Tingkat Kesegaran Beberapa Ikan Laut Dalam

Tabel 5. Panjang ikan dan tingkat kedalaman beberapa ikan laut dalam di perairan selatan Jawa Nama Ikan Panjang ikan cm Kedalaman m Coelorincus longissimus 16 710 Coryphaenoides sp. 13 500 Famili Pereichthydae 16 250-500 Ophidiidae sp. 17,5 800 Famili Nomeidae 15,5 250-500 Diapus fragillis 12 250-500 Parascolopsis sp. 12,2 250-500 Glytophidian sp. 18 800 Hydrolagus sp. 72,5 590 Famili Ophidiidae 42,5 800 Belum teridentifikasi 24 710 Selain itu, beberapa ikan laut dalam yang ditangkap, rata-rata mempunyai ukuran mata yang besar. Jika dibandingkan dengan besar tubuhnya, ukuran mata ikan-ikan ini jauh lebih besar daripada ikan-ikan epipelagis. Mata yang besar memberikan kemampuan maksimum untuk mendeteksi cahaya di dalam perairan dimana intensitas cahaya sangat rendah, dan mungkin diperlukan untuk mendeteksi cahaya berintensitas rendah yang dihasilkan oleh organ-organ penghasil cahaya Nybakken, 1992.

4.2 Tingkat Kesegaran Beberapa Ikan Laut Dalam

Kesegaran adalah parameter untuk membedakan ikan yang jelek dan ikan yang baik kualitasnya. Ikan dikatakan masih segar jika perubahan-perubahan biokimia, mikrobiologi dan fisika yang terjadi belum menyebabkan kerusakan pada ikan. Istilah “segar“ tercakup dua pengertian yaitu yang pertama, “baru saja ditangkap, tidak disimpan atau diawetkan”, dan yang kedua, “mutu masih original, belum mengalami kemunduran” Ilyas, 1983. Pengujian kesegaran ikan laut dalam dalam penelitian ini menggunakan uji organoleptik. Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk mengukur daya penerimaannya terhadap ikan. Untuk uji organoleptik ikan segar SNI 01-2346- 1991, sasaran alat indera ini adalah konsistensi, penampakan mata, insang. Metode yang digunakan dalam pengujian organoleptik adalah scoring test yaitu menggunakan skala angka. Skala angka terdiri dari angka 1-9 dengan spesifikasi untuk tiap angka yang dapat memberi pengertian tertentu bagi panelis. Nilai pengujian dicantumkan oleh panelis pada score sheet lembar penilaian. Hasil uji organoleptik beberapa ikan laut dalam perairan selatan Jawa dapat dilihat pada Tabel 6 sedangkan hasil rata-rata uji organoleptik beberapa ikan laut dalam di perairan selatan Jawa dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 6. Hasil uji organoleptik beberapa ikan laut dalam perairan selatan Jawa Kode Ikan A B 3 5 C D 11 12 13 14 15 Mata 4,1 3,2 2,4 4,6 4,0 5,8 4,1 1,9 1,3 2,5 3,4 Insang 3,8 4,1 5,8 2,5 5,5 2,8 5,5 3,1 3,4 4,1 5,2 Lendir di permukaan kulit 5,6 4,5 5,5 5,5 7,4 5,8 7,7 4,6 7,6 4,9 5,8 Tekstur 4,3 4,4 3,4 4,0 5,2 4,0 7,0 3,7 3,7 3,7 4,0 Bau 3,5 3,8 6,2 6,3 6,5 6,3 6,7 6,1 6,0 5,9 5,4 Keterangan kode ikan : A : Coelorinchus longissimus B : Coryphaenoides sp. C : Famili Pereichthydae D : Ophidiidae sp. 3 : Famili Nomeidae 5 : Diapus fragilis 11 : Parascolopsis sp. 12 : Glytophidian sp. 13 : Hydrolagus sp. 14 : Famili Ophidiidae 15 : Belum teridentifikasi Tabel 7. Hasil rata-rata uji organoleptik beberapa ikan laut dalam di perairan selatan Jawa Organoleptik Rata-rata Mata 3,4 Insang 4,2 Lendir di permukaan kulit 5,9 Tekstur 4,4 Bau 5,7 Keterangan : Segar : bila nilai organoleptik berkisar antara 7 – 9 Agak segar : bila nilai organoleptik berkisar antara 5 – 7 Tidak segar : bila nilai organoleptik berkisar antara 1 – 5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan laut dalam ikan Coelorincus longissimus, Coryphaenoides sp., Parascolopsis sp., Diapus fragillis, Hydrolagus sp., Glytophidian sp., Ophidiidae sp., ikan famili Pereichthydae, famili Nomeidae, famili Ophidiidae, dan satu jenis ikan yang belum teridentifikasi rata-rata berada pada kisaran nilai organoleptik 3-6. Hal ini berarti kesegaran ikan berada dalam kondisi antara agak segar dan tidak segar. Faktor yang mempengaruhi mutu kesegaran ikan, adalah daerah penangkapan ikan, metode atau cara penangkapan dan pendaratan hasil perikanan termasuk juga jarak pengangkutan dari tempat penangkapan ke tempat pendaratan, cara penangkapan pasca panen hasil perikanan, cara penyimpanan dan keadaan cuaca, terutama suhu Hadiwiyato, 1993.

4.3 Hasil Analisis Proksimat