Derajat keabuan rona dari suatu citra merupakan salah satu elemen yang
Gambar 6 Peta sebaran plot di hutan tanaman jati.
secara visual dapat menginterpretasikan suatu objek dengan mudah. Dalam hal ini nilai digital dari setiap piksel merupakan suatu variable prediktor yang
digunakan pada metode analisis diskriminan kelas tutupan lahan. Analisis diskriminan dilakukan dengan mengelompokkan objek-objek
pada tiap tutupan lahan yang memiliki persamaan karakteristik ciri fisik di lapangan dan kemiripan nilai digital tiap tutupan lahan pada band komposit HH
dan HV untuk citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan nilai digital tiap tutupan lahan pada band 3, band 4, dan band 2 pada citra ALOS AVNIR-2 resolusi 50
m . Proses analisis diskriminan dilakukan hingga objek-objek yang ada tidak dapat dikelompokkan kembali.
Proses pengklasifikasian tidak dapat dilakukan hanya dengan membandingkan nilai digitalnya saja melalui analisis diskriminan. Namun
perlu juga dilakukan analisis visual yang dapat meningkatkan keakuratan klasifikasi tutupan lahan pada citra ALOS PALSAR dan ALOS AVNIR-2
melalui analisis visual citra menggunakan elemen interpretasi. Setelah diperoleh klasifikasi kelas tutupan lahan berdasarkan hasil analisis visual citra
ALOS PALSAR dan citra ALOS AVNIR-2 selanjutnya dilakukan analisis keterpisahan tiap kelas tutupan lahan menggunakan analisis separabilitas.
Analisis separabilitas merupakan analisis yang di lakukan dari hasil pernyataan kuantitatifstatistik antara pola spektral tiap jenis tutupan lahan
yang tampak secara visual pada citra satelit dan dihitung dalam suatu bentuk matrik yang biasa disebut “matrik divergensi”.
Hasil analisis separabilitas diukur berdasarkan beberapa kriteria yang dikelompokkan ke dalam lima kelas dimana setiap kelasnya mendeskripsikan
kuantitas keterpisahan tiap tutupan lahan. Kelima kelas yang diklasifikasikan menurut Kobayasi 1995 dan Jensen 1986 yang diacu dalam Jaya 2009
tersebut yaitu : 1.
Tidak terpisah : 1600
2. Kurang Keterpisahannya
: 1600-1800 3.
Cukup keterpisahannya : 1800-1900
4. Baik Keterpisahannya
: 1900-2000 5.
Sangat baik keterpisahannya : 2000
Pada penelitian ini untuk mengetahui keakuratan klasifikasi tutupan lahan dari hasil interpretasi citra dilakukan uji akurasi klasifikasi. Akurasi
klasifikasi merupakan akurasi sering dianalisis menggunakan suatu matrik kontingensi, yaitu suatu matrik bujur sangkar yang memuat jumlah piksel yang
diklasifikasi. Matrik ini juga sering disebut dengan error matriks atau confusion matriks.
Kumar 2003 menjelaskan bahwa matriks kontingensi menjelaskan seberapa baik perwakilan piksel sebuah citra yang digunakan dalam proses
pengambilan area contoh terhadap kondisi sebenarnya dalam klasifikasi terbimbing.
Akurasi yang dianjurkan untuk digunakan adalah akurasi kappa. Akurasi kappa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dimana: X
ii
= nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-I dan kolom ke-i
X
i+
= jumlah piksel dalam kolom ke-i X
+1
= jumlah piksel dalam baris ke-i N
= banyaknya titik contoh
Interpretasi Awal
Hasil Verifikasi Lapangan Jumlah
Piksel Akurasi
Pengguna A
B C
Total Piksel A
X
11
X
12
X
13
X
1+
X
11X1+
B X
21
X
22
X
23
X
2+
X
22X2+
C X
31
X
32
X
33
X
3+
X
33X3+
Total Piksel X
+1
X
+2
X
+3
N Akurasi
Pembuat X
11X+1
X
12X+2
X
13X+3
Sumber : Jaya 2009
Tabel 3 Skema perhitungan akurasi
Dalam matriks kontingensi ini, dapat pula diperoleh besarnya akurasi pembuat
Producer’s accuracyPA dan akurasi penggunanya user accuracyUA.
Menurut Congalton dan Green 1999 yang diacu dalam Rany 2010 producer’s accuracy dan user accuracy adalah dua penduga dari akurasi umum
overall accuracy dimana producer’s accuracy merupakan peluang rata-rata
dalam persen bahwa suatu piksel akan diklasifikasikan dengan benar dalam kelas hasil. Ukuran ini juga mencerminkan rata-rata dari kesalahan klasifikasi
berupa kekurangan jumlah piksel suatu kelas akibat masuknya piksel-piksel kelas tersebut ke kelas yang lain.
User’s accuracy merupakan peluang rata-rata dalam persen bahwa suatu piksel dari citra yang terklasifikasi secara aktual mewakili kelas-kelas
tersebut di lapangan. Dengan kata lain ukuran ini mencerminkan rata-rata dari kesalahan klasifikasi berupa jumlah piksel pada suatu kelas yang diakibatkan
oleh masuknya piksel dari kelas lain. Secara matematis User Accuracy dan Produsser Accuracy ditunjukkan
dalam persamaan sebagai berikut:
Sumber : Jaya 2009
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian terletak diempat kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur . Keempat kabupaten tersebut adalah Kabupaten
Tuban dan Kabupaten Bojonegoro di Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang di Provinsi Jawa Tengah. Adapun kondisi umum
lokasi tersebut berdasarkan letak geografis, topografi, iklim, tanah, demografi, dan tutupan lahannya adalah sebagai berikut :
4.1 Letak Geografi
Lokasi penelitian ini terletak pada 6,03 ⁰ – 7,06⁰ Lintang Selatan
dan 111,30 ⁰-112,35⁰ Bujur Timur. Batas wilayah masing-masing kabupaten
tempat penelitian dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4 Batas wilayah lokasi penelitian.
No KABUPATEN
BATAS WILAYAH SEBELAH
UTARA SEBELAH
TIMUR SEBELAH
SELATAN SEBELAH
BARAT 1.
Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Tuban
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Madiun,
Nganjuk dan Jombang
Kabupaten Ngawi dan Blora Jawa
Tengah
2. Kabupaten
Tuban Laut Jawa
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Rembang dan
Kabupaten Blora.
3. Kabupaten
Rembang Laut Jawa
Kabupaten Tuban Propinsi Jawa
Timur Kabupaten Blora
Kabupaten Pati
4. Kabupaten
Blora Kabupaten
Rembang dan Kabupaten Pati
Kabupaten Bojonegoro
Propinsi Jawa Timur
Kabupaten Ngawi Propinsi
Jawa Timur Kabupaten
Grobogan
Sumber : Jawa Tengah dalam angka 2009, Jawa Timur dalam angka 2009