89 Tanpa membedakan genotipe, maka titik belok bobot badan yang dicapai
adalah 1385 g dengan umur 32 hari, sementara untuk itik mandalung bergenotipe EPM titik belok bobot badan adalah 1410 g dengan umur 32 hari dan bagi itik
mandalung genotipe EPA adalah 1362 g dengan umur 31 hari. Hasil ini mengisyaratkan bahwa pola manajemen lingkungan sebaiknya dilakukan setelah
ternak mencapai umur 30 hari. Pola perubahan pakan tersebut diartikan sebagai pola perubahan kandungan protein dan energi yang lebih rendah. Hal ini
disamping untuk meningkatkan efisiensi usaha juga pola pertumbuhan yang dicapai setelah umur tersebut relatif lebih rendah dari sebelumnya.
Kurva non-linier untuk pendugan garis lengkung bobot badan diatas menambah kuatnya pembahasan tentang PBBH. Secara eksplisit dapat dilaporkan
bahwa galur induk PM menghasilkan mandalung dengan bobot badan akhir yang lebih baik dibanding dengan galur induk PA. Kondisi ini semakin memperjelas
sifat keunggulan galur induk PM.
2.5 Pertumbuhan Morfologi Mandalung
Perkembangan morfologi berupa perubahan ukuran tubuh dari waktu ke waktu sangat menentukan besar kecilnya ternak. Hasil pengukuran morfologi
yang tersaji pada Tabel 17, menunjukkan pada akhir pengamatan nilai rataan yang lebih rendah dari nilai ratan sebelumnya umur 70 hari dan 56 hari. Kondisi ini
bukan berarti ternak tersebut mengalami penyusutan ukuran tubuh, tetapi pola pertumbuhan yang telah mencapai ukuran dewasa tubuh. Sifat morfologi yang
secara alamiah ada masanya untuk mengalami titik pertumbuhan nol, telah ditampilkan oleh kedua mandalung. Hal ini menggambarkan bahwa bagaimana
pun juga kedua galur induk yang dievaluasi memiliki sifat perkembangan ukuran morfologi anak yang cepat sekitar 8 minggu. Artinya bahwa persiapan tulang
untuk mengantisipasi laju pertumbuhan jaringan otot sama-sama berjalan secara simultan.
Gambaran hasil yang tampak menyatakan bahwa ukuran morfologi mandalung genotipe EPA cenderung lebih tinggi dari EPM. Namun demikian ada
beberapa bagian tubuh EPM yang memiliki nilai rataan nyata p0.05 lebih
90 tinggi dari EPA antara lain dalam dada dan panjang sayap umur 70 hari, maupun
panjang paha 42 hari. Pengaruh perbedaan genotipe mandalung terhadap peubah lingkar dada pada akhir pengamatan umur 70 hari menunjukkan nilai rataan
yang tidak berbeda nyata p0.05. Meskipun umur sebelum 70 hari, besarnya lingkar dada mandalung EPA nyata p0.05 lebih tinggi dibandingkan dengan
EPM. Tabel 17. Rataan perubahan ukuran morfologi mandalung EPM dan EPA
Umur Pengukuran hari Uraian
1 14
28 56
70 Mandalung EPM
Panj. punggung mm Lingkar dada cm
Lebar dada mm Dalam dada mm
Panjang sayap cm Panjang paha cm
49.8±0.4
a
7.8±0.1
a
17.1±0.3
a
16.4±0.2
a
4.5±0.4
a
3.5±0.4
a
95.5±2.1
a
13.2±0.2
a
32.3±0.7
a
36.5±0.6
a
6.7±0.1
a
6.4±0.9
a
165.9±2.5
a
20.8±0.3
a
53.4±1.0
a
52.8±0.8
a
12.3±0.2
a
9.2±0.1
a
222.9±2.3
a
35.0±0.3
a
100.1±0.7
a
95.3±1.2
a
32.5±0.4
a
13.2±0.1
a
241.7±2.9
a
36.0±0.6
a
98.6±0.9
a
96.8±0.8
a
34.5±0.4
a
12.9±.01
a
Mandalung EPA Panj. punggung mm
Lingkar dada cm Lebar dada mm
Dalam dada mm Panjang sayap cm
Panjang paha cm 51.5±0.3
b
8.3±0.1
b
16.5±0.2
a
16.5±0.2
a
4.1±0.03
a
3.6±0.3
a
104.1±2.0
b
14.4±0.2
b
34.5±0.7
b
35.0±0.6
a
6.1±0.1
b
5.8±0.1
b
168.3±2.8
a
24.1±0.3
b
78.4±1.2
b
49.2±0.9
a
11.3±0.1
b
8.6±0.1
b
232.0±2.6
b
36.4±0.3
b
106.8±0.8
b
93.3±0.8
a
34.1±0.3
b
13.8±0.1
b
216.1±1.9
b
36.5±0.4
a
111.4±1.5
b
88.5±1.4
b
29.4±0.8
b
13.3±0.2
a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom dan parameter yang sama berbeda nyata p0.05
Kondisi ini memberikan fenomena akan adanya kemungkinan pertumbuhan lingkar dada yang lebih cepat pada EPA setelah ternak melewati umur 8-9
minggu. Fenomena ini juga memperkuat adanya pola pertumbuhan bobot badan yang cenderung lebih tinggi diakhir pengamatan mandalung EPM yang
memungkinkan bobot badan yang lebih tinggi dibanding EPA, meskipun secara statistik tidak nyata p0.05.
Pada akhir pengamatan menunjukkan bahwa morfologi mandalung PA nyata lebih tinggi dari EPM. Tetapi ukuran morfologi tersebut jika dikaitkan
dengan bobot badan pada akhir pengamatan yang tidak berbeda, maka EPM memiliki sistem perototan maupun jaringan organ lain yang lebih tinggi dari EPA.
Dengan demikian galur induk PM cenderung menghasilkan mandalung dengan sistem pertulangan yang lebih kecil.
91
2.6. Nilai Konversi Pakan Mandalung