Total Volatile Oil dan Oil Retention

warna mikrokapsul secara visual bervariasi dari kuning-hingga kuning muda, dapat dilihat pada Lampiran 3.

1. Total Volatile Oil dan Oil Retention

Total volatile oil atau total kadar minyak atsiri adalah total jumlah dari minyak atsiri yang terdapat di mikrokapsul baik di dalam maupun yang melekat dipermukaan. Total volatile oil yang dihasilkan dari mikrokapsul pada tahapan penelitian ini bervariasi untuk setiap komposisi bahan penyalut. Total kadar minyak atsiri tertinggi dihasilkan mikrokapsul MSc 2,19, sedangkan mikrokapsul MGSc menghasilkan total kadar minyak atsiri 1,93 dan mikrokapsul yang menghasilkan kadar atsiri terendah adalah mikrokapsul MG 1,75. Hasil total kadar minyak atsiri mikrokapsul jika dibandingkan dengan total kadar minyak atsiri bahan aktif semula menunjukkan nilai retensi bahan aktif oil retention. Pada Gambar 6 terlihat variasi total kadar minyak atsiri dan oil retention mikrokapsul. MG : maltodekstrin-gum arab 2:1 Oil Retention 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 MG MGSc MSc Komposisi Penyalut T o ta l V o la ti le o il 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 O il R etenti on MGSc: maltodekstrin-gum arab-natrium kaseinat 2:0.5:0.5 Total Volatile Oil MSc : maltodekstrin-natrium kaseinat 2:1 Gambar 6. Total volatile oil mikrokapsul dengan variasi bahan penyalut 48 Dari hasil analisis ragam terhadap total kadar minyak atsiri pada Lampiran 9, diketahui adanya pengaruh yang nyata dari variasi komposisi bahan penyalut pada tingkat kepercayaan 95. Uji lanjut Duncan memperlihatkan bahwa total kadar minyak atsiri mikrokapsul berbeda nyata satu sama lain. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan bahan penyalut dalam melindungi bahan aktif dan mempertahankannya. Mikrokapsul MSc memiliki total kadar minyak atsiri yang tertinggi. Ini berkaitan dengan kemampuan natrium kaseinat sebagai penstabil emulsi minyak dalam air yang sangat baik. Natrium kaseinat dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua fase disebabkan adanya karakter ampifilic yang kuat dari komponen utama kasein yakni αS1-Kasein lebih hidrofilik dan β-Kasein lebih hidrofobik Ruis, 2007 sehingga minyak yang terdispersi di dalam larutan bahan penyalut akan teremulsi dengan lebih baik dan kehilangan minyak selama proses pengemulsian maupun proses pengeringan dapat diminimalkan. Hasil penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa bahan penyalut dari jenis protein maupun kombinasi protein dengan polisakarida adalah lebih efektif sebagai bahan penyalut. Kim dan Morr, 1996; Moreau dan Rosenberg, 1996; Lien et al., 1995. Menurut Zhao dan Whistler 1994, pati dapat berinteraksi dengan komponen-komponen lain seperti protein membentuk granula sphere dalam proses spray drying. Granula ini dapat membawa sejumlah komponen bahan pangan seperti minyak dan flavor dan dapat mengontrol pelepasannya dari struktur poros granula. Komposisi bahan penyalut maltodekstrin-gum arab tidak seefektif kedua komposisi penyalut lainnya dalam mengemulsikan minyak bahan aktif di dalam larutan bahan penyalut. Kemampuan emulsifkasi gum arab yang hanya memiliki kandungan protein 2 Anderson et al., 1985 tidak sebaik kemampuan emulsifikasi protein susu seperti natrium kaseinat. Emulsi minyak bahan aktif dalam larutan yang tidak stabil sangat rentan akan kehilangan bahan aktif selama proses homogenisasi dan proses pengeringan. 49 Berdasarkan hasil total kadar minyak atsiri, oil retention tertinggi dimiliki mikrokapsul MSc 92,17, bahan aktif yang hilang selama proses pada mikrokapsul MSc hanya 7,83, sedangkan pada mikrokapsul yang komposisi maltodekstrin-gum arab-natrium kaseinat MGSc kehilangan bahan aktif mencapai 19. Kehilangan terbesar dimiliki oleh mikrokapsul berbahan penyalut maltodekstrim-gum MG yang mencapai lebih dari 25. Kehilangan bahan aktif dapat terjadi saat pengeringan di spray dryer berlangsung. Sifat emulsi yang tidak sempurna dapat menyebabkan bahan aktif tidak tersaluti dengan baik sehingga mudah menguap selama proses pengeringan.

2. Surface Oil Mikrokapsul