Berdasarkan hasil total kadar minyak atsiri, oil retention tertinggi dimiliki mikrokapsul MSc 92,17, bahan aktif yang hilang selama proses pada
mikrokapsul MSc hanya 7,83, sedangkan pada mikrokapsul yang komposisi maltodekstrin-gum arab-natrium kaseinat MGSc kehilangan bahan aktif
mencapai 19. Kehilangan terbesar dimiliki oleh mikrokapsul berbahan penyalut maltodekstrim-gum MG yang mencapai lebih dari 25. Kehilangan
bahan aktif dapat terjadi saat pengeringan di spray dryer berlangsung. Sifat emulsi yang tidak sempurna dapat menyebabkan bahan aktif tidak tersaluti
dengan baik sehingga mudah menguap selama proses pengeringan.
2. Surface Oil Mikrokapsul
Persentase Surface oil pada penelitian ini merupakan parameter yang
menunjukkan besarnya oleoresin yang tidak terkapsulkan atau yang melekat di permukaan kapsul. Nilai surface oil ini sangat penting diketahui untuk melihat
seberapa efisien dan efektif bahan aktif dapat tersalutkan di dalam kapsul. Surface oil
akan lebih mudah mengalami kerusakan dan teroksidasi sehingga dapat menurunkan kualitas bahan aktif yang disalut. Gambar 7 menyajikan
hasil analisis surface oil dari mikrokapsul yang memiliki komposisi bahan penyalut yang berbeda-beda.
50
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
MG MGSC
MSC
Kom
MG : maltodekstrin-gum arab 2:1 MGSc: maltodekstrin-gum arab-natrium kaseinat 2:0.5:0.5
MSc : maltodekstrin-natrium kaseinat 2:1
pos isi Penyalut
S u
rf ac
e o il
Gambar 7. Surface oil mikrokapsul dengan variasi bahan penyalut
Berdasarkan grafik dapat diamati bahwa mikrokapsul MSc memiliki persentase surface oil terendah 0,1522. Sebaliknya mikrokapsul MG
memiliki surface oil tertinggi 0,5463 dan nilai ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai surface oil mikrokapsul MGSc 0,2746. Semakin
tinggi nilai surface oil semakin rentan akan kerusakan dan akan dapat menurunkan kualitas bahan aktif yang disalutkan.
Dari hasil analisis ragam terhadap nilai surface oil diketahui bahwa komposisi bahan penyalut memberikan pengaruh yang nyata pada tingkat
kepercayaan 95. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 6. Uji lanjut Duncan menunjukkan adanya perbedaan nyata antara surface oil
mikrokapsul MSc dengan MGSc dan MG. Beberapa hal yang mempengaruhi jumlah minyak yang terkapsul
diantaranya adalah kemampuan bahan penyalut, bahan pengemulsi dan kondisi pengeringan Thies, 1996. Komposisi bahan penyalut maltodekstrin-natrium
kaseinat MSC:2:1 menghasilkan produk yang memiliki nilai surface oil terendah. Sama halnya dengan penyebab tingginya total volatile oil, rendahnya
nilai surface oil ini juga dapat disebabkan karena kemampuan natrium kaseinat sebagai emulsifier dan penstabil emulsi yang sangat baik.
Menurut Vega dan Ross 2006, natrium kaseinat menunjukkan kemampuan surface active yang superior atau sangat baik. Sifat emusi natrium
kaseinat seperti yang telah dikemukakan di parameter sebelumnya berhubungan erat dengan adanya gugus
αS1-Kasein yang lebih bersifat hidrofilik yang dapat berikatan dengan air yang polar. Sebaliknya gugus
β- Kasein yang bersifat hidrofobik akan mengikat bagian yang non-polar.
Pada penelitian ini terlihat emulsi oleoresin di dalam suspensi bahan penyalut maltodekstrin-natrium kaseinat lebih stabil dibandingkan dengan
emulsi oleoresin di dalam komposisi lainnya. Saat oleoresin dihomogenkan ke dalam larutan bahan penyalut maltodekstrin-natrium kaseinat, oleoresin dapat
teremulsikan dengan sempurna lebih cepat dari pada komposisi lainnya. Kemampuan bahan penyalut mengemulsi bahan aktif dengan lebih baik akan
lebih efektif dalam menjaga dan mempertahankan bahan aktif sehingga minyak dan resin yang melekat dipermukaan dapat diminimalkan.
51
Beberapa literatur juga menunjukkan kemampuan natrium kaseinat sebagai bahan penyalut sekaligus emulsifier. Pada penelitian minyak jeruk,
retensi flavor yang diperoleh cukup baik dengan kadar minyak pada permukaan yang rendah Kim dan Morr, 1996. Sementara itu Lien et al. 1995 juga
melaporkan penggunaan natrium kaseinat bersama dengan gelatin dan maltodekstrin sebagai bahan penyalut menghasilkan efisiensi mikroenkapsulasi
yang tinggi. Komposisi maltodekstrin dan gum arab tidak efektif mempertahankan
minyak dan resin di dalam kapsul dengan tingginya persentase Surface oil yang diperoleh 0,5463. Banyak penelitian sebelumnya menyatakan keefektifan
gum arab sebagai bahan penyalut dalam mempertahankan minyak di dalam kapsul Krishnan et al., 2005; Shaikh et al., 2006. Hal ini disebabkan adanya
2 protein penyusun gum arab yang memiliki kemampuan emulsifikasi Anderson et al., 1985. Namun demikian kemampuan emulsifier yang dimiliki
gum arab tidak sebaik natrium kaseinat. Saat oleoresin didispersikan ke dalam larutan bahan penyalut maltodekstrin-gum arab, emulsi tidak dapat terbentuk
sempurna dengan cepat dan cenderung tidak stabil. Hal ini mengakibatkan bahan penyalut tidak dapat mempertahankan kestabilan minyak dan resin di
dalam kapsul dan pelepasan bahan aktif lebih mudah terjadi.
3. Aktivitas air a