Ekstraksi senyawa antibakteri ikan laut dalam Uji senyawa antibakteri

trietilasetat = 2 : 2 : 1. Setelah itu bahan tersebut dikeringkan dengan pompa vakum bertekanan 50 Torr 3x. c Derivatisasi Larutan derivat methanol : trimetilasetat : penilisotiosianat = 7 : 1 : 1. Ditambahkan sebanyak 30 µ l ke dalam contoh yang telah dikeringkan. Kemudian dibiarkan ± 20 menit, lalu dikeringkan dengan pompa vakum bertekanan 50 Torr. Setelah itu, contoh yang telah kering diencerkan dengan 200 µ l larutan pengencer Na-asetat 1M, sehingga diperoleh larutan contoh yang siap dianalisis. d Analisis asam amino dengan alat HPLC Kondisi alat HPLC pada saat dilakukan analisis : 1. Temperatur kolom : 38 o C 2. Kolo m : Pico tag 3,9 x 150 nm coulomb 3. Kecepatan alir : 1,5 mlmenit 4. Batas tekanan : 3000 psi 5. Program : Gradient 6. Fase gerak : - Asetonitril 60 - Buffer Natrium Asetat 1 M 7. Detektor : UV 8. Panjang gelombang : 254 nm Untuk analisis kuantitatif dapat dihitung dengan cara : Keterangan : C = Konsentrasi LA = Luas area Fp = Faktor pengenceran BM = Bobot molekul Lampiran 3

3.3.4 Ekstraksi senyawa antibakteri ikan laut dalam

Senyawa antibakteri dari ikan laut dalam diperoleh dengan cara mengekstrak daging ikan laut dalam. Metode ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode Quinn 1988 diacu dalam Darusman et al. Asam amino contoh Bobot x BM x Fp x dar s C x dar s LA sampel LA 100 tan tan = 1995 yang telah dimodifikasi. Sebelum proses ekstraksi dimulai, ikan laut dalam disiangi, dicuci dan diambil bagian dagingnya. Daging ikan dipotong dihaluskan dengan mortar. Beberapa gram daging ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Masing- masing sampel daging ikan kemudian dicampur pelarut dengan perbandingan pelarut dan sampel daging ikan 2:1. Pelarut pertama yang digunakan adalah kloroform. Kemudian sampel dimaserasi selama 24 jam untuk memastikan senyawa antibakteri yang terdapat pada daging ikan laut dalam terlarut dalam pelarut. Selama proses ekstraksi, bagian atas erlenmeyer ditutup dengan kertas alumunium foil untuk mencegah terjadinya penguapan senyawa volatil dari bahan. Setelah 24 jam, sampel disaring dengan menggunakan kertas saring whatman untuk memisahkan filtrat dengan ampasnya sehingga diperoleh filtrat dan ampas pertama. Ampas pertama dimaserasi lagi dengan pelarut etil asetat selama 24 jam, disaring dan diperoleh filtrat dan ampas kedua. Ampas kedua dimaserasi lagi dengan pelarut metanol selama 24 jam, disaring dan diperolah filtrat dan ampas ketiga. Kemudian filtrat I, II dan III dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator suhu 40 o C diperoleh ekstrak kasar kloroform, etil asetat dan metanol. Diagram alir ekstraksi senyawa bioaktif dapat dilihat pada Gambar 4.

3.3.5 Uji senyawa antibakteri

• Persiapan media cair Lauria Broth Media cair Lauria Broth digunakan untuk menyegarkan bakteri yang akan diuji. Komposisi media cair yang digunakan terdiri dari : tryp ton 1 gram, yeast extract 0,5 gram dan NaCl 1 gram yang semuanya dilarutkan dalam 100 ml akuades dengan pH 7,0. Media tersebut dihomogenkan dengan menggunakan hotplate pada suhu 100 o C sampai mendidih dan dipipet 10 ml ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas dan kasa. Kasa digunakan untuk mengikat kapas agar tetap menyatu. Media tersebut kemudian disterilisasi pada 121 o C selama 15 menit. Media didinginkan pada suhu ruang. Sebanyak 1 ose bakteri uji dimasukkan ke dalam media cair yang dilakukan di laminer dalam keadaan aseptik. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 o C. Daging ikan Penghancuran Penimbangan Ektraksi 24 jam Maserasi dengan kloroform Penyaringan Penyaringan Ektraksi 24 jam Maserasi dengan etil asetat Penyaringan Evaporasi Evaporasi Ektraksi 24 jam Maserasi dengan metanol Evaporasi Filtrat Ekstrak I Filtrat Ekstrak II Ekstrak III Filtrat Ampas Ampas Ampas Gambar 4. Diagram alir proses ekstraksi senyawa bioaktif daging ikan laut dalam metode Quinn, 1988, diacu dalam Darusman et al., 1995. • Persiapan media padat Lauria Agar Media padat yang digunakan dalam uji antibakteri adalah media Lauria Agar . Komposisi media padat yang digunakan terdiri dari: tryp ton 1 gram, yeast extract 0,5 gram, NaCl 1 gram dan agar 1,8 gram yang semuanya dilarutkan dalam 100 ml akuades denga n pH 7,0. Media tersebut dihomogenkan dengan menggunakan hotplate pada suhu 100 o C sampai mendidih dan dipipet 15 ml ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas dan kasa. Kasa digunakan untuk mengikat kapas agar tetap menyatu. Media tersebut kemudian disterilisasi pada 121 o C selama 15 menit. Media didinginkan pada suhu ruang. • Uji Aktifitas Senyawa Antibakteri Uji aktivitas senyawa antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar Bauer et al., 1966, diacu dalam Jamal et al., 2003. Bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan optical density OD 600 masing- masing 0,540 dan 0,620 diambil sebanyak 20 µl kemudian dipipet kedalam media Lauria agar. Media tersebut dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dituangkan ke dalam cawan steril dalam kondisi aseptik. Media dalam cawan digoyang secara perlahan supaya merata dan dibiarkan mengeras. Kemudian media dibekukan dalam refrigerator selama ± 30 menit dalam posisi cawan terbalik. Sebanyak 20 µ l larutan ekstrak diteteskan pada kertas cakram steril dan dibiarkan sampai terserap. Kemudian kertas cakram diletakkan di atas media yang telah membeku sambil sedikit ditekan dengan menggunakan pinset. Besarnya konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 100 µgml, 200 µgml, 300 µgml, 600 µgml dan 700 µgml disesuaikan dengan jumlah rendemen ekstrak masing- masing ikan laut dalam yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk memperoleh konsentrasi maksimal dari masing- masing jumlah ekstrak daging ikan laut dalam yang akan diuji ada tidaknya kandungan senyawa antibakteri. Sebagai kontrol, digunakan kloramfenikol dengan konsentrasi 1 µgml. Media disimpan kembali dalam refrigerator selama 30 menit dengan posisi terbalik. Selanjutnya, media diinkubasi pada suhu 37 o C selama 12-18 jam dengan posisi cawan dalam keadaan terbalik. Pengamatan dilakukan dengan mengukur zona bening di sekitar kertas cakram. Daya hambat ekstrak dapat Bakteri 20 µl dimasukkan ke dalam 15 ml media agar Kertas cakram diberi ekstrak 20 µl dengan masing- masing konsentrasi 100 µgml, 200 µgml, 300 µgml, 600 µgml, dan 700 µgml. Inkubasi pada suhu 37 o C selama 12-18 jam dalam posisi cawan terbalik Kertas cakram diletakkan di atas media agar yang berisi bakteri dalam cawan petri Pendinginan dalam refrigerator selama 30 menit Pendinginan dalam laminer Media + bakteri dimasukkan ke dalam cawan petri Homogenisasi Pendinginan dalam refrigerator selama 30 menit Pengamatan dan pengukuran zona bening diukur dengan mengurangi diameter zona bening yang terbentuk dikurangi diameter kertas cakram. Diagram alur uji aktifitas senyawa antibakteri dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Diagram alir proses penentuan aktifitas antibakteri pada berbagai ekstrak daging ikan laut dalam Bauer et al., 1966, diacu dalam Jamal et al., 2003.

3.3.6 Uji toksisitas