Pengamatan Tahapan Umur Fisiologi

27 umur 4 minggu. Menurut Abd El_Latif dan El_Malt 2003, rekomendasi penggunaan kadar protein untuk periode starter adalah 22. Sedangkan untuk 4 minggu berikutnya ternak tersebut diberikan pakan grower dengan kandungan protein kasar antara 18-20. Setelah itik mandalung mencapai umur 8, 10 dan 12 minggu ternak dipotong, jumlah sisa pakan ditimbang setiap akhir minggu.

5. Pengamatan Tahapan Umur Fisiologi

Berkenaan dengan perkembangan tahapan umur fisiologi ternak, maka parameter yang diamati mulai dari telur tetas hingga ternak menjadi dewasa, antara lain 1 fertilitas, 2 tingkat kematian anak pada masing-masing fase pertumbuhan starter, growerpotong dan layer untuk induk mandalung, 3 laju pertumbuhan bobot badan, 4 efisiensi pakan yang dalam hal ini akan digunakan nilai konversi pakan FCR, dan 5 umur pertama bertelur maupun 6 produksi telur untuk calon galur induk dan 7 produktivitas karkas. Pengamatan ukuran tubuh. Penampilan ukuran tubuh atau bentuk morfologi ternak secara eksterior, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Untuk itulah perubahan penampilan eksterior baik itik genotipa PM dan PA akan diikuti dalam selang waktu yang tetap yaitu 2 minggu sekali. Pengukuran penampilan eksterior pada anak itik dimulai dari menetas hingga melewati masa pertumbuhan dan diakhiri sebelum masa produksi 90 hari. Pertimbangan umur ini karena ternak muda tersebut sudah harus masuk kandang cages individu, dan pertambahan bobot badan maupun morfologinya diasumsikan tidak berpengaruh karena tingkat pertumbuhannya kecil. Pengamatan ini juga dilakukan pada itik mandalung dengan selang waktu yang sama hingga itik yang bersangkutan akan dipotong. Mengingat adanya keterbatasan tenaga maka umur pengukuran hanya dibatasi hingga mandalung mencapai umur 70 hari atau sekitar 10 minggu. Pertumbuhan itik. Guna mengetahui laju pertumbuhan maka dilakukan penimbangan secara berkala, waktu penimbangan dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberi makan. Kebutuhan air minum tak terbatas dan tersedia 28 setiap saat. Untuk menjaga kebersihan kandang maka sistem kerja yang pertama dilakukan adalah membersihkan kotoran dan tempat minum. Setelah itu baru dilakukan pencatatan data produksi di kandang hingga selesai, kemudian baru diberi pakan secara teratur, dalam arti jumlah pakan selalu ditimbang dan dicatat. Penimbangan ternak induk Mandalung dilakukan seminggu sekali mulai dari menetas hingga mencapai umur 8 minggu, untuk selanjutnya dilakukan penimbangan per 2 minggu dengan pertimbangan laju pertumbuhan yang semakin berkurang. Lama penimbangan hingga itik mencapai umur 16 minggu, dengan maksud bahwa umur tersebut merupakan umur fisiologis itik untuk mencapai dewasa kelamin. Dengan memasuki umur fisiologi ternak dalam cages diharapkan tidak banyak mengalami stress. Anak itik Mandalung, penimbangan dilakukan seraca rutin seminggu sekali mulai dari menetas hingga ternak mencapai umur potong tertentu. Umur potong terdiri atas 8, 10 dan 12 minggu, hal ini dimaksudkan untuk mencari umur potong yang ekonomis dan efisien. Pertimbangan lainnya adalah pada umur mulai 8 minggu bulu penutup tubuh telah tumbuh dengan sempurna. Jadi bila saat pencabutan bulu akan mengurangi banyaknya bulu jarum yang tertinggal di dalam kulit. Bulu jarum yang hitam akan meninggalkan berkas seperti bercak pada kulit. Pengamatan konversi pakan. Nilai feed conversion ratio FCR akan dihitung didasarkan pada kelompok umur tertentu yaitu mulai 1, 2, 3, 4 hingga 12 minggu. Penimbangan sisa makanan akan dilakukan seminggu sekali. Nilai hasil pengurangan dari jumlah pemberian selama 1 minggu dengan sisa makanan yang tertampung diasumsikan sebagai jumlah pakan yang dikonsumsi itik selama rentang waktu tersebut. Perhitungan terhadap nilai konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dikonsumsi untuk membentuk bobot badan hidup. Dengan kata lain bahwa secara matematis dapat dituliskan sebagi berikut: FCR = Jumlah konsumsi pakan bobot badan Semakin tinggi nilai FCR-nya maka ternak tersebut semakin tidak efisien dalam memanfaatkan pakan, dimana pakan yang dirubah menjadi jaringan otot dan organ lainnya proporsinya relatif kecil. Demikian sebaliknya semakin rendah 29 FCR-nya ternak tersebut semakin efisien dalam merubah pakan menjadi otot dan jaringan lainnya.

6. Pengamatan Produktivitas Karkas