45 terhadap bobot telur berkisaran antara 0.3 sampai dengan 0.6 untuk telur PM dan
0.1 hingga 0.2 untuk PA. Seleksi terhadap bobot telur memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap
bobot tetas anak itik yang didapat. Demikian halnya dengan panjang dan lebar telur yang dapat dikonotasikan sebagai bentuk telur memiliki hubungan keeratan
yang nyata. Keadaan ini membuktikan bahwa apa yang telah dilakukan oleh peternak tradisional dengan pemilihan berdasarkan besar dan bentuk telur yang
baik ternyata menghasilkan DOD yang baik pula. Kriteria DOD yang baik jika kondisi anak itik tersebut mimiliki bobot tetas baik, sehat, lincah, tidak cacat dan
cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
1.3. Pola Warna Bulu Dewasa Galur Induk PM dan PA
Hasil persilangan dari itik betina lokal Alabio dengan pejantan Pekin menjadi galur induk PA menunjukkan fenotipe yang bervariasi. Sifat kualitatif
yang diekpresikan pada penampilan fenotipe seperti warna bulu, warna paruh dan warna kaki dari galur induk PA tersebut menunjukkan keragaman.
Berbeda dengan galur induk genotipe PM yang merupakan hasil persilangan betina lokal Mojosari putih dengan pejantan Pekin memunculkan pola warna bulu
putih polos pada zuriat. Munculnya warna putih 100 pada PM menunjukkan bahwa warna putih pada Mojosari putih diatur oleh gen resesif dalam keadaan
homosigot. Keseragaman warna putih polos sebagai sifat fenotipe PM memberikan keuntungan dalam sistem seleksi yang mengarah pada sifat warna
bulu. Terdapat kombinasi warna bulu putih polos dengan warna paruh pinkorange dan dengan warna kaki orange.
Apabila sasaran yang dituju adalah untuk menghasilkan mandalung berbulu putih polos, maka galur induk PM sudah memenuhi salah satu syarat kualitatif..
Hardjosworo et al. 2001 memberikan petunjuk bahwa untuk mendapatkan mandalung bulu putih, harus disilangkan induk itik bulu putih dengan pejantan
entog berbulu putih. Atas dasar itulah galur induk PM memiliki peluang kuat untuk menjadi induk mandalung diwaktu mendatang.
Tai 1985 melaporkan bahwa konsep pengembangan itik Tsaiya putih dengan 3 jalur yaitu 1 itik Tsaiya putih untuk galur murni; 2 Tsaiya putih yang
46 disilang dengan Pekin untuk menghasilkan galur induk Kaiya; dan 3 persilangan
Kaiya dengan pejantan entog untuk menghasilkan mandalung berbulu putih. Dengan demikian galur induk PM dianggap memiliki peluang yang lebih baik dari
galur induk PA, mengingat warna bulu yang putih polos sebagaimana Kaiya yang dilaporkan Tai 1985.
Disisi lain galur induk PA yang memiliki variasi warna bulu cukup tinggi, ternyata populasi ternak putih polos PA muncul dalam jumlah yang kecil 10
dari total anak-anaknya. Kondi ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membentuk itik galur induk yang berbulu putih polos. Pemunculan warna
bulu yang bervariasi pada galur induk PA dapat disederhanakan menjadi 3 kelompok yaitu lurik coklat, hitam belang putih dan putih polos.
Karakteristik fenotipe menurut kelompoknya yaitu 1 Itik lurik coklat, terdiri atas dua tipe yaitu bergelang dileher dan yang tidak bergelang; 2 Hitam
belang putih terdiri atas hitam dominan putih, hitam dengan perluasan warna putih dileher bagian depan ke arah dada depan, dan warna hitam yang dikombinasi
dengan perluasan warna putih bagian dada dan mengarah ke punggung; dan 3 Warna bulu putih polos yang tidak ditampilkan.
47
1. Pola warna pada kepala, coklat tua agak gelap dengan polesan putih di atas mata dan bagian bahwah kepala. Leher lebih banyak
didominasi warna coklat dan adanya gelang putih. Bagian dada dan punggung adalah coklat muda hingga tua yang mendekati warna
agak gelap, warna lurik putih tertutup oleh coklat tua. Bulu sayap warna kombinasi antara coklat, putih, hitam, biru dan hijau. Ekor
menyesuaikan dengan warna pada bagian dada dan punggung yaitu lurik coklat dipulas dengan warna hitam pada beberapa helai ujung
ekor.
2. Secara umum itik memiliki warna bulu lurik-coklat yang cenderung mendekati gelap. Warna kepala coklat muda agak gelap
dengan warna putih pada bagian atas mata, sedangkan untuk bagian bawah kepala coklat agak gelap dengan olesan sedikit warna putih.
Leher bagian depan ditandai dengan sedikit bulu putih bercampur coklat agak gelap dan gelang putih tidak tampak jelas. Warna bulu
dada coklat agak gelap dengan sapuan lurik putih dan punggung berwarna coklat muda dan campuran bulu putih lurik yang agak
gelap. Bulu sayap warna kombinasi antara coklat, putih, hitam, biru dan hijau. Ekor menyesuaikan dengan warna pada bagian dada dan
punggung.
3. Secara umum itik memiliki warna bulu hitam dengan kombinasi warna putih pada beberapa area tubuh. Warna kepala didominasi
warna hitam dan adanya sedikit pulasan warna coklat tua, terutama pada bagian atas dari kepala. Leher bagian depan ditandai dengan
bulu putih dengan luas area disekitar diatas tembolok. Warna bulu bagian dada dan punggung dominan hitam, terkadang timbul bercak
putih. Bulu sayap warna hitam dengan kombinasi coklat, putih, biru dan hijau. Ekor menyesuaikan warna hitam, namun terkadang
dikombinasi dengan warna putih pada ujung ekor.
4. Secara umum itik memiliki warna bulu hitam dengan kombinasi warna putih pada beberapa area tubuh, hampir sama dengan gambar
3 di atas tetapi sebaran warna putih sedikit lebih banyak. Warna kepala didominasi warna hitam dan tampak adanya ekpansi warna
putih yang bergabung mulai dari kepala hingga leher. Leher bagian depan ditandai dengan bulu putih yang cukup meluas, mulai dari
bagian bawah kepala hingga mendekati bagian dada. Warna bulu bagian dada dan punggung dominan hitam dengan kombinasi belang
putih pada beberapa area. Bulu sayap warna kombinasi antara hitam, putih, biru dan hijau. Ekor memiliki warna hitam yang dikombinasi
dengan warna putih.
5. Secara umum itik memiliki warna bulu hitam dengan kombinasi warna putih yang cukup luas pada beberapa area tubuh. Warna
kepala kombinasi belang antara warna hitam dan putih. Sebaran warna putih, tampak terjadi ekpansi yang cukup luas dari warna
putih hingga bergabung dengan bagian leher. Leher cenderung didominasi dengan bulu putih sementara warna hitam menjadi
belang. Warna bulu bagian dada warna dominan putih sedang warna hitam sebagai belang, sedangkan punggung masih dominan hitam
tetapi disertai belang putih. Bulu sayap warna kombinasi antara hitam, putih, biru dan hijau. Ekor memiliki warna hitam atau dapat
pula disertai dengan kombinasi putih.
Gambar 1. Pola warna bulu pada galur induk PA
48
Distribusi warna bulu. Distribusi atau sebaran jumlah itik PA dengan pola
warna tubuh sebagaimana yang tertera dalam Gambar 2 yaitu : ♣ komposisi pola warna lurik coklat memiliki jumlah persentase yaitu 40 yang
terbagi atas : lurik coklat yang disertai dengan adanya gelang putih dileher memiliki distribusi sebesar 24. Sedangkan untuk warna lurik coklat tanpa
adanya gelang putih dileher adalah 16. ♣ Persentase warna bulu terbesar 52 adalah warna hitam dengan belang
putih. Pola warna ini dapat dijabarkan lagi menjadi warna hitam belang putih, putih belang hitam dan hitam berbelang putih dibagian leher dan ujung sayap.
♣ Komposisi warna bulu tubuh putih belang hitam memiliki distribusi yang paling tinggi yaitu 36, kemudian kelompok hitam lebih dominan terhadap
warna putih 8, hitam dengan leher bagian depan berwarna putih 8. ♣ Galur induk PA yang memiliki warna putih polos sebesar 8.
Hasil di atas menunjukkan bahwa dengan masuknya warna potih polos yang dibawa oleh pejantan Pekin ternyata dapat mereduksi warna coklat. Disamping itu
perkawinan Pekin dengan Alabio juga memunculkan warna hitam yang diakibatkan gen-gen yang tidak terekspresikan.
Munculnya warna hitam belang putih akibat pengaruh gen C pembawa warna dan yang dikombinasikan dengan gen E sebagai pembawa sifat bagi
perluasan warna putih kearah dada Jaap dan Milby, 1944. Terdapatnya warna putih polos pada galur induk PA, menunjukkan bahwa induk Alabio membawa
gen resesif c yang tidak mampu diekspresikan karena tertutup gen C.
coklat tanpa gelang
16 coklat dg gelang
24 putih polos
8 putih dominan
hitam 36
hitam leher putih 8
hitam dominan putih
8
Gambar 2. Penyebaran pola warna bulu itik galur induk PA
49 Pendapat lain menyatakan bahwa pemunculan warna hitam pada galur induk
PA, merupakan sifat yang diwariskan oleh itik Pekin. Campbell et al. 1984 melaporkan bahwa munculnya warna hitam pada zuriat Pekin adalah pengaruh
gen yang tidak diekspresikan sebelumnya.
Distribusi warna paruh. Warna paruh baik itik Alabio, Mojosari putih dan
Pekin sama-sama memiliki pola warna pink atau orange. Setelah terjadi persilangan khususnya itik betina Alabio dengan pejantan Pekin nampak adanya
pemunculan gen diluar kuning pada zuriatnya PA, sehingga warna paruhnya beragam. Hal ini berbeda dengan anak PM hasil silang Mojosari putih x Pekin
yang memiliki warna paruh pink atau orange yang seragam.
Hitam Orange 11
Orange 49
Hitam 40
Sebagaimana yang tersaji dalam Gambar 4, distribusi warna paruh pada galur induk PA masih didominasi oleh warna pink atau orange yaitu 49. Warna
paruh orange ini menurut Campbell et al. 1984 dikontrol oleh gen homosigot BB WW. Selain itu dapat ditemui bahwa sebanyak 40 dari populasi galur
induk PA yang dipelihara menunjukkan pola warna paruh hitam. Sisanya 11 warna paruh adalah hitam belang atau bercak pink. Warna paruh diluar orange
merupakan ekspresi dari gen heterosigot Bb Ww. Meskipun warna paruh tidak memiliki nilai ekonomi yang kuat, namun
ternak galur induk PA dengan penampilan warna paruh pink bercak atau belang hitam tampak memberi kesan bahwa warna tersebut kurang menarik. Terlebih
sebagai galur induk komersial, penampilan fenotipe menjadi dasar pertimbangan penting lain setelah kemampuan produksi.
Gambar 3. Penyebaran pola warna paruh orange O, hitam H dan hitam- orange HO itik galur induk PA
50
Distribusi warna kaki. Pola warna kaki ternyata tidak mengikuti distribusi
sebagaimana yang terjadi dengan pola warna paruh. Hanya 10 galur induk PA yang memiliki warna kaki orangekuning bercak hitam. Sementara mayoritas
warna kaki yang terdapat adalah orangekuning 90. Hasil ini menunjukkan bahwa pola warna kaki cenderung dipengaruhi oleh adanya pigmentasi karotin
yang dikontrol oleh gen W
+
, sementara untuk kaki hitam merupakan hasil perluasan dari gen E sebagaimana yang dijelaskan oleh Smyth 1993.
orange 90
orange bercak hitam
10
Pola warna kaki yang bervariasi pada galur induk PA dapat mempengaruhi preferensi peternak karena terkesan kotor dan motifnya yang tidak beraturan.
Berbeda jika dibandingkan dengan pola warna kaki PM yang kuning polos memberikan kesan yang selalu bersih dan seragam. Preferensi peternak terhadap
galur induk baru dengan pola warna kaki yang beragam masih perlu diuji. Mengingat gen dominan pembawa warna C baik secara heterosigot maupun
homosigot akan memunculkan pola warna yang bervariasi. Jika evaluasi galur induk mengarah pada sifat fenotipe yang seragam maka
pola warna kaki PA kurang memenuhi harapan. Namun jika sifat evaluasi hanya pada bagian yang menghasilkan memproduksi daging bagian tubuh maka
kehadiran PA maupun PM memberikan harapan yang sama baiknya. Hal ini didasari adanya pola warna tubuh PA yang memiliki perluasan warna putih ke
bagian dada dan mengarah ke punggung. Gambar 4. Penyebaran pola warna kaki itik galur induk PA
51
Kombinasi warna tubuh dengan warna paruh. Pada galur induk PA
tampak adanya pola yang konsisten dari hubungan antara warna tubuh dengan warna paruh. Itik dengan warna bulu lurik coklat atau putih polos secara konsisten
memiliki pola warna paruh pink atau orange. Sedangkan pada pola warna tubuh hitam belang putih memiliki warna paruh hitam atau hitam bercak pink. Sebaran
warna paruh hitam tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan paruh hitam bercak pink Tabel 7.
Hal yang menarik dari kombinasi ini tampak bahwa itik dengan pola warna hitam dominan putih, warna paruhnya adalah hitam yaitu 8.3 dari total populasi
dan tidak dikuti oleh warna paruh lainnya. Konsekuensi dari pola warna tubuh dalam mempengaruhi warna paruh tampak jelas ditunjukkan oleh kelompok
warna tubuh putih dominan atas hitam yaitu 30.3 warna paruhnya hitam dan 4.6 warna paruh hitam bercak pink
Tabel 7. Persentase penyebaran hasil hubungan antara warna tubuh dengan warna paruh pada galur induk PA
Pola warna bulu penutup tubuh thd populasi Warna paruh
cdg ctg
hdp Hlp
pdh pls
Hitam Hitam bercak pink
Pink atau orange 0.0
0.0 23.9
0.0 0.0
16.5 8.3
0.0 0.0
1.8 6.4
0.0 30.3
4.6 0.0
0.0 0.0
8.3
Keterangan : cdg = coklat dengan gelang putih dileher ; hdp = hitam dominan putih ctg = coklat tanpa gelang putih dileher ; pdh = putih dominan hitam
hlp = hitam dominan dengan leher putih ; pls = putih polos
Galur induk PA dengan warna lurik coklat memiliki satu pola warna paruh yaitu warna pink 40.4 yang terdiri atas warna lurik coklat bergelang putih
23.9 dan tanpa gelang 16.5. Demikian halnya galur induk PA yang memiliki bulu putih polos akan senantiasa memiliki warna paruh pink 8.3.
Kondisi ini sejalan sebagaimana yang dihasilkan oleh warna paruh PM yaitu seragam pink.
Kombinasi warna bulu tubuh dengan paruh dimaksudkan untuk memberi gambaran bagi para breeder bahwa galur induk dengan polesan warna bulu tubuh
tertentu akan senantiasa diikuti dengan pola warna paruh yang selaras dengan kombinassi alami yang ada.
52
Kombinasi warna tubuh, paruh dan kaki. Pola warna tubuh lurik coklat,
baik yang bergelang maupun yang tidak bergelang serta warna putih polos akan memiliki pola warna paruh pink atau orange dengan kombinasi warna kaki
berwarna pink pula. Konsistensi kombinasi ini tampak tidak berubah sebagaimana yang terjadi pada kombinasi warna tubuh dengan paruh yang dijelaskan di atas.
Galur induk PA dengan pola warna tubuh hitam dominan putih memiliki dua kombinasi paruh hitam dengan kaki orange 3.7 dan paruh hitam disertai
kaki orange bercak hitam 4.6 dari total populasi. Hal yang menarik dari galur induk PA adalah warna bulu putih belang hitam dengan kombinasi warna paruh
hitam. Warna paruh ini terpecah menjadi dua kelompok yaitu kelompok dengan warna kaki orange polos 27.5 dan sisanya 2.8 memiliki warna kaki orange
bercak hitam. Selain warna paruh hitam ditemukan pula warna paruh hitam belangbercak pink dikombinasi dengan warna kaki orange yaitu 4.6.
Tabel 8. Persentase penyebaran hasil hubungan antara warna tubuh, paruh dan kaki pada galur induk PA
Pola warna bulu penutup tubuh thd populasi Kombinasi warna
paruh kaki cdg
ctg hdp
hlp pdh
pls Paruh-H; Kaki-O
Paruh-H; Kaki-OH Paruh-HP; Kaki-O
Paruh-P; Kaki-O Paruh-P; Kaki-OH
0.0 0.0
0.0 22.9
0.9 0.0
0.0 0.0
15.6 0.9
3.7 4.6
0.0 0.0
0.0 0.9
0.9 6.4
0.0 0.0
27.5 2.8
4.6 0.0
0.0 0.0
0.0 0.0
8.3 0.0
Keterangan : cdg = coklat dengan gelang putih dileher ; hdp = hitam dominan putih ctg = coklat tanpa gelang putih dileher ; pdh = putih dominan hitam
hlp = hitam dominan dengan leher putih ; pls = putih polos H = hitam ; P = pink ; O = orange
Tipologi kombinasi pola warna galur induk PA yang sama terjadi pada warna tubuh hitam dominan putih dengan leher bagian depan berwarna putih.
Kombinasi antara warna tubuh tersebut dengan warna paruh hitam bercak pink masih konsisten dengan pola warna kaki yang orange 6.4. Adapun untuk
kombinasi antara warna tubuh hitam berleher putih dengan warna paruh hitam akan terpecah menjadi dua yaitu 0.9 memiliki warna kaki orange dan 0.9 lagi
memiliki warna kaki orange bercak hitam. Gambaran sifat fenotipe dari galur induk PA adalah melihat kombinasi
antara warna tubuh, paruh dan kaki. Ketiga bagian ini pada beberapa peternak yang berpengalaman dijadikan penilaian dalam seleksi untuk menentukan baik
53 tidaknya bibit tersebut. Dari segi praktis dilapangan menggunakan indera khusus
yang tidak dimiliki oleh semua peternak dan juga tidak dapat dideskripsikan secara tertulis karena banyaknya faktor yang saling terkait dapat dibenarkan.
Pengalaman dan kemampuan ini dapat diwariskan kepada keluarga atau tetangganya yang menekuni bidang tersebut hasil komunikasi pribadi dengan
peternak.
1.4. Laju Pertumbuhan Galur Induk PM dan PA