Suspensi Pencampuran
Pengeringan di Spray Dryer Suhu Inlet 160, 170, 180 dan 190
°C dan laju alir umpan 15 dan 20 mlmenit
Homogenisasi 30 menit,
± 6000 rpm
Emulsi
Bubuk Kapsul Komposisi Bahan Penyalut Terpilih
Tahap 4 konsentrasi 20 dalam larutan
Oleoresin 10 dari konsentrasi bahan penyalut
Aquades
Analisis mikrokapsul Gambar 4. Diagram alir proses mikroenkapsulasi dengan variasi kondisi
pengeringan.
E. RANCANGAN PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan acak lengkap faktorial dengan satu faktor komposisi bahan penyalut pada tahap mikroenkapsulasi
dengan variasi komposisi bahan penyalut dan dua faktor suhu inlet dan laju alir umpan pada tahap mikroenkapsulasi dengan variasi kondisi spray drying
suhu inlet dan laju alir umpan. Faktor perlakuan komposisi penyalut terdiri dari tiga taraf. Faktor
perlakuan suhu inlet diragamkan dalam empat taraf, 160, 170, 180, dan 190 °C,
39
seda
- i i = 1, kuan komposisi bahan penyalut
τi = han penyalut
pa efek acak dalam pengamatan ke-j utk taraf
Model un kelima:
ijk = μ + τi + βj + βτij + εijk
k = 1, 2, .., n untuk taraf ke - i i = 1, 2, .., a perlakuan A suhu inlet dan taraf ke - j j = 1, 2
μ = τi =
n A suhu inlet ntuk perlakuan B laju alir umpan
k utk taraf t dan taraf ke - j perlakuan B
ngkan faktor perlakuan laju alir umpan diragamkan dalam dua taraf, 15 dan 20 mlmenit. Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik. Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS 2000 dan Microsoft excel XP, 2003.
Model untuk satu perlakuan pada tahapan penelitian keempat : Yij
= μ + τi + εij
Yijk = nilai pengamatan ke - j j = 1, 2, .., n untuk taraf ke 2, .., a perla
μ = rata-rata umum efek taraf ke - i untuk perlakuan komposisi ba
εij = kekeliruan, beru ke-i perlakuan komposisi bahan penyalut
tuk dua perlakuan pada tahapan penelitian Y
Yijk = nilai pengamatan ke - k
perlakuan B laju alir umpan rata-rata umum
efek taraf ke - i untuk perlakua βj = efek taraf ke - j u
βτij = efek interaksi antara τi dan βj εijk = kekeliruan, berupa efek acak dalam pengamatan ke -
ke - i perlakuan A suhu inle laju alir umpan
40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
. Ekstraksi Oleoresin Jahe
Ekstraksi oleoresin jahe yang dilakukan merujuk pada penelitian ara 1995. Oleoresin jahe yang dihasilkan pada
pene
Karakteristik Oleoresin A
Djubaedah 1986 dan Kosw litian ini memiliki karakteristik seperti yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik oleoresin jahe
Parameter Analisis nelitian
Pustaka Hasil Pe
P cairan ken
erwarna coklat gelap
a
enampakan tal coklat
cairan kental b hingga coklat tua
Aroma bau dan flavor seperti
khas jahe, sangat kuat
jahe
a
Rendemen 16,06
3,5-10
b
Kadar sisa pelarut 1,74
30 ppm atau 0,003
c
Kadar minyak atsiri 27,1 vw atau
23,8 ww
18-35 vw
a
Bobot Jenis 1,0486
1,026-1,045
d
S 243 da
al ., 19
uliani et al., 199 DA dalam Pruthi, 19
iki penampakan berupa cairan kental dari dua lapisan yakni minyak dan resin atau zat
pada
etas, kondisi dan ukuran umber :
a
EOA No. lam Purseglove et
1 81
b
Y
c
F 80
d
Koswara, 1995 Oleoresin yang diperoleh memil
berwarna coklat tua dan terdiri t. Aroma dari oleoresin ini sangat kuat dan khas jahe. Rendemen yang
diperoleh dapat dikategorikan tinggi yakni 16,06 . Nilai ini lebih tinggi dari pada rendemen oleoresin Yuliani et al. 1991 dan juga lebih tinggi dari pada
rendemen oleoresin yang umumnya diekstraksi menggunakan pelarut etanol yakni berkisar 5-11 terhadap bahan awal kering Koswara, 1995. Namun
demikian pada penelitian Lestari 2006 dengan menggunakan metode yang sama, dapat menghasilkan rendemen sebesar 20,1.
Menurut Pruthi 1980, ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendemen dan mutu oleoresin yaitu meliputi vari
41