Kadar Air Mikroenkapsulasi Dengan Variasi Komposisi Bahan Penyalut

Gambar 13 . Proses hidrasi, awal collaps, dan full collaps pada produk flavor terenkapsulasi Whorton dan Reineccius, 1995 Nilai a w yang tinggi akan menyebabkan molekul-molekul air yang berada di sekitar produk flavor terenkapsulasi berpenetrasi ke dalam partikel-partikel matriks. Produk flavor terenkapsulasi mengalami hidrasi. Permukaan dinding matriks menjadi “stress” dan membentuk kerak. Kondisi seperti ini disebut sebagai awal dari collaps yang menyebabkan stabilitas dan retensi flavor terenkapsulasi menurun serta flavor terlepas dari dinding matriks. Partikel- partikel produk flavor terenkapsulasi saling berdekatan dan teraglomerasi membentuk fully collaps. Kondisi ini yang dinyatakan sebagai kondisi yang efektif untuk terjadinya proses “reenkapsulasi” flavor.

4. Kadar Air

Berdasarkan hasil penelitian terhadap komposisi penyalut terpilih diperoleh kadar air mikrokapsul yang dihasilkan berkisar antara 1,30 hingga 3,30. Kadar air mikrokapsul dapat terlihat pada Gambar 14. 63 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 160 170 180 190 Suhu Inlet Celcius Ka d a r Ai r Laju Alir 15 Laju Alir 20 Gambar 14. Kadar air mikrokapsul dengan variasi suhu inlet dan laju alir umpan Hasil analisis keragaman seperti yang disajikan pada Lampiran 12 menunjukkan bahwa perlakuan suhu inlet memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air mikrokapsul pada tingkat kepercayaan 95. Demikian pula dengan perlakuan laju alir umpan dan interaksi kedua perlakuan tersebut juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air mikrokapsul. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan suhu inlet taraf 180 dan 190°C berbeda nyata dengan taraf suhu inlet 170°C dan juga berbeda nyata terhadap suhu 160°C terhadap nilai kadar air mikrokapsul. Laju alir 15 dan 20 mlmenit juga berbeda nyata terhadap nilai kadar air. Kadar air tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan suhu inlet 160°C dan laju alir bahan 20 mlmenit 3,27, sedangkan kadar air terendah dihasilkan dari kombinasi perlakuan suhu inlet 190°C dan laju alir bahan 15 mlmenit 1,40. Pada Gambar 14 dapat diamati penurunan kadar air akibat adanya peningkatan suhu inlet dan peningkatan kadar air akibat adanya peningkatan laju alir umpan. Semakin tinggi suhu inlet maka semakin rendah kadar air produk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena suhu pengeringan yang tinggi akan menguapkan air dalam jumlah yang lebih besar. Sebaliknya semakin tinggi laju aliran bahan, maka jumlah air yang diuapkan akan lebih kecil. Hal ini karena aliran bahan yang berjalan lebih cepat akan menyebabkan kontak bahan 64 dengan udara kering akan berlangsung lebih singkat sementara jumlah total air dalam larutan sama jumlahnya. Akibatnya jumlah air yang diuapkan akan lebih kecil daripada jika laju alir umpan yang digunakan lebih rendah.

5. Kelarutan Dalam Air