•
Champsodontidae
Ikan kecil dengan bentuk tubuh yang panjang, kompres, ramping. Mulut sangat besar, miring, rahang bawah lebih panjang, gigi rahang lengkap, beberapa
lebih panjang dan dapat ditekan, mata tinggi di kepala, umumnya dengan ciri yang pendek, sudut preoperkulum diakhiri dengan cucuk yang panjang-ramping;
bukaan insang luas. Sisik kecil, stenoid dan granular, dua gurat sisi tak jelas dengan cabang transversal. Dua sirip dorsal yang terpisah jelas, yang pertama
dengan 4-5 cucuk, yang kedua pada sirip anal dengan dasar yang panjang, masing- masing dengan 16-22 jari-jari sirip, sirip pektoral kecil, sirip ventral besar,
permula annya sebelum dasar sirip pektoral, bentuk sirip ekor seperti garpu. Nama Inggrisnya Gapers, Sabre gills Gloerfelt dan Kailola, 1984.
Informasi kandungan proksimat beberapa jenis ikan laut dalam untuk 100 gram 3,5 oz mentah dalam porsi yang dapat dimakan diberikan oleh Nettleton
1985. Nilai ini disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Kandungan proksimat beberapa ikan laut dalam di New Zealand
Gemfish, Silver
kingfish, Rexea
solandri Monkfish,
Giant stargazer,
Kathetostoma giganteum
Rattail, Coelorinchus
sp Ridge –
scaled rattail Macrourus
carinatus Kalori Kkal
150 96
84 80
Protein 19,6
17,4 18,5
17,4 Lemak
7,4 2,4
0,5 0,6
0,9 – 12,1 0,6 – 5,5
Abu 1
1,2 0,9
0,9 Air
73,2 79,3
80,3 81,2
Omega-3 1,2
0,1 0,1
-
Dalam 100 gram daging ikan laut dalam
2.3 Mutu Ikan
Mutu hasil perikanan sebenarnya identik dengan kesegaran. Kesegaran adalah tolak ukur untuk membedakan ikan yang jelek dan ikan baik kualitasnya.
Ikan dikatakan masih segar jika perubahan-perubahan biokimia, mikrobiologi, dan fisikawi yaang terjadi belum menyebabkan kerusakan berat pada ikan
Hadiwiyoto, 1993. Afrianto dan Liviawaty 1989 menyatakan bahwa ikan
segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat sama seperti ikan hidup, baik berupa bau, rasa maupun teksturnya.
Pengamatan kesegaran ikan secara visual dapat menggunakan metoda 4 M, yaitu melihat, meraba, menekan dan mencium Yunizal dan Wibowo, 1998.
Parameter untuk menentukan kesegaran ikan dapat terdiri atas faktor fisikawi, sensorik atau organoleptik, kimiawi, maupun faktor mikrobiologi. Yang menjadi
parameter fisikawi adalah kenampakan luar, kelenturan daging, keadaan mata, keadaan daging, keadaan insang dan sisik, dan keadaan ruas daging.
Yang termasuk parameter kimiawi antara lain adalah pH daging ikan, dan hasil- hasil akhir penguraian komponen-komponen daging ikan seperti misalnya
kadar hipoksantin, kadar ammonia, dan kadar trimetilamin atau kadar dimetilamin. Sedangkan yang termasuk parameter sensorik umumnya dikaitkan
dengan citarasa, warna dan kenampakan. Untuk parameter mikrobiologik yang paling umum digunakan adalah jumlah bakteri.
Oleh karena kualitas ikan selalu dikaitkan dengan kesegarannya dan kerusakan ikan, maka perlu diketahui bahwa mutu atau kualitas ikan sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain yang terpenting adalah sebagai berikut Hadiwiyoto, 1993 :
• Daerah penangkapan ikan, karena ada kaitannya dengan suhu lingkungan
kehidupan ikan sehingga akan mempengaruhi jumlah dan jenis mikrofloranya. Adanya pencemaran
pada daerah-daerah tertentu kemungkinan besar dapat mempengaruhi cita rasa daging ikan.
• Metode atau cara penangkapan dan pendaratan hasil perikanan termasuk
juga jarak pengangkutan dari tempat penangkapan ke tempat pendaratan. •
Cara penangkapan pasca panen hasil perikanan, misalnya peralatan yang digunakan, penggunaan bahan-bahan pendingin es, cara penyimpanan
dan lain sebagainya. •
Keadaan cuaca, terutama suhu.
2.4 Asam amino