41
Sementara pembelajaran karya topeng nusantara pada siswa kelas V SD Negeri Kambangan 02 belum pernah menerapkan penggunaan model explicit instruction
sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan berbeda dengan penelitian yang terdahulu.
2.3 Kerangka Berpikir
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi beberapa hal, yaitu: pengetahuan seni, apresiasi dan pengalaman kreatif. Dari
ruang lingkup tersebut dapat kita cermati bahwa pembelajaran SBK menuntut pembelajaran yang terbatas pada siswa yang hanya menerima pengetahuan dari
guru secara pasif, tetapi juga menghendaki pembelajaran yang menumbuhkan sikap apresiatif siswa terhadap karya seni serta mampu memberikan pengalaman
kreatif dalam menciptakan suatu karya seni. Oleh karena itu, guru perlu merancang suatu pembelajaran yang dapat memenuhi ketiga ruang lingkup
tersebut. Namun dalam kenyataan, sering dijumpai pembelajaran SBK yang tidak sesuai dengan ketiga ruang lingkup tersebut. Pembelajaran SBK hanya terbatas
pada pemberian tugas untuk menggambar, mewarnai dan lain sebagainya. Sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir, sikap apresiatif
dan pengalaman menciptakan suatu karya seni. Hal ini jelas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran SBK di
sekolah. Dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada
pembelajaran SBK di sekolah dasar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
42
Perlakuan Treatmen
Proses pembelajaran SBK
materi pokok karya topeng
nusantara di kelas V SD
Negeri Kambangan 02 Kabupaten
Tegal dengan menerapkan
model explicit instruction.
dan aktivitas siswa, serta meningkatkan performansi guru. Model pembelajaran explicit instruction
memiliki keunggulan karena dalam pelaksanaanya mengutamakan pengetahuan, pemanfaatkan pengetahuan yang diperoleh melalui
pengalaman langsung kepada siswa, dan adanya bimbingan dari guru sehingga interaksi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa menjadi lebih tinggi.
Kerangka berfikir ini dapat digambarkan melalui bagan berikut ini:
Bagan 2.2 Kerangka berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat diajukan suatu hipotesis sebagai berikut: “Model pembelajaran explicit instruction dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran SBK materi pokok karya topeng nusantara di kelas V SD Negeri Kambangan 02 Kabupaten Tegal.
Permasalahan Problems
Proses pembelajaran SBK
di kelas V SD Negeri Kambangan
02 Kabupaten Tegal belum
menerapkan model pembelajaran yang
interaktif antar guru dan siswa
Hasil Result
Adanya peningkatan
hasil belajar dan aktivitas belajar
siswa, serta performansi guru
pada pembelajaran SBK materi pokok
karya topeng nusantara di
kelas VSD Negeri Kambangan 02
Kabupaten Tegal.
43
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan SBK melalui penerapan model
pembelajaran explicit instruction. Penelitian tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah atau siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu:
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penjelasan dari langkah-langkah penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan Tindakan Planning
Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakan Usman dan Purnomo 2008: 153. Pada tahap ini peneliti
merancang tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu meliputi prasurvei, menentukan tujuan pembelajaran, membuat rencana pembelajaran,
merancang instrumen, membuat lembar observasi dan alat evaluasi untuk setiap pertemuan.
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan Action
Pelaksanaan tindakan ialah penerapan dari perencanaan Usman dan Purnomo 2008: 153. Pada tahap tindakan, guru melakukan kegiatan pembelajaran
seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran materi pokok karya topeng nusantara melalui model pembelajaran explicit instruction.