82
4.1.2.3 Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil perhitungan rata-rata nilai APKG 1 dan APKG 2 pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,64. Nilai akhir APKG
pada siklus I sebesar 80,82 dan pada siklus II meningkat menjadi 88,46. Perolehan nilai tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan dan termasuk dalam kriteria
yang sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu sebesar
26,48 dengan berada pada kriteria aktivitas yang sangat tinggi. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 62,17 , pada siklus II meningkat menjadi 88,65. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II telah berhasil terlaksana dengan baik dari aspek aktivitas siswa.
Hasil belajar siswa pada siklus II juga menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada
siklus II, pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata kelas telah memenuhi KKM yaitu 75 untuk mata pelajaran SBK materi karya topeng
nusantara. Rata-rata hasil belajar pada pelaksanaan pembelajaran siklus I sebesar 75,23 dan pada siklus II meningkat menjadi 78,20. Rata-rata hasil belajar yang
diperoleh pada siklus I maupun siklus II memang telah mencapai indikator keberhasilan. Namun pada siklus II, ternyata rata-rata hasil belajar siswa
mengalami peningkatan sebesar 2,97. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II juga mengalami peningkatan
yang cukup tinggi yaitu sebesar 20,67. Persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 71 dan pada siklus II meningkat menjadi 91,67.
83
Gambaran visual mengenai peningkatan performansi guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, dan ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat pada bagan
berikut ini:
Bagan 4.3 Peningkatan Pelaksanaan Pembelajaran
4.1.2.4 Revisi
Berdasarkan hasil analisis data pelaksanaan tindakan pada siklus II, pembelajaran SBK materi karya topeng nusantara melalui model pembelajaran
explicit instruction dapat dikatakan berhasil karena seluruh aspek yang telah
menjadi fokus penelitian telah memenuhi indikator keberhasilan, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan pelaksanaan tindakan pada siklus III. Keberhasilan dari
penelitian ini dapat dilihat dari seluruh indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian telah tercapai. Hasil observasi berupa pengamatan
terhadap performansi guru dalam pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan
≥70 B dan perolehan persentase aktivitas belajar siswa juga mencapai indikator keberhasilan
≥70 dengan kriteria sangat tinggi. Hasil belajar
Performansi Guru
Aktivitas Siswa
Hasil Belajar
Siswa Tuntas
Belajar Klasikal
Siklus I
80.82 62.17
75.23 71.00
Siklus II
88.46 88.65
78.20 91.67
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
84
berupa nilai rata-rata kelas telah memenuhi nilai minimal 71 sebagai KKM dan ketuntasan belajar klasikal telah mencapai indikator keberhasilan
≥75.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis data hasil pelaksanaan pembelajaran SBK materi karya topeng nusantara dengan melalui pembelajaran explicit instruction pada
siswa kelas V SD Negeri Kambangan 02, dapat disimpulkan telah memenuhi semua aspek indikator keberhasilan. Pembahasan hasil penelitian akan dipaparkan
melalui pemaknaan temuan dan implikasi hasil penelitian yang secara lengkap diuraikan sebagai berikut:
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Hasil belajar siswa pada materi karya topeng nusantara mengalami peningkatan sebesar 20,67 pada aspek ketuntasan belajar klasikal. Persentase
ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 71,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 91,67. Presentase ketuntasan belajar klasikal ini telah
mencapai indikator keberhasilan ≥75. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa
juga mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 2,97. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 75,23 dan pada siklus II
meningkat menjadi 78,20. Supaya pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan berhasil, maka
guru harus dapat merancang kegiatan pembelajaran secara baik dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi pembelajaran
serta yang tidak kalah penting adalah karakteristik siswa. Lowenfeld dan Brittain