Pada citra ALOS AVNIR-2 lahan sawah yang baru tanam berwarna ungu tua Gambar 26b, dan untuk lahan sawah vegetatif secara visual berwarna
ungu pastel Gambar 27b serta lahan sawah yang akan dipanen berwarna hijau bercampur mozaik ungu Gambar 28b. Pada citra ALOS AVNIR-2
resolusi 50 m kombinasi RGB 3-4-2 perbedaan ketiga fase pada tutupan lahan sawah tersebut sangat jelas terlihat yaitu pada fase vegetatif dan generatif,
tutupan lahan sawah mulai terlihat hijau. Perubahan warna pada fase yang berbeda tersebut terjadi karena band 4
yang dimiliki citra ALOS AVNIR-2 resolusi 50 m kombinasi RGB 3-4-2 yang
berada pada band hijau merupakan band penyerap klorofil sehingga pada
daerah-daerah yang memiliki tingkat klorofil yang tinggi akan terlihat hijau. Tone yang lebih gelap pada sawah yang baru tanam tersebut terjadi karena
sawah yang baru tanam memiliki lahan yang tergenang oleh air sehingga terjadi pantulan cermin pada permukaan lahan yang mengakibatkan rona gelap.
Secara visual sawah hampir mirip dengan tutupan lahan badan air. Yang menjadi pembeda yaitu secara visual sawah memiliki pola yang tersebar merata
dengan bentuk parsel lahan kotak-kotak. Di Pulau Jawa, khususnya Kabupaten Rembang, Tuban, dan Blora areal persawahan biasanya diselingi dengan
permukiman penduduk dengan pola yang tidak teratur. Hal ini yang mengakibatkan kenampakan visual sawah terkadang tampak warna bercak
hijau terang.
5.3.5 Kebun Campuran
Secara visual tutupan lahan kebun campuran baik pada citra ALOS PALSAR maupun pada citra ALOS AVNIR-2 memiliki elemen interpretasi
warna, tekstur, dan asosiasi. Kenampakan visual tutupan lahan kebun campuran citra ALOS PALSAR berwarna hijau bercampur kuning dengan
tekstur yang kasar dan memiliki aksesibilitas tinggi karena dekat dengan permukiman dan jaringan jalan Gambar 29a. Selain itu, kenampakan visual
kebun campuran pada citra ALOS PALSAR dipengaruhi oleh komposisi jenis tanaman, ukuran tinggi dan diameter, jarak tanaman dan umur yang berbeda-
beda.
Kenampakan visual citra ALOS AVNIR-2 memiliki warna hijau, tone yang cerah dan tekstur kasar Gambar 29b. Pada citra ALOS AVNIR-2,
secara visual kebun campuran sama dengan hutan tanaman jati. Yang menjadi pembeda pada kedua tutupan lahan tersebut terletak pada elemen tekstur dan
asosiasi. Tekstur yang terdapat pada tutupan lahan kebun campuran lebih kasar daripada tekstur yang terdapat pada tutupan lahan hutan tanaman jati dan
kebun campuran memiliki asosiasi dengan tutupan lahan permukiman.
5.3.6 Hutan Tanaman Jati
Hutan tanaman jati memiliki elemen interpretasi berupa warna, tone, tekstur dan asosiasi baik pada citra ALOS PALSAR maupun pada citra ALOS
AVNIR-2. Apabila dilihat berdasarkan keempat elemen interpretasi tersebut di atas terdapat perbedaan secara visual baik pada citra ALOS PALSAR dan citra
ALOS AVNIR-2. Pada citra ALOS PALSAR hutan tanaman jati memiliki warna spesifik
kuning kehijauan, tekstur yang halus dan aksesibilitas yang mudah Gambar 30a. Sedangkan tone yang dimiliki oleh tutupan lahan hutan tanaman jati
yaitu gelap hingga terang. Hutan tanaman jati memiliki tone yang gelap pada tanaman dengan KU I, trubusan, dan areal bekas tebangan Gambar 23,
Gambar 29 Kenampakan visual tutupan lahan kebun campuran pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m a; citra ALOS AVNIR
– 2 resolusi 50 m b.
Keterangan : : kebun campuran
Skala : 1:50000
Kombinasi RGB 3 – 4 – 2
b
Keterangan : : kebun campuran
Skala : 1:50000
Kombinasi RGB HH – HV – HHHV
a
sedangkan akan tampak tone yang dominan terang pada tanaman yang memiliki kelas umur yang sedang hingga tua.
Tone terang yang tampak pada hutan tanaman jati dengan kelas umur sedang hingga tua dikarenakan kerapatan yang tinggi dan besarnya diameter
batang, sehingga nilai hamburan balik yang terdapat pada citra menjadi tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan Purwadhi 2001 bahwa
permukaan yang kasar menyebabkan rona cerah pada citra karena terjadinya pantulan baur pantulan ke segala arah.
Secara visual kenampakan hutan tanaman jati pada citra ALOS AVNIR-2 bervariasi. Hutan tanaman jati berwarna ungu tuapada kelas umur tua KU VI
sd KU VIII, hijau tua pada kelas umur muda dan sedang KU I sd KU V dan hijau muda pada tanaman trubusan Gambar 30b. Tone yang dimiliki pun
bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh kerapatan vegetasinya dan umur dari vegetasi tersebut. Apabila umurnya tua maka tone yang terbentuk pun akan
gelap demikian pula sebaliknya apabila umur vegetasi itu muda, maka tone yang tampak akan cerah. Begitupula dengan kerapatannya, semakin tinggi
kerapatan maka tonenya akan semakin gelap, semakin jarang vegetasi tersebut maka akan semakin terang pula tone yang tampak.
Gambar 30 Kenampakan visual tutupan lahan hutan tanaman jati pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m a; citra ALOS AVNIR
– 2 resolusi 50 m b.
Keterangan : : Deliniasi hutan tanaman jati
Skala : 1 : 50000
Kombinsasi RGB 3 – 4 – 2
b
Keterangan : : Deliniasi hutan tanaman jati
Skala : 1 : 50000
Kombinsasi RGB HH – HV – HHHV
a
Keterangan : : Deliniasi pertanian lahan kering
Skala : 1 : 50000
Kombinsasi RGB HH – HV – HHHV
a
5.3.7 Pertanian Lahan Kering