Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perairan Pantai Teluk Awur Jepara memiliki potensi alam yang mempesona, terdapat macam-macam tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi. Kondisi laut yang menjorok ke daratan, membuat sepanjang daratan yang mengitari Pantai Teluk Awur dapat dinikmati. Meskipun belum masuk pada daerah tujuan wisata Kabupaten Jepara dan belum ada unsur pariwisata yang menarik perhatian, tetapi Pantai Teluk Awur masih ramai dikunjungi oleh pelancong, baik dari Jepara sendiri maupun dari luar Jepara. Potensi yang dimiliki Pantai Teluk Awur, diantaranya adalah terumbu karang yang secara ekologi berinteraksi dengan aktivitas manusia dari daratan, berfungsi sebagai penahan gelombang dan melindungi pantai dari bahaya abrasi Radjasa dan Sabdono 2005. Pantai Teluk Awur juga memiliki komunitas padang lamun yang relatif subur. Indrayanti et al 2003, secara ekologis padang lamun merupakan daerah asuhan nursery ground bagi berbagai jenis larva organisme laut, serta merupakan tempat perlindungan sekaligus menyediakan makanan bagi bivalvia kerang-kerangan dan gastropoda siput laut. Lamun seagrass adalah tumbuhan berbunga Angiospermae yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari rhizome, daun dan akar. Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta berbuku-buku. Adanya rhizome dan akar inilah, tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut sehingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus. Padang lamun juga dapat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh arus dan gelombang hingga menyebabkan perairan sekitarnya menjadi lebih tenang. Mulyanto 2003, selain padang lamun, di Pantai Teluk Awur juga terdapat hutan mangrove. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove berada di lingkungan yang keras karena genangan pasang surut air laut, perubahan salinitas yang besar, perairan yang berlumpur tebal dan anaerobik, maka pohon-pohon mangrove telah beradaptasi, baik secara morfologis maupun fisiologis. Adaptasi tersebut, antara lain dapat dilihat pada bentuk sistem perakaran yang khas. Perakaran ini berfungsi untuk membantu mangrove bernafas dan tegak berdiri. Adanya keanekaragaman organisme yang dimiliki tersebut, Pantai Teluk Awur merupakan tempat yang potensial untuk dijadikan sumber belajar otentik materi ekosistem tentang komponen biotik dan abiotik yang terdapat pada ekosistem pantai dan ekosistem daratan di sekitar Pantai Teluk Awur serta satuan- satuan dalam ekosistem sehingga memenuhi standar kompetensi memahami saling ketergantungan dalam ekosistem serta kompetensi dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Kawasan Pantai Teluk Awur memiliki dua lokasi, yaitu lokasi ekosistem perairan dan ekosistem daratan. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran materi ekosistem. Berdasarkan hasil beberapa penelitian, diketahui bahwa pembelajaran luar kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran luar kelas lebih efektif dalam pengembangan kemampuan kognitif siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran luar kelas juga meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan Dillon et al., 2006. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran di sekolah mempunyai potensi mengembangkan kurikulum sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan pengalaman langsung di lapangan kepada siswa dan memberikan kesempatan belajar di luar kelas yang mempunyai ruang lebih terbuka. Berkaitan dengan pembelajaran luar kelas tersebut, dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut yang utama adalah keterbatasan waktu atau jam pelajaran biologi Puasati, 2008. Kenyataan yang ada di sekolah-sekolah selama ini, kegiatan pembelajaran di luar kelas jarang sekali dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar karena berkaitan dengan sulitnya pengelolaan kelas yang merepotkan guru dan dalam pelaksanaanya membutuhkan manajemen waktu yang ketat. Padahal banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Melalui pemanfaatan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar lain di luar sekolah dapat memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna Saptono, 2009. Oleh sebab itu, pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar otentik, penting untuk diterapkan dalam pembelajaran. Didukung dengan hasil observasi di SMP Negeri 3 Jepara, diperoleh informasi bahwa sebagian besar model pembelajaran biologi yang digunakan dalam RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan kenyataannya masih berpusat pada guru teacher-centered learning. Sisanya sudah menunjukkan pembelajaran yang berpusat pada siswa student-centered learning misalnya kegiatan praktikum. Lingkungan sekitar SMP Negeri 3 Jepara sebenarnya berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar otentik pada materi ekosistem, akan tetapi potensi alam tersebut kurang dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Adapun potensi alam yang dimiliki lingkungan sekitar sekolah tersebut adalah Pantai Teluk Awur yang dapat digunakan sebagai sumber belajar otentik. Oleh karena itu, pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik merupakan strategi yang tepat digunakan di sekolah tersebut. Melalui pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik, harapannya siswa lebih aktif dalam mencari pengetahuannya dan dapat mengkaitkan konsep dengan keadaan sebenarnya sehingga hasil belajar siswa lebih efektif. Selain siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru tentang pemanfaatan Pantai Teluk Awur dalam pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen sebagai alat ukur dan evaluasi proses berpikir siswa. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam upaya proses belajar mengajar di masa yang akan datang dan meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya hasil belajar.

B. Rumusan Masalah