39
Tes
Tes uraian
‐ Terbatastertutup terstruktu
‐ Bebasterbuka
Tes objektif:
‐ Pilihan ganda ‐ Benar salah
‐ Menjodohkan ‐ Isian singkat
Penilaian tersebut dilakukan baik dengan teknik tes maupun teknik non- tes. Keragaman penilaian tersebut terlihat pada bagan berikut ini Muslich 2007:
93:
Bagan 2.1 Penilaian Berbasis Kelas Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses
pengumpulan berbagai data yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan gambaran dan informasi tentang perkembangan belajar siswa.
2.2 Kajian Empiris
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:
1 ”Penerapan Model Explicit Instuction Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV A SDN Lesanpuro 3 Kota Malang” oleh
PENILAIAN BERBASIS KELAS
Non-tes
Tes Lisan Tes Perbuatan
Tes Tertulis
‐ Skala sikap ‐ Daftar periksa
‐ Kuisioner ‐ Studi kasus
‐ produk ‐ portofolio
40
Ayuk Susilaning Stiyas dari jurusan PGSD Universitas Muhammadiyah Malang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penerapan model expliciti
instruction pada 35 siswa kelas IV A SDN Lesanpuro 3 Kota Malang dapat
berhasil dengan baik. Hal ini terbukti dengan tercapainya keberhasilan penerapan model explicit instruction pada siklus I mencapai 87,5, dan
meningkat menjadi 94,65 pada siklus II. 2
“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman Dengan Model Explicit Instruction pada Siswa Kelas V SD N 6 Petompon
Semarang” oleh Dwi Prasetyo dari FBS Universitas Negeri Semarang. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa pada siklus I nilai rata-rata menulis
karangan berdasarkan pengalaman mencapai 64,82 mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 75,65. Dengan kata lain, nilai rata-rata menulis
karangan berdasarkan pengalaman mengalami peningkatan sebesar 10,83. 3
“Keefektifan Model Pembelajaran Explicit Instruction dan Picture And Picture
terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa pada Materi Pokok Lingkaran Kelas VIII SMP N 1 Karangkobar” oleh Harningtyas
Primadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I adalah 80,09 dan eksperimen II sebesar 78,1 dan rata-rata hasil
belajar kelas kontrol sebesar 72,60. Berdasarkan hasil uji t dan uji proporsi menunjukan bahwa kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan, baik
ketuntasan individual maupun ketuntasan klasikal. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui
penggunaan model explicit instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
41
Sementara pembelajaran karya topeng nusantara pada siswa kelas V SD Negeri Kambangan 02 belum pernah menerapkan penggunaan model explicit instruction
sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan berbeda dengan penelitian yang terdahulu.
2.3 Kerangka Berpikir