dengan  pengetahuan  baru  yang  diperoleh  dari  lingkungannya. Hasil  belajar yang  dimaksud  dalam penelitian  ini  adalah  hasil  belajar  kognitif, yaitu
kemampuan  siswa  dalam  menguasai  materi  ekosistem. Hakikat  hasil  belajar biologi  adalah  menghantarkan  siswa  menguasai  konsep-konsep  IPA  dan
keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari.
Pada pembelajaran ini siswa belajar dan memecahkan masalah sendiri dengan bantuan guru. Dengan kata lain, guru tidak lagi ceramah dan meminta
siswa  untuk  mengingat  dan  menghafal  informasi  ketika  diuji. Pada  proses pembelajaran dengan  memanfaatkan  Pantai  Teluk  Awur  sebagai  sumber
belajar otentik, setiap siswa berperan sebagai subjek belajar dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang
telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena dan informasi yang baru dipelajari.  Penelitian  ini  menghadapkan  siswa  secara  langsung  dengan  gejala
yang  ada di alam sekitar sehingga siswa dapat menemukan sendiri mengenai materi ekosistem yang sedang dipelajari.
Dalam  penelitian  ini  pengaruh Pantai  Teluk  Awur  sebagai sumber belajar  otentik dapat  dikatakan  berpengaruh  signifikan, yaitu  ketika  ada
perubahan hasil belajar siswa. Hasil belajar materi ekosistem yang diharapkan, siswa dapat memahami komponen-komponen ekosistem dan saling hubungan
antara  komponen  ekosistem  serta  dapat  membuat  jaring-jaring  makanan, diagram  rantai  makanan  dan  menjelaskan  peran  masing-masing  tropik. Hasil
belajar dalam penelitian ini didefinifisikan secara operasional sebagai skor tes yang  diambil  dari  nilai evaluasi materi  ekosistem.  Hasil  belajar  tersebut
dianalisis  untuk  mengetahui  pengaruh Pantai  Teluk  Awur  sebagai  sumber belajar otentik pada materi ekosistem di SMP Negeri 3 Jepara.
4. Kajian Teoritis Hubungan Pantai Teluk Awur sebagai Sumber
Belajar Otentik terhadap Hasil Belajar Siswa
Memanfaatkan  Pantai  Teluk  Awur  sebagai  sumber  belajar  otentik merupakan  pembelajaran  dengan  mengeksplorasi  lingkungan  sekitar  sekolah
sebagai sumber belajar otentik untuk menemukan sendiri inti dari materi dalam pembelajaran.  Berbagai  teori  dan  penelitian  tentang  sumber  belajar  telah
dilakukan dan disimpulkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar  dapat  meningkatkan  minat  dan  hasil  belajar  siswa  Liu,  2010;
Darmono, 2007; Sitepu, 2008; Puasati, 2008.
Sitepu  2008  menyatakan  bahwa  belajar  berbasis  aneka  sumber diyakini dapat mengatasi tidak hanya berbagai kesulitan dalam proses belajar
dan membelajarkan, akan tetapi juga dapat mendidik peserta didik cara belajar yang  tepat  sehingga  dapat  belajar  secara  mandiri  sepanjang  hayat.  Adanya
tuntutan  akan perubahan  proses  pembelajaran,  sebagai  akibat  dari  kemajuan berpikir  dan  kebutuhan  masyarakat,  membuat  penyelenggaraan  pendidikan
pada  umumnya  dan  pengelolaan  pembelajaran  pada  khususnya  perlu melakukan inovasi.
Puasati  2008  melakukan  penelitian  tindakan  kelas  yang  dilakukan dalam dua siklus. Bentuk tindakan yang dilakukan adalah pembelajaran biologi
dengan  memanfaatkan  lingkungan  sekolah  sebagai  sumber  belajar  biologi. Materi  pokok  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Keanekaragaman
gen dan jenis . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran biologi materi pokok keanekaragaman gen dan jenis dengan pemanfaatan lingkungan
sebagai  sumber  belajar  biologi  dapat  meningkatkan  keterampilan  proses  dan pemahaman  konsep  biologi.  Kemampuan  keterampilan  proses  terutama
keterampilan  proses  dasar,  yaitu  observasi.  Keterampilan  proses  pada pembelajaran biologi kelas X SMA N 1 Seputih Agung meningkat dari tingkat
hambatan mencapai skor rata-rata 26,05 siklus I menjadi 19,60 pada siklus II. Hasil belajar biologi pada materi pokok keanekaragaman hayati siswa kelas X
SMA N 1 Seputih Agung juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas siklus  I  adalah  50,25  menjadi  65,88  pada  siklus  II.  Pemanfaatan  lingkungan
juga  dapat  memudahkan  siswa  dalam  belajar.  Pembelajaran  yang  baik memerlukan  sebanyak  mungkin  sumber  belajar  untuk  memperkaya
pengalaman  belajar  peserta  didik.  Pengambilan  materi  pelajaran  dan  sumber belajar  tentunya  harus  dipilih,  disaring,  dan  diselaraskan  dengan  tujuan
pembelajaran  yang  ingin  dicapai.  Ketersediaan  sumber  belajar  akan memotivasi siswa untuk lebih banyak belajar agar tujuan dapat berhasil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dalam field trip
di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dapat meningkatkan minat,  aktivitas,  dan  hasil  belajar  siswa. Siswa  yang  tidak  memiliki  minat
mengikuti  pembelajaran  menunjukkan  perilaku  apatis  dalam  proses pembelajaran, sebaliknya siswa yang memiliki minat dalam pembelajaran aktif
dalam  mengikuti  kegiatan  pembelajaran. Menurut  Purwanto  2002,  minat menjadi alasan utama yang dapat menjelaskan perilaku siswa di kelas selama
pembelajaran berlangsung, jadi minat siswa dalam pembelajaran berpengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur  sebagai  sumber  belajar  otentik  merupakan  sesuatu  yang  dapat
mempengaruhi pemahaman konsep oleh siswa terhadap fenomena ekosistem di Pantai  Teluk  Awur  sehingga  siswa  akan  lebih  mudah  memahami  materi
ekosistem. Siswa melaksanakan diskusi untuk mengamati komponen penyusun ekosistem, menentukan komponen ekosistem, dan melakukan kegiatan analisis.
Hal tersebut bertujuan untuk melatih kinerja ilmiah siswa dalam pembelajaran biologi. Siswa mendapatkan pengalaman baru yang sebelumnya belum mereka
dapatkan.  Metode  pembelajaran  yang  diterapkan  pada  suatu  kelas  dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam kelas tersebut. Pembelajaran di luar kelas
dapat    meningkatkan  aktivitas  dan  hasil  belajar  siswa  serta menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa Sari 2006.
Brophy  2004  menyatakan  bahwa  motivasi  belajar  lebih mengutamakan  respon  kognitif,  yaitu  kecenderungan  siswa  untuk  mencapai
aktivitas  akademis  yang  bermakna  dan  bermanfaat  serta  mencoba  untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi
belajar  akan  memperhatikan  petunjuk  belajar  yang dijelaskan  oleh  guru, mempelajari peristiwa ekosistem dari alam sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan  strategi-strategi  belajar tertentu  yang  mendukung.  Selain  itu, siswa juga memiliki keterlibatan  yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa  ingin  tahu  yang  tinggi,  mencari  bahan-bahan  yang  berkaitan  untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Rasa antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi dari siswa menumbuhkan minat  dan  motivasi  yang  berdampak  pada  aktivitas  dan  hasil  belajar  siswa.
Adanya  motivasi,  siswa  akan  bekerja  lebih  keras,  ulet,  tekun  dan  memiliki konsentrasi  penuh  dalam  proses  pembelajaran. Dorongan  motivasi  dalam
belajar  merupakan  salah  satu  hal  yang  perlu  dibangkitkan  dalam  upaya pembelajaran  di  sekolah.  Pengenalan  seseorang  terhadap  prestasi  belajarnya
adalah penting karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya Soemanto 2003.
Dengan  demikian,  peningkatan  prestasi  belajar  dapat  lebih  optimal  karena siswa  tersebut  merasa  termotivasi  untuk  meningkatkan  prestasi  belajar  yang
telah  diraih  sebelumnya.  Siswa  yang  bermotivasi  tinggi  dalam  belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula.
5. Materi Ekosistem