Untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Hasil output SPSS versi 17 untuk uji
linearitas di kelas eksperimen adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Hubungan linearitas aktivitas siswa dan hasil belajar Dari gambar di atas nampak garis regresi yang mengarah ke kanan.
Hal ini membuktikan adanya linearitas hubungan antara aktivitas siswa dalam pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik
dan hasil belajar, yang dapat diartikan semakin tinggi aktivitas maka hasil belajar dalam ranah kognitif juga semakin tinggi.
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa variabel skor aktivitas dalam pembelajaran dengan
memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap skor tes pada materi ekosistem yaitu sebesar 44.5.
Artinya variasi hasil belajar kognitif siswaposttest mampu dijelaskan oleh variasi aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 44.5 melalui hubungan
= 47.730 + 0.336X.
B. Pembahasan
Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan
uji pengaruh menunjukkan bahwa variabel aktivitas dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh cukup kuat terhadap
hasil belajar ranah kognitif sebesar 44,5 melalui hubungan linier
=47.730 +0.336X. Oleh karena itu, siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan,
siswa melakukan segala aktivitas dalam field trip di Pantai Teluk Awur.
88
92 X
= 47.730 + 0.336X
Presentase aspek aktivitas siswa yang tinggi ditemukan pada keterampilan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan dan keterampilan siswa dalam
melakukan pengamatan, yaitu 79. Hal ini disebabkan suasana pembelajaran baru sehingga siswa begitu antusias untuk mengikuti pembelajaran. Siswa
cenderung aktif mancari titik pengamatan yang berbeda dengan kelompok lain. Kegiatan ilmiah yang diharapkan juga dapat tercapai, seperti siswa mengamati
komponen ekosistem, menentukan peran dan fungsi komponen ekosistem, menganalisis peristiwa saling ketergantungan antar komponen ekosistem,
membuat jaring-jaring makanan dan piramda makanan, serta membuat kesimpulan.
Aspek aktivitas yang dilaksanakan siswa mempengaruhi hasil belajarnya. Siswa yang aktif dalam pembelajaran berdampak pada hasil belajarnya. Semakin
tinggi aktivitas, semain baik pula hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar siswa telah mencapai standar optimal yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu 80
mendapat nilai akhir 70. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 80 siswa telah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Standar yang
ditetapkan oleh SMP N 3 Jepara pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun ajaran 20112012 adalah
66. Rerata hasil belajar dua kelas eksperimen tergolong cukup tinggi, yaitu 72,5. Namun, nilai tertinggi yang
dicapai hanya 88 dari nilai 100 yang diharapkan, sedangkan nilai terendah yang didapat adalah 58.
Keterkaitan antara pembelajaran field trip dengan hasil belajar siswa dapat dijelaskan dengan menggunakan teknik teori penetapan tujuan goal getting
theory . Teori penetapan tujuan adalah proses kognitif membangun tujuan dan
merupakan determinan perilaku. Tujuan yang disadari akan menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi jika seseorang menerima tujuan tersebut Locke, 1975.
Kejelasan tujuan pembelajaran dari guru sangat penting, tujuan belajar harus dipahami dan disepakati agar siswa dapat belajar dengan efektif. Siswa menjadi
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Selain itu, tujuan belajar juga harus tepat sasaran dan mencakup umpan balik. Saran dan
masukan dari guru memberikan kesempatan untuk memperjelas harapan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
Pembelajaran dalam field trip diperlukan perencanaan yang tepat dan matang sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran yang
terencana memotivasi siswa untuk memecahkan masalah dan memperoleh pengalaman sehingga siswa dapat menemukan dan membangun konsep sendiri
Kirchen, 2011. Pembelajaran dalam field trip tidak hanya untuk berekreasi dan bersenang-senang, tetapi juga mendapatkan pengetahuan tambahan melalui
pengalaman langsung dengan berinteraksi dengan alam Shakil et al., 2011. Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur memberikan kesempatan dan
kebebasan siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekitarnya, menemukan konsep dan mengembangkan gagasannya dalam bentuk kerja
kelompok serta kegiatan ilmiahnya dapat tercapai. Oleh karena itu, pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur tepat diterapkan pada materi ekosistem.
Dalam pembelajaran terdapat tiga faktor yang berperan, yaitu siswa sebagai subyek didik, guru sebagai motivator dan fasilitator, lingkungan sebagai
faktor pendukung yang saling mempengaruhi. Adanya ketersediaan sumber belajar dan metode belajar yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran sehingga mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat dicapai Sari, 2006. Dalam proses pembelajaran, pendidik dituntut untuk
dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa. Seseorang tidak akan pernah belajar jika tidak termotivasi dan harus memiliki keinginan untuk belajar
Hamdu dan Agustina, 2011. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi
motivasinya, intensitas usaha dan upaya yang dilakukan maka prestasi belajar yang diperolehnya lebih baik.
Motivasi menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai. Siswa
yang motivasinya tinggi diduga dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan
belajar ke arah yang lebih positif. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman 2002 motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi, motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan.
Tujuan yang spesifik mengarah pada hasil yang lebih baik dibandingkan tujuan yang samar-samar karena tujuan tersebut memberikan kejelasan bagi individu
berkaitan dengan apa yang harus dikerjakan.
Dinyatakan oleh Brophy 2004 bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif. Dalam hal ini, siswa dapat melakukan semua
aspek aktivitas yang telah direncanakan guru sehingga berpengaruh pada hasil belajar kognitif siswa. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi dapat
memperhatikan petunjuk belajar yang dijelaskan guru selama pembelajaran field
trip di Pantai Teluk Awur. Siswa mempelajari peristiwa ekosistem dari alam
sehingga bisa memahaminya dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga terlibat secara intens dalam aktivitas
belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk dapat memahami suatu topik, dan mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan.
Dalam penelitian ini, konsep motivasi berperan penting dalam menjelaskan variasi individu dalam bersikap dan berperilaku. Konsep motivasi
memiliki cakupan yang luas dan mempresentasikan fenomena yang sangat kompleks yang mempengaruhi serta dipengaruhi faktor yang beragam dalam
lingkungan belajar. Pembelajaran dalam field trip dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan ilmiah di Pantai Teluk Awur. Dalam kegiatan belajar,
maka motivasi yang dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa dapat menimbulkan kegiatan belajar.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puasati 2008 menyatakan bahwa hakikat belajar biologi adalah bukan saja mementingkan aspek
pengetahuan, tetapi juga harus mampu mengungkapkan proses biologi. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat
meningkatkan keterampilan proses dan pemahaman konsep. Begitu juga dengan penelitian Sitepu 2008 menyatakan bahwa belajar berbasis aneka sumber
diyakini dapat mengatasi tidak hanya berbagai kesulitan dalam proses belajar dan membelajarkan, tetapi juga dapat mendidik siswa cara belajar yang tepat sehingga
dapat belajar secara mandiri. Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran. Namun penelitian tersebut memiiki kelemahan pada proses belajarnya antara lain, yaitu guru kurang mampu mengkondisikan siswa di
lapangan, terkesan banyak menyita waktu dan kurang terarah. Pembelajaran biologi menuntut adanya peran aktif dari siswa karena biologi berdasarkan proses
ilmiah didasari dengan cara berpikir logis berdasarkan fakta yang mendukung. Dalam pembelajaran biologi terdapat komponen yang harus dimiliki siswa, yaitu
dapat memahami proses ilmiah sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan kelebihan dan kelemahan tersebut, maka penelitian
dalam pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik sebagai sarana yang dapat membantu kegiatan belajar di luar kelas.
Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik menitikberatkan pada pengalaman siswa untuk mencari dan
membangun informasi sendiri tentang materi ekosistem yang dipelajari. Pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar
otentik dapat mengoptimalkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Aktivitas siswa dalam suatu kelas dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang
diterapkan pada kelas tersebut. Dalam hal ini siswa dilatih untuk mengembangkan pola pikirnya dan tidak semata-mata mendengarkan penjelasan dari guru.
Aktivitas dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sebagaimana yang disampaikan Dalyono 2008 bahwa aktivtas siswa belajar
siswa dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif sehingga hasil belajar yang dharapkan dapat tercapai.
Hal tersebut sesuai sesuai dengan penelitian Anggraito et al 2006 bahwa aktivitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Tetapi,
belum tentu siswa dengan aktivitas belajar tinggi mencerminkan bahwa siswa tersebut memahami materi yang dibahas. Siswa menjadi banyak bertanya,
menulis, dan berinteraksi dengan siswa lainnya karena siswa tersebut belum atau tidak memahami. Hal ini menyebabkan siswa tidak tuntas belajar walaupun
memiliki tingkat aktivitas belajar yang tinggi. Namun, ada juga siswa yang kelihatannya kurang aktif tetapi memiliki hasil belajar yang cukup baik. Dengan
demikian, hasil belajar kognitif dapat dipengaruhi oleh kadar aktivitas siswa selama pembelajaran.
Angket tanggapan siswa diberikan di akhir pembelajaran untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa terhadap keseluruhan proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan data tanggapan siswa kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran, 95 siswa tertarik mengikuti
pembelajaran. Hal ini disebabkan dengan model pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik siswa merasa
lebih senang dalam mengikuti pembelajaran materi ekosistem.
Berdasarkan banyaknya siswa yang tertarik mengikuti pembelajaran materi ekosistem dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber
belajar otentik ini, mermudahkan siswa dalam mempelajari materi. Hal ini karena siswa bekerja secara kelompok untuk menemukan sendiri pengetahuan yang
diperlukan. Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa serta sebagai pengawas dalam setiap kemajuan dari setiap kelompok dalam menemukan
pengetahuan siswa.
Berdasarkan angket tangggapan siswa dapat dilihat bahwa ada 16 siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran materi ekosistem dengan
memanfaatkan sebagai sumber belajar otentik. Hal ini terjadi karena siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran berlangsung dan siswa
belum dapat beradaptasi dengan proses pembelajaran secara berkelompok karena terbiasa dengan pembelajaran yang hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
Solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini dengan guru lebih meningkatkan perhatian kepada siswa yang kurang memperhatikan dan
mengalami kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan angket juga diperoleh data bahwa ada 5 siswa tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa tidak
memperhatikan, kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan tidak mengikuti dengan baik rencana pembelajaran yang telah disusun oleh guru
sehingga hasil belajar yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Kedua hal tersebut menyebabkan ada siswa yang tidak tuntas. Sebagai tindak lanjut siswa
yang belum tuntas hasi belajarnya diadakan remidi.
Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran yang
menarik, menyenangkan dan tidak menimbulkan kebosanan pada siswa dalam belajar dapat meninbulkan motivasi, minat dan perhatian dalam diri siswa. Hal ini
dapat menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif dan dengan keaktifan siswa yang tinggi dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar dan tentunya
dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran yang jelas membuat siswa tahu apa yang harus dilakukan selama pembelajaran.
Pemilihan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dirasakan tepat karena Pantai Teluk Awur memiliki potensi alam yang bisa dimanfaatkan
dalam pembelajaran, diantaranya adalah terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove. Adanya keanekaragaman organisme yang dimiliki, baik yang terdapat
di pantai maupun daratan, menjadikan Pantai Teluk Awur sebagai tempat yang potensial untuk pembelajaran. Meskipun guru belum berani menjadikan Pantai
Teluk Awur sebagai tujuan utama pembelajaran. Kondisi sekitar Pantai yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah, masih banyak ditumbuhi semak-
belukar dan belum tertata rapi, membuat guru harus pandai memlih tempat yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun
dan siswa merasa aman dan nyaman, ketersediaan dana dan jarak tempuh juga menjadi faktor penghambat.
Pembelajaran field trip di Pantai Teluk Awur membutuhkan perencanaan yang matang agar pembelajaran berjalan lancar. Guru harus dapat menentukan
tujuan pembelajaran yang jelas, menentukan objek yang menarik dan sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan kepada siswa. Pembagian tugas kepada
siswa dan pembagian siswa dalam kelompok sangat dibutuhkan. Guru menentukan ketua tim tiap kelompok untuk mengatur segala sesuatunya,
mematuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama dan mengawasi tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya. Tugas guru adalah mengawasi,
membimbing dan mengarahkan bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang tidak menaati peraturan yang telah dibuat.
46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber
belajar otentik materi ekosistem di kelas VII SMP N 3 Jepara cukup efektif mengoptimalkan hasil belajar siswa.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diberikan beberapa saran, antara lain :
1. Guru diharapkan dapat mengatur waktu dengan sebaiknya-baiknya dan
mengkondisikan siswa selama pembelajaran karena pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik
membutuhkan waktu, jarak tempuh yang cukup jauh dan pemilihan lokasi yang tepat untuk pembelajaran.
2. Guru biologi dapat menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik pada materi-materi
lain yang relevan, materi yang dianggap sulit dipelajari oleh siswa karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
3. Guru bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dalam pembelajaran field trip
, pihak sekolah bisa merencanakan dan membuat jadwal pembelajaran luar kelas atau bahkan dibuat kegiatan ekstrakurikuler
apabila jam pelajaran tidak mendukung.