Kelarutan Dalam Air Struktur Mikrokapsul

dengan udara kering akan berlangsung lebih singkat sementara jumlah total air dalam larutan sama jumlahnya. Akibatnya jumlah air yang diuapkan akan lebih kecil daripada jika laju alir umpan yang digunakan lebih rendah.

5. Kelarutan Dalam Air

Hasil kelarutan dalam air dari perlakuan variasi suhu inlet dan laju alir tidak begitu besar perbedaannya. Dapat dilihat pada Tabel 7. Nilai kelarutan dalam air mikrokapsul berkisar antara 94,04-94,80. Uji ragam pada tingkat kepercayaan 95 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata yang diberikan oleh variasi suhu inlet dan laju alir terhadap tingkat kelarutan dalam air. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 15. Tabel 7. Kelarutan dalam air mikrokapsul dengan dengan variasi suhu inlet dan laju alir bahan Suhu inlet °C laju alir umpan mlmenit Nilai kelarutan dalam air 16015 94.04 16020 94.25 17015 94.34 17020 94.19 18015 94.80 18020 94.48 19015 94.66 19020 94.32 Nilai kelarutan dalam air sangat ditentukan oleh kemampuan kelarutan bahan penyalut dalam air. Kelarutan bahan penyalut dalam air yang tinggi dapat mempermudah pelepasan flavor atau bahan aktif pada aplikasinya. Pada penelitian ini bahan penyalut yang digunakan berkomposisi sama yakni maltodekstrin-natrium kaseinat 2:1 sehingga kemampuan kelarutan dalam air yang dimiliki mikrokapsul cenderung sama. Pengaruh suhu inlet dan laju alir umpan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kelarutan bahan penyalut dalam air. 65

6. Struktur Mikrokapsul

Morfologi mikrokapsul mempengaruhi sifat mikrokapsul lainnya seperti laju pelepasan flavor, surface oil, retensi dan lain-lain. Pada studi ini digunakan teknik Scanning Electron Microscopy SEM untuk mengetahui struktur mikrokapsul. Mikrokapsul yang diamati adalah mikrokapsul dengan komposisi penyalut maltodekstrin-natrium kaseinat MSc:2:1: suhu inlet 17015mlmenit dan mikrokapsul maltodekstrin-natrium kaseinat MSc:2:1: suhu inlet 19015mlmenit. Selain itu juga diamati mikrokapsul berkomposisi maltodekstrin-gum arab MG:2:1 yang memiliki oil retention terendah pada penelitian tahap 1. Gambar 15, Gambar 16, dan Gambar 17 menyajikan foto hasil SEM. Gambar 15. Morfologi mikrokapsul MSc suhu 170 °C15mlmenit dengan menggunakan SEM 20kv, perbesaran 100X kiri dan1500X kanan 66 Gambar 16. Morfologi mikrokapsul MSc suhu 190 °C dan 15mlmenit dengan menggunakan SEM 20kv, perbesaran 100X kiri dan1500X kanan Ukuran mikrokapsul berkisar antara 2 sampai 38.6 μm. Dapat diamati pada Gambar 15 dan Gambar 16, mikrokapsul MSc hasil pengeringan suhu inlet 170 °C dengan laju alir 15mlmenit dan mikrokapsul MSc hasil pengeringan suhu inlet 190 °C dengan laju alir 15mlmenit memiliki bentuk yang relatif sama seperti bola. Dari gambar tampak pula bahwa pada mikrokapsul dengan suhu inlet 190 °C dengan laju alir 15mlmenit telah terdapat keretakan pada mikrokapsul. Keretakan ini dapat terjadi karena suhu pengeringan yang tinggi. Keretakan mikrokapsul dapat memacu tingkat pelepasan bahan aktif sehingga nilai surface oil meningkat dan dapat mempengaruhi stabilitas retensi. Meskipun demikian, dari hasil uji lanjut Duncan kenaikan surface oil tidak terlalu siginifikan sehingga tidak tampak nilai surface oil yang berbeda nyata dengan mikrokapsul MSc yang dihasilkan pada kondisi pengeringan suhu inlet 170 °C dan laju alir 15mlmenit. Gambar 17 memperlihatkan struktur mikrokapsul MG yang bentuknya juga relatif sama seperti bola. Pada mikrokapsul MG telah terlihat adanya mikrokapsul yang berkerut dan pecah. Kerutan dapat menjadi awal adanya keretakan dan pecahnya mikrokapsul akibat suhu yang tinggi. Dengan 67 morfologi yang demikian akan memacu pelepasan flavor yang lebih besar indikasi nilai surface oil tinggi dan oil retention rendah. Gambar 17. Morfologi mikrokapsul MG dengan menggunakan SEM 20kv, perbesaran 100X kiri dan1500X tengah dan kanan

7. Profil Komponen Minyak Atsiri Jahe Dengan GCMS Gas