sebagai sumber belajar. Melalui pemanfaatan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar lain di luar sekolah dapat memungkinkan siswa untuk belajar secara
langsung mengenai fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bermakna Saptono, 2009. Oleh sebab itu,
pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar otentik, penting untuk diterapkan dalam pembelajaran.
Didukung dengan hasil observasi di SMP Negeri 3 Jepara, diperoleh informasi bahwa sebagian besar model pembelajaran biologi yang digunakan
dalam RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan kenyataannya masih berpusat pada guru teacher-centered learning. Sisanya sudah menunjukkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa student-centered learning misalnya kegiatan praktikum. Lingkungan sekitar SMP Negeri 3 Jepara sebenarnya
berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar otentik pada materi ekosistem, akan tetapi potensi alam tersebut kurang dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran. Adapun potensi alam yang dimiliki lingkungan sekitar sekolah tersebut adalah Pantai Teluk Awur yang dapat digunakan sebagai sumber belajar
otentik. Oleh karena itu, pembelajaran dengan memanfaatkan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik merupakan strategi yang tepat digunakan di
sekolah tersebut.
Melalui pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik, harapannya siswa lebih aktif dalam mencari
pengetahuannya dan dapat mengkaitkan konsep dengan keadaan sebenarnya sehingga hasil belajar siswa lebih efektif. Selain siswa, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru tentang pemanfaatan Pantai Teluk Awur dalam pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen sebagai alat
ukur dan evaluasi proses berpikir siswa. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam upaya proses belajar mengajar di masa yang akan datang dan meningkatkan
kualitas sekolah dengan meningkatnya hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk
Awur sebagai sumber belajar otentik materi Ekosistem berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?
C. Penegasan Istilah
Penegasan istilah merupakan penegasan dari konsep penegasan konseptual kemudian dioperasionalkan definisi operasional untuk memberi
gambaran tentang variabel yang jelas dan terukur. 1.
Pantai Teluk Awur sebagai Sumber Belajar Otentik Sumber belajar otentik adalah sumber belajar yang sifatnya asli atau alami,
belum didesain, dan masih murni belum ada campur tangan manusia untuk mengubahnya. Mulyanto 2003 Pantai Teluk Awur memiliki potensi alam yang
mempesona, yaitu memiliki terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove yang dapat digunakan sebagai sumber belajar otentik, berfungsi sebagai aspek
pendukung pembelajaran materi ekosistem dan juga untuk memudahkan siswa dalam belajar. Kawasan Pantai Teluk Awur memiliki dua lokasi, yaitu lokasi
ekosistem perairan dan ekosistem daratan. Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran materi ekosistem.
Adanya keanekaragaman organisme yang dimiliki tersebut, Pantai Teluk Awur merupakan tempat yang tepat untuk dijadikan sumber belajar otentik. Pantai
Teluk Awur terletak di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara sekitar 4 km ke arah selatan dari pusat kota Jepara dan sekitar 1,5 km ke arah
selatan dari SMP 3 Negeri Jepara.
Puasati 2008 menjelaskan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mempunyai potensi mengembangkan kurikulum sekolah.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat memberikan pengalaman langsung di lapangan kepada siswa dan memberikan kesempatan belajar di luar kelas yang
mempunyai ruang lebih terbuka. Pemanfaatan Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik dalam penelitian ini menuntut siswa untuk berperan aktif dalam
mengeksplorasi lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar otentik untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran.
Pembelajaran dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
sekitar Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik yang memungkinkan siswa untuk merumuskan masalah, melakukan eksperimen, menumbuhkan sikap
ilmiah, menarik kesimpulan yang disetujui bersama dan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Pada penelitian ini
didefinisikan operasional sebagai aktivitas siswa dalam field trip di Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik pada materi ekosistem.
2.
Field Trip Metode field trip atau disebut juga karyawisata adalah cara penyajian
dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Dengan field trip
sebagai metode belajar mengajar, siswa di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar, dalam hal ini
tempat yang dimaksud adalah Pantai Teluk Awur sebagai sumber belajar otentik. Menurut Roestiyah 2001, field trip bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar
atau memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataan. Cara mengajar dengan dengan metode ini, yaitu mengajak siswa ke suatu tempat untuk melihat objek
tertentu di luar sekolah, mempelajari atau menyelidiki sesuatu pada tempat yang telah dipilih untuk proses belajar mengajar. Tujuan dilaksanakannya field trip
adalah siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, melakukan pengamatan, menganalisis dan membuat kesimpulan.
Menurut Orion dan Hofstein 1991, field trip berfungsi 1 sebagai alat pembelajaran; 2 memacu pembelajaran individual, 3 mengandung aspek
sosial, 4 aspek petualangan, dan 5 aspek lingkungan. Dengan field trip, diharapkan dapat membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran
berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif. Siswa menjadi lebih dekat dengan lingkungan yang cukup memberikan rasa ingin
tahu, siswa bermain sambil belajar, mangamati fenomena alam dan melaksanakan keterampilan proses.
3.
Hasil Belajar Materi Ekosistem Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami aktivitas
belajar Anni, 2007. Hasil belajar merupakan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas dari
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan Winkel, 2009.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil perubahan perilaku dari kolaborasi antara pengetahuan awal yang dimiliki
pembelajar dengan pengetahuan baru stimulus yang diperoleh dari lingkungan sosial, baik melalui penguatan pemahaman konsep yang telah ada maupun dengan
pengubahan pemahaman konsep. Hasil belajar dalam penelitian ini relevan dengan teori konstrutivistik dan behaviorisme. Hasil belajar dalam penelitian ini
relevan dengan teori behaviorisme karena menggunakan soal-soal pilihan ganda yang bersifat hafalan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dan penelitian
ini relevan dengan teori konstrutivistik karena dalam teori ini menekankan pada pemahaman konsep dan kompetensi siswa dalam memperoleh suatu pemahaman
atau konsep.
. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa memahami materi ekosistem. Penilaian hasil belajar didefinisikan secara
operasional sebagai skor tes yang diperoleh dari nilai posttest untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif.
D. Tujuan Penelitian