zona hambat yang terbentuk lebih besar atau sama dengan 6 mm, maka ekstrak dikategorikan memiliki aktifitas antibakteri. Jika diameter yang terbentuk lebih
kecil dari 6 mm atau tidak terbentuk, maka ekstrak tersebut dikategorikan tidak memiliki aktifitas antibakteri. Dengan demikian, ekstrak-etil asetat daging ikan
laut dalam jenis ikan famili Nomeidae, Parascolopsis sp dan Hydrolagus sp. tidak memiliki aktifitas antibakteri. Hal ini dikarenakan jumlah konsentrasi ekstrak
kasar-etil asetat beberapa daging ikan laut dalam yang digunakan 20 µgml dan zona hambat yang digunakan lebih kecil dari 6 mm. Tidak adanya aktifitas
antibakeri pada ekstrak-etil asetat daging ikan laut dalam jenis ikan famili Nomeidae, Parascolopsis sp dan Hydrolagus sp. diduga karena ekstrak masih
berupa ekstrak kasar dan tingkat kesegaran ikan laut dalam yang diteliti berada pada kisaran agak segar dan tidak segar.
4.7 Uji Toksisitas
Uji toksisitas dilakukan untuk mendukung hasil uji antibakteri pada beberapa ikan laut dalam di perairan selatan Jawa. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu uji toksisitas menggunakan Artemia salina Michael et al. 1956, diacu dalam Carballo et al., 2002. Uji ini merupakan metode yang paling
sederhana sebagai langkah awal untuk menentukan toksisitas dari bahan alam. Adapun ekstrak yang diuji adalah ekstrak kasar- metanol dari ikan dari famili
Nomeidae, famili Ophidiidae, famili Pereichthydae, Hydrolagus sp. dan satu jenis ikan yang belum teridentifikasi dengan tingkat kesegaran ikan berada dalam
kisaran agak segar dan tidak segar. Hal ini disesuaikan dengan jumlah sampel ikan laut dalam yang terbatas.
Uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan 15 ekor Artemia salina yang ditetaskan selama 48 jam. Artemia salina ditumbuhkan pada 20 ml media
air laut yang dicampur dengan konsentrasi ekstrak 0,1 µgml, 1 µgml, 10 µgml dan 50 µgml. Konsentrasi ekstrak diperoleh dengan melarutkan 0,05 g ekstrak ke
dalam 1 ml akuades lalu diambil 20 µl dan dilarutkan ke dalam 20 ml air laut. Contoh perhitungan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7. Sebagai kontrol
digunakan 20 ml air laut tanpa perlakuan. Uji toksisitas ini dilakukan dengan dua kali ulangan. Hasil rata-rata uji toksisitas dengan Artemia salina dapat dilihat
pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil uji toksisitas terhadap Artemia salina dengan ekstrak kasar daging beberapa ikan laut dalam pada pelarut metanol
Jumlah Artemia salina yang mati ekor Nama Ikan
0,1 µgml 1 µgml
10 µgml 50 µgml
Famili Nomeidae 2
3 5
Hydrolagus sp.
2 3
2 4
Famili Ophididae 2
2 2
4 Belum teridentifikasi
1 1
3 4
Famili Pereichthydae 2
3 3
6 Kontrol
Tabel 15 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diujikan semakin banyak Artemia salina yang mati. Hal ini terjadi pada semua ekstrak
kasar- metanol daging ikan laut dalam yang diuji. Namun hasil pengujian tersebut belum dapat menunjukkan nilai LC
50
, yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian 50 Artemia salina. LC
50
dapat dihitung dengan regresi linier. Gambar 20 sampai Gambar 24 menunjukkan grafik kematian Artemia salina terhadap
ekstrak kasar- metanol beberapa daging ikan laut dalam.
y = 0.0775x + 1.3162 R
2
= 0.7705 R = 0.8778
1 2
3 4
5 6
10 20
30 40
50 60
Konsentrasi ekstrak metanol ugml Jumlah Artemia salina ekor
Gambar 20. Grafik kematian Artemia salina pada ekstraksi daging ikan famili Nomeidae pada pelarut metanol
Dari Gambar 20 dapat diperoleh persamaan regresinya, yaitu Y=0,0775X+1,3162; dimana Y menunjukkan rata-rata jumlah Artemia salina
yang mati, X menunjukkan konsentrasi ekstrak metanol µgml dan R menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y. Bila nilai R 0,5 maka korelasi
antara X dan Y adalah erat Walpole, 1992. Nilai LC
50
, yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian 50. LC
50
ditentukan dengan memasukkan angka 7,5
jumlah 50 Artemia salina yang mati sebagai Y sehingga diperoleh nilai X sebesar 79,791 µgml atau sama dengan 79791 µgL. Nilai X tersebut merupakan
LC
50
dari ekstrak kasar metanol yang berarti ekstrak kasar metanol daging ikan famili Nomeidae memiliki kadar toksisitas rendah. Hal ini dikarenakan nilai LC
50
berada dalam kisaran 10000-100000 µgL Kamrin, 1997.
y = 0.0716x + 2.4068 R
2
= 0.949 R = 0.9741
1 2
3 4
5 6
7
10 20
30 40
50 60
konsentrasi ekstrak metanol ugml Jumlah Artemia salina ekor
Gambar 21. Grafik kematian Artemia salina pada ekstraksi daging ikan Pereichthydae
pada pelarut metanol Dari Gambar 21 dapat diperoleh persamaan regresinya, yaitu
Y=0,0716X+2,4068; dimana Y menunjukkan rata-rata jumlah Artemia salina yang mati, X menunjukkan konsentrasi ekstrak metanol µgml dan R
menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y. Bila nilai R 0,5 maka korelasi antara X dan Y adalah erat Walpole, 1992. Nilai LC
50
, yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian 50. LC
50
ditentukan dengan memasukkan angka 7,5 jumlah 50 Artemia salina yang mati sebagai Y sehingga diperoleh nilai X
sebesar 71,134 µgml atau sama dengan 71134 µgL. Nilai X tersebut merupakan LC
50
dari ekstrak kasar metanol yang berarti ekstrak kasar metanol daging ikan Pereichthydae
memiliki kadar toksisitas rendah. Hal ini dikarenakan nilai LC
50
berada dalam kisaran 10000-100000 µgL Kamrin, 1997.
y = 0.0331x + 2.2446 R
2
= 0.6638 R =0.8147
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
10 20
30 40
50 60
Konsentrasi ekstral daging ugml Jumlah Artemia salina ekor
Gambar 22. Grafik kematian Artemia salina pada ekstraksi daging ikan Hydrolagus
sp. pada pelarut metanol Dari Gambar 22 dapat diperoleh persamaan regresinya, yaitu
Y=0,0331X+2,2446; dimana Y menunjukkan rata-rata jumlah Artemia salina yang mati, X menunjukkan konsentrasi ekstrak metanol µgml dan R
menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y. Bila nilai R 0,5 maka korelasi antara X dan Y adalah erat Walpole, 1992. Nilai LC
50
, yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian 50. LC
50
ditentukan dengan memasukkan angka 7,5 jumlah 50 Artemia salina yang mati sebagai Y sehingga diperoleh nilai X
sebesar 158,773 µgml atau sama dengan 158773 µgL. Nilai X tersebut merupakan LC
50
dari ekstrak kasar metanol yang berarti ekstrak kasar metanol daging ikan Hydrolagus sp. tidak toksik. Hal ini dikarenakan nilai LC
50
berada dalam kisaran 100000 µgL Kamrin, 1997.
y = 0.0416x + 1.8639 R
2
= 0.9641 R = 0.9819
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
10 20
30 40
50 60
Konsentrasi ekstrak daging ugml Jumlah Artemia salina ekor
Gambar 23. Grafik kematian Artemia salina pada ekstraksi daging ikan famili Ophididae pada pelarut metanol
Dari Gambar 23 dapat diperoleh persamaan regresinya, yaitu Y=0,0416X+1,8639; dimana Y menunjukkan rata-rata jumlah Artemia salina
yang mati, X menunjukkan konsentrasi ekstrak metanol µgml dan R menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y. Bila nilai R 0,5 maka korelasi
antara X dan Y adalah erat Walpole, 1992. Nilai LC
50
, yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian 50. LC
50
ditentukan dengan memasukkan angka 7,5 jumlah 50 Artemia salina yang mati sebagai Y sehingga diperoleh nilai X
sebesar 135,483 µgml atau sama dengan 135483 µgL. Nilai X tersebut merupakan LC
50
dari ekstrak kasar metanol yang berarti ekstrak kasar metanol daging ikan famili Ophididae tidak toksik. Hal ini dikarenakan nilai LC
50
berada dalam kisaran 100000 µgL Kamrin, 1997.
y = 0.0561x + 1.3925 R
2
= 0.7787 R = 0.8824
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
10 20
30 40
50 60
Konsentrasi ekstrak metanol ugml Jumlah Artemia salina ekor
Gambar 24. Grafik kematian Artemia salina pada ekstraksi daging ikan belum teridentifikasi pada pelarut metanol
Dari Gambar 24 dapat diperoleh persamaan regresinya, yaitu Y=0,0561X+1,3925; dimana Y menunjukkan rata-rata jumlah Artemia salina
yang mati, X menunjukkan konsentrasi ekstrak metanol µgml dan R menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y. Bila nilai R 0,5 maka korelasi
antara X dan Y adalah erat Walpole, 1992. Nilai LC
50
, yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian 50. LC
50
ditentukan dengan memasukkan angka 7,5 jumlah 50 Artemia salina yang mati sebagai Y sehingga diperoleh nilai X
sebesar 108,868 µgml atau sama dengan 108868 µgL. Nilai X tersebut merupakan LC
50
dari ekstrak kasar metanol yang berarti ekstrak kasar metanol daging ikan belum teridentifikasi tidak toksik. Hal ini dikarenakan nilai LC
50
berada dalam kisaran 100000 µgL Kamrin, 1997.
Berdasarkan hasil uji toksisitas Artemia salina yang merupakan tahap awal dapat dikatakan bahwa ekstrak daging dari beberapa ikan laut dalam memiliki
tingkat toksisitas rendah sampai tidak toksik. Hal ini berbanding lurus dengan hasil uji antibakteri yang menunjukkan tidak adanya kandungan antibakteri pada
beberapa ikan laut dalam.
5. KESIMPULAN DAN SARAN