5.4 Analisis Separabilitas
Berdasarkan hasil analisis visual citra ALOS PALSAR menghasilkan 7 kelas tutupan lahan, sedangkan citra ALOS AVNIR
– 2 menghasilkan 8 kelas tutupan lahan. Untuk mengetahui tingkat keterpisahan tiap tutupan lahan dari hasil analisis
visual digunakan analisis separabilitas. Analisis separabilitas merupakan analisis yang di lakukan dari hasil
pernyataan kuantitatif untuk pemisahan kategori dengan menggunakan pengukuran statistik bagi pemisahan antara pola spektral tiap jenis tutupan lahan
yang tampak secara visual pada citra satelit dan dihitung dalam suatu bentuk matriks yang biasa disebut “matriks divergensi”.
Dalam Tabel 15 dan Tabel 16 berturut-turut merupakan tabel yang menampilkan hasil separabilitas yang dilakukan dengan metode klasifikasi
terbimbing. Dalam tabel tersebut menampilkan matriks divergensi atau matriks keterpisahan dari masing-masing tutupan lahan dengan nilai kuantitas yang
berbeda antara tutupan lahan. Menurut Purwadhi 2001 nilai 0 yang terdapat dalam matrik menunjukkan adanya overlap antara nilai spektral yang sama yang
disebabkan oleh adanya informasi yang sama misal:air untuk semua kelas spektral.
Tabel 15 Hasil analisis separabilitas citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.
TUTUPAN LAHAN 1
2 3
4 5
6 7
Hutan Tanaman 1
2000 2000
2000 2000
2000 2000
Badan Air 2
2000 2000
2000 2000
2000 2000
Sawah 3
2000 2000
2000 2000
1993 2000
Permukiman 4
2000 2000
2000 2000
2000 2000
Kebun Campuran 5
2000 2000
2000 2000
1328 1982
Lahan Terbuka 6
2000 2000
1993 2000
1328 1394
Pertanian Lahan Kering 7
2000 2000
2000 2000
1982 1394
Hasil analisis separabilitas dari citra ALOS PALSAR resolusi 50 m sebanyak 7 kelas tutupan lahan berdasarkan hasil analisis visual Tabel l5.
Ketujuh kelas tersebut memiliki nilai kuantitas keterpisahan yang berbeda-beda berdasarkan kriteria keterpisahan Kobayasi 1995 dan Jensen 1986 yang diacu
dalam Jaya 2009. Pada citra ALOS PALSAR tutupan lahan hutan tanaman jati, badan air dan
permukiman memiliki nilai keterpisahan 2000 yang menunjukkan bahwa ketiga tutupan lahan tersebut memiliki nilai keterpisahan spektral yang sangat baik
dengan semua tutupan lahan yang ada. Berbeda dengan ketiga tutupan lahan tersebut, tutupan lahan sawah, kebun campuran, lahan terbuka dan pertanian lahan
kering memiliki nilai kualitatif yang berbeda terhadap pada tiap tutupan lahan. Sawah memiliki nilai keterpisahan 2000 terhadap semua tutupan lahan
kecuali pada lahan terbuka sawah memiliki nilai keterpisahan sebesar 1993. Nilai tersebut menunjukkan bahwa sawah memiliki nilai keterpisahan spektral yang
sangat baik tehadap semua kelas tutupan lahan. Kebun campuran pun memiliki nilai keterpisahan yang sangat baik yaitu
2000 terhadap hutan tanaman, permukiman, badan air dan sawah, sedangkan dengan pertanian lahan kering dan lahan terbuka memiliki nilai keterpisahan
sebesar 1982 dan 1328. Pada nilai keterpisahan dengan lahan terbuka menunjukkan bahwa secara spektral kebun campuran dan lahan terbuka tidak
terpisahkan. Selanjutnya pertanian lahan kering dan lahan terbuka menunjukkan Tabel 16 Hasil analisis separabilitas citra ALOS AVNIR
– 2 resolusi 50 m.
TUTUPAN LAHAN 1
2 3
4 5
6 7
8 Pertanian Lahan Kering
1 0 1737 2000 1959 1372 2000 1665 1857
Sawah 2 1737 0
2000 1999 1801 2000 572 1150
Badan Air 3 2000 2000 0
2000 2000 2000 2000 2000 Hutan Tanaman
4 1959 1999 2000 0 1001 2000 1989 2000
Kebun Campuran 5 1372 1801 2000 1001 0
2000 1706 1787 Tambang Kapur
6 2000 2000 2000 2000 2000 0 2000 2000
Permukiman 7 1665 572
2000 1989 1706 2000 0 1490
Bekas Tebangan 8 1857 1150 2000 2000 1787 2000 1490 0
nilai keterpisahan sebesar 1394 yang berarti secara spektral pertanian lahan kering dan lahan terbuka saling bertampalan dan tidak terpisah.
Tabel 16 merupakan 8 kelas tutupan lahan hasil analisis keterpisahan pada citra ALOS AVNIR-2. Secara spektral kelas kebun campuran sulit dibedakan pada
citra ALOS AVNIR-2, karena memiliki kenampakan yang sama dengan tutupan lahan hutan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuantitatif yang diperoleh
yaitu 1001. Tabel 16 menunjukkan nilai keterpisahan yang bervariasi antar tutupan lahan
yang ada. Tutupan lahan hutan tanaman memiliki nilai keterpisahan yang baik dengan semua tutupan lahan yang ada, kecuali dengan tutupan lahan kebun
campuran. Hasil nilai keterpisahan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa sawah memiliki
nilai keterpisahan yang beragam. Antara sawah dengan bekas tebangan menunjukkan adanya kemiripan secara visual khususnya pada sawah fase generatif
dengan nilai keterpisahan sebesar 1150. Hal ini terjadi karena pada fase generatif merupakan fase dimana bulir padi tumbuh maksimum dengan kandungan air yang
mulai berkurang sehingga pada kenampakan visualnya berwarna ungu bercampur mozaik hijau yang sama kenampakannya dengan bekas tebangan.
Sawah dengan permukiman secara spektral tidak terpisah karena memiliki nilai keterpisahan 572. Hal ini terjadi karena pada citra ALOS AVNIR-2 sawah
dan permukiman memiliki warna yang sama khususnya pada kenampakan sawah fase awal tanam yang memiliki warna ungu atau ungu campur pink. Namun kedua
tutupan lahan tersebut masih dapat dibedakan apabila digunakan elemen interpretasi lain yaitu tekstur dan asosiasi dimana permukiman selalu berasosiasi
dengan kebun campuran dengan tekstur yang kasar. Sawah dengan tambang kapur memiliki tingkat keterpisahan yang sangat
baik secara spektral dengan nilai keterpisahan sebesar 2000. Selanjutnya sawah secara visual sulit dipisahkan dengan pertanian lahan kering, khususnya pada
sawah fase vegetatif baik pada elemen warna, tekstur maupun asosiasi sehingga pada kedua tutupan lahan tersebut dalam proses interpretasi secara visual,
interpreter harus memiliki ketelitian dan pengetahuan lokal lokasi yang lebih pada citra ALOS AVNIR
– 2. Badan air menunjukkan nilai keterpisahan yang baik terhadap semua kelas
tutupan lahan. Hal ini karena kenampakan visual badan air memiliki warna ungu pastel hingga ungu tua pada citra ALOS AVNIR-2.
Bekas tebangan memiliki nilai keterpisahan yang beragam pada setiap kelas tutupan lahan pada citra ALOS AVNIR
– 2. Nilai keterpisahan kelas tutupan lahan bekas tebangan dengan pertanian lahan kering yaitu sebesar 1857, dengan badan
air dan tambang kapur sebesar 2000, dengan sawah sebesar 1150, dengan kebun campuran 1787, dan dengan permukiman sebesar 1490. Pada beberapa kasus,
bekas tebangan memiliki kemiripan warna dengan tutupan lahan permukiman yaitu ungu tua bercampur mozaik pink.
Hasil analisis separabilitas menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara citra ALOS PALSAR dan citra ALOS AVNIR
– 2 yaitu tiap tutupan lahan pada citra ALOS PALSAR memiliki nilai keterpisahan yang lebih baik daripada
citra ALOS AVNIR-2.
5.5 Uji Akurasi Citra