Garis Warna Tekstur Pembelajaran Seni Rupa di SD

22 simultan; sampai sejauh mana guru menggubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Alter, F., Hays, T., O’Hara, R. 2009 Key to an education in the Creative Arts is the knowledge of how to communicate through abstract symbols and to decipher the communications of others. Effectively, the Creative Arts contain basic skills for the positive growth and development of students. Artinya, kunci pendidikan seni rupa kreatif adalah pengetahuan tentang bagaimana untuk berkomunikasi melalui simbol abstrak dan menguraikan kepada orang lain. Secara efektif, seni kreatif mengandung keterampilan dasar untuk pertumbuhan yang positif dan perkembangan siswa. Pamadhi 2009: 2.58 mengemukakan bahwa seni rupa sebagai salah satu cabang seni memiliki unsur-unsur yang membangun karya seni rupa. Unsur-unsur tersebut meliputi:

2.1.8.1 Garis

Garis dalam seni rupa merupakan perpanjangan dari susunan titik-titik yang memiliki panjang namun relative tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi atau menunjukkan arah. Garis dapat berperan sebagai peghubung dua titik menjadi sumbu penyilang atau pembatas bidang. Dari perpaduan ujung garis satu ke ujung garis berikutnya akan terbentuklah sebuah bentuk. Menurut Daksopartono 1983: 42 garis dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1 Garis Grafis, yang terdiri dari garis lurus, garis lengkung, garis patah dan garis tekuk. 2 Garis pengikat, yang teridri dari garis pengikat bidang, garis pengikat bentuk, dan garis pengikat warna 23 Garis Lurus Garis Lengkung Garis Patah Garis Lekuk Gambar 2.1 Garis Grafis Garis Pengikat Bidang Garis Pengikat Bentuk Garis Pengikat Warna Gambar 2.2 Garis Pengikat

2.1.8.2 Warna

Menurut Teori Brewster, warna terdiri dari 3 tiga kelompok, yaitu: warna primer, warna sekunder, dan warna tersier. 2.1.8.2.1 Warna Primer Warna ini tidak dapat dibuat dengan cara mencampur warna yang sudah ada. Warna primer terdiri dari: merah, biru, dan kuning. 24 2.1.8.2.2 Warna sekunder Warna sekunder dapat dibuat dengan cara mencampur dari dua warna primer dengan perbandingan yang sama, warna sekunder terdiri dari: campuran warna merah dengan warna kuning menjadi orange, warna merah dicampur dengan warna biru menjadi warna ungu dan warna kuning dicampur dengan wrna biru menjadi warna hijau. 2.1.8.2.3 Warna tersier Warna tersier dapat dibuat dengan cara mencampur dua atau tiga atau lebih dari warna sekunder dengan warna sekunder, warna sekunder dengan warna primer. Contoh: campuran warna merah dengan warna hijau menjadi warna hitam, warna ungu dengan warna merah menjadi warna merah keunguan, dsb. Skema macam-macam warna primer, sekunder dan tersier dapat dilihat pada gambar berikut Arifin dan Suryahadi 2002: 60: Gambar 2.3 Skema warna primer, sekunder, dan tersier

2.1.8.3 Tekstur

Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda. Setiap benda mempunyai sifat prmukaan yang berbeda, sifat permukaan 25 benda ini juga disebut barik. Permukaan itu mungkin kasar, licin, mengkilat, kusam, berkembang-kembang, polos. Hal ini tergantung dari bahan apa benda itu dibuat. Tekstur bisa memberikan kesan berat atau ringannya suatu benda. Tekstur halus Tekstur kasar Gambar 2.4 Tekstur benda

2.1.8.4 Ruang

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 7 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI JENIS JENIS UNSUR TARI NUSANTARA MELALUI TEKNIK MODELLING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENDAWA 01 KABUPATEN TEGAL

14 139 214

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BAGI Peningkatan Minat Belajar Ipa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Explicit Instruction BagiSiswa Kelas V Sd N Klari 2 KaranggedeTahun Ajaran 2015/2016.

0 3 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN PANJANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN PANJANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 SUKOSARI KEC. JUMANTONO

0 0 15

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Materi Pokok Volum Kubus dan Balok dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah di SD Negeri Sumurpanggang 3 Kota Tegal.

0 0 1

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Pokok Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan melalui Pembelajaran Matematika Realistik di SD Negeri Dumeling 02 Brebes.

0 1 1

Peningkatan Pemahaman Konsep Daur Air Melalui Model Explicit Instruction Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kahuman Tahun Ajaran 2015/2016 JURNAL

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: eningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Explicit Instruction pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Gunungwungkal 01

0 0 12

KEEFEKTIFAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN KARYA TOPENG KELAS V SDN GUGUS SRIKANDI KOTA SEMARANG

0 4 79